Manusia membutuhkan air untuk
seluruh proses hidupnya terutama untuk air minum. Air minum adalah bagian dari
siklus air global, yang merupakan fungsi dari abiotik dan biotik. Siklus ini
semakin dipengaruhi oleh kegiatan manusia dari penggunaan air dan pembuanganya.
Air dapat dikatakan senyawa terpenting di dunia. Kenyataannya air menutup
kurang lebih 70% permukaan bumi. Dan menyebabkan foto angkasa luar planet bumi
tampak berwarna biru sangat indah. Air dibutuhkan perorangan maupun industri.
Dalam keadaan normal, air jernih, tidak berasa, tidak berbau. Tetapi dengan
meningkatnya perkembangan penduduk yang
cepat di negara berkembang menyebabkan lingkungan dikontaminasi dengan
meningkatkan beban pencemaran secara signifikan di sungai dan badan air lainnya.
Fenomena pencemaran air terjadi di Indonesia karena polutan seperti deterjen,
merkuri, hujan asam minyak, dan mikroba air. Pencemaran air menunjukkan bahaya
manusia
Kata Kunci: Pencemaran
Air Limbah.
Sumber
air tanah yang banyak dimanfaatkan warga adalah air sumur gali. Air sumur gali bila
kondisinya tercemar baik oleh limbah domestik maupun limbah industri
me-nyebabkan dampak terhadap kesehatan manusia. Manusia membutuhkan air untuk
seluruh proses hidupnya terutama untuk air minum. Air minum adalah bagian dari
siklus air global, yang merupakan fungsi dari abiotik dan biotik. Siklus ini
semakin dipengaruhi oleh kegiatan manusiadari penggunaan air dan pembuanganya.
Proyeksi perubahan iklim, perkotaan dan pengembangan industri mengancam
kualitas air minum dan ketersediaan air yang digunakan.
Limbah
kegiatan domestik dapat meningkatkan kandungan bahan organik, lemak-minyak di
dalam perairan serta bahan non organik yang sulit terdegradasi seperti sampah
plastik. Menurunnya kualitas air dan berubahnya sifat-sifat fisika-kimia akibat
pencemaran yang terjadi akan membahayakan bagi kehidupan organisme perairan
terutama makrozoobenthos, karena sifat hidupnya yang relatif menetap di dasar
perairan (Yusuf, 1994).
Karakterisrik
Air Limbah
Secara
awam air tercemar dapat dilihat dengan mudah, misalnya dari kekeruhan, karena umumnya
orang berpendapat bahwa air murni atau bersih itu jernih dan tidak keruh, atau
dari warnanya yang transparan dan tembus cahaya, atau dari baunya yang
menyengat hidung, atau menimbulkan gatal-gatal pada kulit dan ada juga yang
dapat merasakan dengan lidah, seperti rasa asam dan getir. Sebenarnya mudah
untuk mengenal air yang tercemar, oleh karena itu jangan meremehkan informasi
dan keluhan masyarakat tentang pencemaran air. Air tercemar juga dapat
diketahui dari terganggunya organisme perairan, baik ikan, tanaman dan
hewan-hewan yang berhubungan dengan air tersebut. Dalam menentukan karakteristik
limbah, parameter-parameter yang dipakai antara lain :
1) Parameter Suhu. Parameter ini sangat diperlukan dalam
penentuan karakter limbah, karena menyangkut kecepatan reaksi dan pengaruhnya
terhadap kelarutan suatu gas, bau dan rasa. Beberapa jenis bakteri populasinya dipengaruhi
oleh suhu dari limbah, dan organisme perairan sangat peka terhadap perubahan
suhu air. Pengukuran suhu dapat dipakai termometer khusus yang dapat dipakai untuk
setiap variasi kedalaman.
2) Parameter Rasa dan Bau. Diakibatkan oleh material-material
terlarut, dapat berupa zat organik seperti phenol dan Khlorophenol. Bau dan
Rasa merupakan sifat air yang sangat subyektif, karena itu sulit diukur, tetapi
bisa di identifikasi seperti bau busuk, bau gas, rasa pahit, dan rasa masam.
3) Parameter Warna. Estetika air sering dilihat dari warna. Secara
awam Air yang jernih, transparan, segar dan tidak bau merupakan indikator air
bagus. Namun demikian penting untuk dapat membedakan antara air yang mempunyai
warna asli akibat material terlarut dan warna semu akibat zat-zat yang
tersuspensi.
4) Parameter Kekeruhan. Hadirnya material berupa koloid
menyebabkan air menjadi tampak keruh yang secara estetis kurang menarik dan
mungkin bisa berbahaya bagi kesehatan. Kekeruhan dapat pula disebabkan oleh
partikel-partikel tanah liat, lempung, lanau atau akibat buangan limbah rumah
tangga
maupun limbah industri atau bahkan karena adanya mikroorganisme
dengan jumlah besar.
