.

Sabtu, 01 September 2018

Air Limbah

@H11-Al Kindi
oleh Al Kindi Syah Alam
Abstrak: Air limbah adalah cairan atau buangan dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lain yang mengandung bahan – bahan yang dapat membahayakan kehidupan manusia maupun makhluk hidup lain serta mengganggu kelestarian lingkungan.
Dalam pemilihan teknologi pengolahan air limbah terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan, antara lain sebagai berikut: Kualitas dan kuantitas air limbah yang akan diolah, Kemudahan pengoperasian dan ketersediaan SDM yang,memenuhi kualifikasi untuk pengoperasian jenis IPAL terpilih, Jumlah akumulasi lumpur, Kebutuhan dan ketersediaan lahan, Biaya pengoperasian, Kualitas hasil olahan yang diharapkan dan Kebutuhan energi.

Kata Kunci: Air Limbah, Teknologi pengolahan air limbah
Isi : Air limbah adalah  cairan atau buangan dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lain yang mengandung bahan – bahan yang dapat membahayakan kehidupan manusia maupun makhluk hidup lain serta mengganggu kelestarian lingkungan.
Terdapat banyak teknologi pengolahan air limbah yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar pencemar sesuai baku mutu yang telah ditetapkan yaitu warna,suhu, pH, BOD, COD, TSS, Phenol total, Amonia total, Minyak-Lemak dan Krom total baik secara fisika, kimia dan biologi. Proses fisika dan kimia antara lain dengan sedimentasi, flokulasi, koagulasi, adsorpsi, ultrafiltrasi, oksidasi dengan ozon dan teknologi membran, sedangkan proses biologi menggunakan aktivitas mikroorganisme dan tanaman air.Proses fisika dan kimia cenderung lebih mahal dalam operasional dan menghasilkan lumpur cukup banyak. Dalam proses biologi mikroorganisme yang digunakan berasal dari jenis bakteri dan jamur, sedangkan apabila menggunakan tanaman air dapat berupa tanaman yang mencuat di atas permukaan air, yang mengapung di permukaan air dan yang mengambang di dalam air antara lain misalnya enceng gondok.
Dalam pemilihan teknologi pengolahan air limbah terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan, antara lain sebagai berikut:
a.    Kualitas dan kuantitas air limbah yang akan diolah.
b.    Kemudahan pengoperasian dan ketersediaan SDM yang memenuhi kualifikasi untuk pengoperasian jenis IPAL terpilih
c.    Jumlah akumulasi lumpur
d.    Kebutuhan dan ketersediaan lahan
e.    Biaya pengoperasian
f.     Kualitas hasil olahan yang diharapkan dan
g.    Kebutuhan energi
Pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan cara segregasi atau pemilahan limbah. Pemisahan antara air limbah untuk keperluan mandi dan cuci atau air bukan proses dengan air limbah dari proses elektroplating sehingga volume limbah plating menjadi kecil. Tidak mencampurkan limbah plating sianida dengan limbah asam untuk menghilangkan kerak karena dapat menimbulkan gas-gas berbahaya. Limbah yang dihasilkan dari tahap pembersihan permukaan bahan yang mengandung asam dipisahkan dari limbah elektroplating. Limbah asam dinetralkan dengan kapur atau soda api. Sedangkan air limbah proses plating selanjutnya dilakukan pengolahan agar buangan air limbahnya memenuhi baku mutu yang disyaratkan.
Pengolahan air limbah yang mengandung bahan organik, secara biologis dapat dilakukan dengan beberpa jenis pengolahan, yaitu aerobik, anaerobik atau gabungan beberapa proses tersebut. Proses pengolahan air limbah secara biologis tersebut,mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Untuk itu diperlukan upaya dengan teknologi yang sederhana, murah, mudah, tepat guna, ekonomis serta operasional dan pemeliharannya yang tidak memerlukan tenaga khusus.
Berdasarkan dengan hal pencemaran air dan kualitas air, maka menteri lingkungan hidup telah menetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri  dan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun  2001 tentang  Pengelolaan Kualitas Air dan Pencemaran Air. Kualitas air ditentukan berdasarkan keadaan air dalam  keadaan normal, dan bila terjadi penyimpangan dari keadaan normal disebut sebagai air yang mengalami pencemaran, atau disebut air terpolusi. Analisis penentuan kualitas air sangat penting bagi pengguna air sebagai informasi tentang keberadaan senyawa kimia yang terkandung di dalam air
Untuk memberikan gambaran tentang kualitas air dari pembuangan limbah cair pabrik  maka secara umum kualitas air ditentukan berdasarkan beberapa parameter, yaitu :
a.    TDS (Total Dissolve Solid) adalah  ukuran zat terlarut (baik itu zat organik maupun anorganik, misalnya garam dan sebagainya) yang terdapat pada sebuah larutan. Umumnya berdasarkan definisi di atas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2 micrometer (2×10-6meter). Aplikasi yang umum digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dan sebagainya. Setidaknya, kita dapat mengetahui air minum mana yang baik dikonsumsi tubuh, ataupun air murni untuk keperluan kimia (misalnya pembuatan kosmetika, obat-obatan, makanan, dan lain-lain).
