Abstrak: udara merupakan komponen yang penting adlam
kehiudpan manusia selain air. Tanpa adanya udara manusia takan bisa bernafas
atau menghirup oksigen. Udara mengan kadar oksigen atau O2 udara yang bersih
pasti banyak mengandung O2. Tapi, perilaku sehari-haari manusia dapat mencemari
atau mengotori udara yang berada disekitarnya. Contoh, penggunaan kendaraan
bermotor yang terlalu berlebihan. Oleh karena itu, kita harus segera
menanggulangi kejadian ini.
Kata Kunci: Pencemaran Udara, kendaraan bermotor, energi
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan
Hidup No. Kep.02/Men-KLH/1988, yang dimaksudkan dengan pencemaran udara adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain keudara
dan atau berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau proses alam
sehingga kualitas udara menurun hingga ke tingkat tertentu sehingga menyebabkan
udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya (Siregar, Edy Batara. 2005)
Pertumbuhan aktivitas ekonomi dan urbanisasi yang cukup
tinggi baik diperkotaan atau di subperkotaan berpotensi besar meningkatkan
pengunaan konsumsi energi, seperti pada kebutuhan bahan bakar guna pembangkit tenaga
listrik, tungkutungku industri dan transportasi. Pembakaran bahan bakar ini
merupakan sumber-sumber pencemar udara yang dilepaskan keudara, seperti CO, NO,
SPM (suspended particulate matter), dan berbagai macam logam berat lainnya.
(Buiyono, Arif. 2001)
Seperti yang dikutip oleh Sari, Maya. 2015 6 Dampak
Pencemaran Udara:
1. Dampak
untuk Kesehatan
Udara yang tercemar dapat masuk ke dalam tubuh melalui system
pernapasan. Zat-zat pencemar berukuran besar dapat tertahan di saluran
pernapasan bagian atas, sedangkan zat-zat pencemar berukuran kecil dan gas
dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem
peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
2. Dampak terhadap Tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan
tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya. Tanaman
tersebut juga rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam.
Zat yang menempel di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
3. Terjadinya Hujan Asam
Derajat keasaman (pH) normal air hujan
adalah 5,6 karena adanya karbondioksida (CO2) di atmosfer. Pencemar udara
seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH
air hujan.
4. Efek Rumah Kaca
Suhu udara meningkat sangat terkait dengan
makin gundulnya hutan akibat penebangan liar dan kebakaran hutan. Hal ini
meningkatkan kadar karbondioksida. Selanjutnya, aktivitas manusia yang
menghasilkan asap kendaraan bermotor dan asap rokok juga meningkatkan kadar
CO2. Kadar CO2 di atmosfer yang semakin menumpuk akan sulit dinetrakan, pada
akhirnya menyebabkan efek rumah kaca.
5. Penipisan Lapisan Ozon
Lapisan ozon berfugsi untk menyaring sinar
matahari yang berbahaya yaitu sinar ultraviolet, selain itu lapisan ini
berfugsi mengendalikan jumlah panas di atmosfer. Kerusakan ozon dapat
mengakibatkan kenaikan suhu di atmofer, sehingga meningkatkan pemanasan global
di bumi ini.
6. Atmosfer yang Terancam
Atmosfer bumi merupakan lapisan gas atau
udara yang berguna untuk menyaring sinar dan cahaya matahari. Lapisan udara ini
terdiri atas debu, gas dan uap air. Semakin hari atmosfir bumi semakin tercemar
akibat ulah manusia. Semakin banyak mobil, pabrik, dan rumah yang bermunculan,
semakin menambah besarnya pencemaran.
Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor
merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Menurut
Soedomo,dkk, 1990, transportasi darat memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap setengah dari total emisi SPM10, untuk sebagian besar timbal, CO, HC,
dan NOx di daerah perkotaan, dengan konsentrasi utama terdapat di daerah lalu
lintas yang padat, dimana tingkat pencemaran udara sudah dan/atau hampir
melampaui standar kualitas udara ambient (Kusminingrum, Nanny. 2008). Sejalan
dengan itu pertumbuhan pada sektor transportasi, yang diproyeksikan sekitar 6%
sampai 8% per tahun, pada kenyataannya tahun 1999 pertumbuhan jumlah kendaraan
di kota besar hampir mencapai 15% per tahun. Dengan menggunakan proyeksi 6-8%
maka penggunaan bahan bakar di Indonesia diperkirakan sebesar 2,1 kali konsumsi
tahun 1990 pada tahun 1998, sebesar 4,6 kali pada tahun 2008 dan 9,0 kali pada
tahun 2018 (World Bank, 1993 cit KLH, 1997). Pada tahun 2020 setengah dari
jumlah penduduk Indonesia akan menghadapi permasalahan pencemaran udara
perkotaan, yang didominasi oleh emisi dari kendaraan bermotor.
Solusi pencemaran udara:
1) Solusi teknologi: Solusi pencemaran udara ialah
dengan menggunakan teknologi bersih. Berbagai bahan untuk mereduksi polutan
terus dirintis ddan dikembangkan, sebagai contohnya mobil dengan sumber energi
bensin yang saat ini sudah dilengkapi dengan catalytic converter, yang berfungsi
mengurangi konsentrasi gas pembuangannya.
2) Meningkatkan kesadaran dan mengubah perilaku:
pencemaran udara dan masalah lingkungan sebenarnya adalah masalah kolektif yang
penyelesaiannya butuh dicari secara bersamaan, karena pada dasarnya lingkungan
tidak mengenaal batas-batas. Lantas kesadaran dan perilaku apa saja yang secara
nyata dapat mengurangi pencemaaran udara, mulai ddari hemat energi, hemat aair,
mengurangi penggunaan kendaran bermotor, mengurangi pembakaran sampah, dll.
(Hidayat, Atep Afia. 2018)
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep
Afia dan Kholil, Muhammad. 2018. Kimia Dan Pengetahuan Lingkungan Industri.
Wahana Resolusi. Yogyakarta
Sari, Maya.
2015. 6 dampak pencemaran udara https://dosenbiologi.com/lingkungan/dampak-
pencemaran-udara
(Diakses pada 5 November 2018)
Kusmuningrum,
Nanny. 2008. POLUSI UDARA AKIBAT AKTIVITAS KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN
PERKOTAAN PULAU JAWA DAN BALI dan https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/43220615/infopublik20130926120104_1.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1542022499&Signature=p4cAEZopmrSx79LvkHo2%2BrqMrnk%3D&response-content-disposition=inline%3B%20filename%3DPOLUSI_UDARA_AKIBAT_AKTIVITAS_KENDARAAN.pdf
(Diakses pada 5 November 2018)
Budiyono, Afif. 2001. Pencemaran Udara: Dampak Pencemaran
Udara pada Lingkungan, Vol. 2. http://jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/view/687/605
(Diakses pada 5 November 2018)
Siregar, Edy Batara. 2005. Pencemaran Udara Respon Tanaman
dan Pengaruhnya Pada Manusia dan https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32746058/hutan-edi_batara13.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1542022448&Signature=2hlvvNmx9SnJxuqd1m17XD1Vh4Y%3D&response-content-disposition=inline%3B%20filename%3DHutan-edi_batara13.pdf
(Diakses pada 5 November 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.