5) Parameter pH. Tingkat asiditas atau alkalinitas suatu sampel diukur berdasarkan skala pH yang dapat menunjukkan
konsentrasi ion hydrogen dalam larutan tersebut. Skala pH mempunyai rentang 0 –
14, dengan nilai 7 sebagai pH netral, di bawah 7 larutan disebut asam sedangkan
di atas 7 larutan disebut basa. Reaksi kimia banyak dikendalikan oleh nilai pH
dan demikian pula aktivitas biologi yang biasanya dibatasi oleh rentang pH yang
sangat sempit (pH antara 6 – 8). Air yang terlalu asam atau basa tidak dikehendaki
oleh karena akan bersifat korosif atau kemungkinan akan sulit diolah.
Air
merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,
bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air tersebut harus
dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan makhluk
hidup lainnya. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan generasi
mendatang. Jika air sudah tercemar sumber penyakit pun datang secara perlahan.
PENYAKIT DAN
AIR
Beberapa
penyakit yang berhubungan dengan air (Waterborne Deseases) telah dikenal sejak
lama. Pencemaran air minum oleh air limbah rumah tangga dan limbah industry yang
mengandung organisme yang dapat menimbulkan penyakit, virus, bakteria pathogen dan
sebagainya, dapat menyebar dengan cepat ke seluruh sistem jaringan pelayanan air
minum tersebut, serta dapat menyebabkan wabah atau peledakan jumlah penderita
penyakit di suatu wilayah dalam waktu singkat. Beberapa ciri khusus penyebaran
penyakit-penyakit tersebut Beberapa penyakit yang paling sering berjangkit antara
lain yakni:
1.
Disentri
Penyebabnya adalah beberapa jenis bakteri dysentery baccilus, waktu
inkubasi 1 – 7 hari, biasanya sekitar 4 hari atau kurang. Gejala penyakitnya
antara lain : bakteri dysentery yang masuk melalui mulut akan tumbuh di dalam
perut besar, dan berubah secara lokal ke kondisi sakit misalnya timbulnya bisul
pada selapur lender (mucous membrane). Gejala utama yakni mencret,
mulas, demam, rasa mual, muntahmuntah, serta berak darah campur lendir. Infeksi
penyakit ini dapat berjangkit sepanjang tahun. Penderita dan carriernya adalah
sumber penuranan yang utama, dan penularannya dapat terjadi melalui makanan,
air minum atau kontak orang ke orang.
2.
Tipus dan Paratifus
Penyebabnya adalah jenis bacillus typhus dan parathyphus, dengan
waktu inkubasi antara 1 sampai 3 minggu. Bakteri penyakit tersebut masuk
melalui mulut dan menjangki pada struktur lympha (getah bening) pada bagian bawah
usus halus, kemudian masuk ke aliran darah dan akan terbawa ke organ-organ
internal sehingga gejala muncul pada seluruh tubuh misalnya: seluruh badan
lemas, pusing, hilang nafsu makan, dan timbul deman serta badanmenggigil. Pada
penderita yang serius sering timbul gejala pendarahan usus. Suhu badan
berfluktuasi dan akan turun perlahan-lahan setelah infeksi berjalan tiga atau empat
minggu, dan gejala umum juga hilang.
3.
Kholera
Penyebabnya adalah bakteri patogen jenis vibrio cholerae, dan waktu
inkubasinya antara beberapa jam sampai lima hari. Bakteri vibrio cholerae yang
masuk melalui mulut akan berkembang di dalam usus halus (small intestine), dan
menghasilkan exotoxin yang menyebabkan rasa mual. Gejala yang penting yakni
mencret atau diare dengan warna putih keruh dan muntah-muntah. Kadang-kadang
juga terjadi dehidrasi, dan pada kasus yang serius kemungkinan dapat
menyebabkan penderita menjadi koma.
4.
Hepatitis A
Penyebabnya adalah virus hepatitis A, dengan waktu inkubasi antara
15 sampai 30 hari (biasanya 30 hari). Infeksi umumnya terjadi melalui mulut.
Gejala primairnya antara lain rasa mual, pusing disertai demam, dan rasa lelah/lemas
di seluruh tubuh. Gelaja spesifik antara lain terjadinya pembengkaan liver dan timbul
gejala sakit kuning. Sumber penularan yakni air minum atau makanan yang
tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung virus hepatitis A.
5.