b.    TSS (Total Suspended Solid) atau total padatan tersuspensi adalah padatan yang tersuspensi di dalam air berupa bahan-bahan organik dan  anorganik  yang dapat disaring dengan kertas millipore berporipori 0,45 μm. Materi yang tersuspensi mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi matahari ke dalam badan air, kekeruhan air meningkat yang menyebabkan gangguan pertumbuhan bagi organisme produser.
c.     COD atau  Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigenyang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam  air (Boyd, 1990).  Pada  prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu kaliumbikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui)  yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu. Selanjutnya, kelebihan kalium bikromatditera dengan cara titrasi. Dengan demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan. Kelemahannya, senyawa kompleks anorganik yang ada di perairan  yang dapat teroksidasi juga ikut dalam reaksi, sehingga dalam kasus-kasus tertentu nilai COD mungkin sedikit ‘over estimate’ untuk gambaran   kandungan bahan organic. BOD atau Biochemical Oxygen Demand   adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam  kondisi  aerobik Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana, yaitu mengukur  kandungan oksigen terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah pengambilan  contoh, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (20oC) yangsering disebut dengan DO5. Selisih DOi  dan DO5(DOi-  DO5) merupakan nilai  BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen per liter (mg/L).
d.     Konsentrasi ion hydrogen adalah ukuran kualitas dari air maupun dari air limbah. Adapun kadar yang baik adalah kadar dimana masih memungkinkan kehidupan biologis di dalam air berjalan dengan baik. Air limbah dengan konsentrasi air limbah yang tidak netral akan menyulitkan proses biologis, sehingga mengganggu proses penjernihannya. Pengukuran pH air dilakukan menggunakan pH-meter.
e.    Debit  air sungai memberikan informasi  mengenai jumlah air yang mengalir pada waktu tertentu. Oleh karena itu, data  debit air berguna untuk mengetahui cukup tidaknya penyediaan air untuk berbagai  keperluan (domestik, irigasi, pelayaran, tenaga listrik dan industri), pengelolaan DAS, pengendalian sedimen, prediksi kekeringan dan penilaian beban pencemaran air.
Kesimpulan : Air limbah adalah  cairan atau buangan dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lain yang mengandung bahan – bahan yang dapat membahayakan kehidupan manusia maupun makhluk hidup lain serta mengganggu kelestarian lingkungan. Terdapat banyak teknologi pengolahan air limbah yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar pencemar sesuai baku mutu yang telah ditetapkan yaitu warna,suhu, pH, BOD, COD, TSS, Phenol total, Amonia total, Minyak-Lemak dan Krom total baik secara fisika, kimia dan biologi
Daftar Pustaka
Edy, S 2002 ”Pengolahan Air Limbah Domestik Menggunakan Medium Tanah Dalam Sistem Lahan Basah” Tesis MagisterIlmu Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang.
Fitriani, Laksmi 2002 “ Studi Literatur Pemanfaatan Tumuhan Air Untuk Pengolahan Limbah CairDomestic” Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya.
Abdul Wahid, Zularisam , Sakinah, Mimi, Munaim, Abdul, 2011.Sustainable Technology for Treatment of Batik Waste Effluent,United States Patent 2011/007353 A1.
Kusumawati, Nita, Wijiastuti, Asri, Rahmadyanti, Erina, 2012.Operating Conditions Optimization on Indonesian Batik Dyes Wastewater Treatment by Fenton Oxidation and Separating Using Ultrafiltration Membrane. Journal of Environmental Science and Enginering A1(2012)672-682.
Muljadi, 2009. Efisiensi Instalasi Pengolahan Limbah Cair Industri Batik Cetak dengan Metode Fisika, Kimia dan Biologi terhadap Penurunan Parameter Pencemar BOD, COD dan Logam Berat Krom (Cr) (Studi Kasus di Desa butulan Makam Haji Sukoharjo), Equilibrium, Vol. 8, No. 1 (2009) 7-16.
Niltratnisakorn, S., Thiravetyan, P., Nakbanpote, W. 2009. A Constructed Wetland Model for Synthetic Reactive Dye Wastewater Treatment by Narrow-Leaved Cattails (Typha angustifolia Linn).Water Science Technology. 60, 1565-1574.

Haryadi Sigid, 2004,  Bod Dan Cod Sebagai Parameter Pencemaran Air  Dan Baku Mutu Air Limbah, Makalah individu Pengantar Falsafah Sains (PPS 702) IPB, Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.