Poliomelistis Anterior Akut
Penyebabnya adalah virus polio, waktu inkubasi antara 3 sampai 21
hari, biasanya antara 7 sampai 12 hari. Virus polio masuk melalui mulut dan
menginfeksi seluruh struktur tubuh, kemudian menjalar melalui simpul saraf lokal,
dan selanjutnya menyerang sistem saraf pusat, yang dapat menyebabkan
kelumpuhan. Beberapa gejala dapat terlihat antara yakni demam, rasa meriang/tak
enak badan, tenggorokan sakit, pusing-pusing dan terjadi kejang mulut (bibir
atas dan bawah tidak dapat digerakkan). Sumber infeksi yakni virus polio yang
terdapat pada tinja atau dahak penderita atau virus yang terbawa oleh inangnya
(carrier), dan penularan kadang-kadang juga melalui air minum atau makanan yang
terkontaminasi (tercemar).
MENANGGULANGI
PENCEMARAN AIR
Pencemaran air merupakan persoalan
yang terus berkelanjutan karena air merupakan bagian dari sumber makhluk hidup
yang ada di muka bumi. Jika air sudah tercemarakan membahayakan bagi semua
makhluk hidup. Terdapa tiga strategi untuk menanggulangi pencemaran air, yaitu
melalui strategi pendidikan, hukum, dan ekonomi (Woodford, 2015; Hidayat, 2011)
1.
Pendidikan
Hampir setiap orang berperan dalam pengrusakan ekosistem. Cara berpikir,
kebiasaan, sikap, dan karakter sebagian manusia belum bersahabat dengan
ekosistem. Melalui penerapan pendidikan lingkungan, baik secara formal mapun non
formal diharapkan cara berpikir, kebiasaan, sikap, dan karakter sebagian
manusia berubah, menjadi lebih hijau, lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
2.
Hukum
Salah satu yang
menjadi persoalan yang cukup besar dari pencemaran air ialah adanya kenyataan
bahwa perairan atau badan-badan air itu melintasi batas daerah dan batas
negara. Untuk mengatur persoalan lingkungan yang mungkin timbul lintas negara,
maka dibuatlah peraturan memgenai lingkungan yang berlaku di global mulai dari
konvensi internasional untuk pencegahan pencemaran dari kapal dan masih banyak
lagi.
3. Ekonomi
Sebagian besar
ahli lingkungan sudah menyetujui bahwa cara terbaik untuk mengatasi pencemaran
lingkungan, termasuk pencemaran air dengan dilakukannya prinsip pencemar
membayar. Karna sebagain pekerjaan yang kerjanya dilautan sebagian besar
menimbulkan dampak buruk bagi sumber daya perairan, baik air permukaan maupun
air tanah.
KESIMPULAN:
Pencemaran
air dari limbah industri sangat merugikan kondisi ekologis di perairan
Indonesia. Krisis perairan akan terjadi jika upaya penanggulangan pencemaran air
tidak segera diatasi dari sekarang. Akan terjadi gangguan kesehatan pada
masyarakat karena kesehatan lingkungan merupakan faktor penentu derajat
kesehatan masyarakat. Logam berat benar-benar telah mengancam kehidupan manusia
/ masyarakat nelayan dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Salah satu solusi
penanggulangan pencemaran logam berat di perairan Indonesia adalah dengan
melestarikan hutan mangrove. Karena tumbuhan mangrove dari Jenis A. marina dan
Rhizophora spp. Memiliki kemampuan dalam menyerap zat pencemar logam berat di
perairan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
·
Hidayat,
Atep Afia. Kholil Muhammad. 2018. Kimia Dan Pengetahuan Lingkungan Industri.
Wahana Resolusi. Jakarta.
·
Widiyanto.
Fitria, Agnes. Yuniarno. Saudin. Kuswanto. 2013. Polusi Air Tanah Akibat Limbah Industri
dan Limbah Rumah Tangga. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 2 (2015). http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas.
. Diakses http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=305891&val=5652&title=POLUSI%20AIR%20TANAH%20AKIBAT%20LIMBAH%20INDUSTRI%20%20DAN%20LIMBAH. Dipublikasikan Juli 2013.
·
Sulistyo
Arty, Indyah. 2006. Polusi Air Untuk Materi Pembelajaran Sains Dalam Perspektif
Personal Dan Sosial. Jurnal Cakrawala
Pendidikan No 3 (2006): Cakrawala Pendidikan, November 2006, Th. XXV, No.3
Publisher : LPPMP Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=416749&val=445&title=Polusi%20air%20untuk%20materi%20pembelajaran%20sains%20dalam%20perspektif%20%20personal%20dan%20sosial. Dipublikasikan November 2006.
·
Yusuf,
Muh. 2011. Kajian Dampak Pencemaran Terhadap Kualitas Lingkungan Perairan dan
Struktur Komunitas Organisme Makrozoobenthos Di Muara Sungai Babon, Semarang. BULETIN
OSEANOGRAFI MARINA Vol 1, No 1 (2011): Vol 1, No.1, Oktober 2011 Publisher :
BULETIN OSEANOGRAFI MARINA. Diakses http://garuda.ristekdikti.go.id/journal/article/20725. Dipublikasikan 28 Maret 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.