@H11-Al Kindi
oleh Al Kindi Syah Alam
Abstrak: Air limbah adalah cairan atau buangan dari rumah
tangga, industri maupun tempat-tempat umum lain yang mengandung bahan – bahan
yang dapat membahayakan kehidupan manusia maupun makhluk hidup lain serta mengganggu
kelestarian lingkungan.
Dalam pemilihan teknologi pengolahan air limbah terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan, antara lain sebagai berikut: Kualitas dan kuantitas air limbah yang akan diolah, Kemudahan pengoperasian dan ketersediaan SDM yang,memenuhi kualifikasi untuk pengoperasian jenis IPAL terpilih, Jumlah akumulasi lumpur, Kebutuhan dan ketersediaan lahan, Biaya pengoperasian, Kualitas hasil olahan yang diharapkan dan Kebutuhan energi.
Dalam pemilihan teknologi pengolahan air limbah terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan, antara lain sebagai berikut: Kualitas dan kuantitas air limbah yang akan diolah, Kemudahan pengoperasian dan ketersediaan SDM yang,memenuhi kualifikasi untuk pengoperasian jenis IPAL terpilih, Jumlah akumulasi lumpur, Kebutuhan dan ketersediaan lahan, Biaya pengoperasian, Kualitas hasil olahan yang diharapkan dan Kebutuhan energi.
Kata Kunci: Air Limbah, Teknologi pengolahan air limbah
Isi : Air limbah adalah cairan atau buangan dari rumah tangga,
industri maupun tempat-tempat umum lain yang mengandung bahan – bahan yang
dapat membahayakan kehidupan manusia maupun makhluk hidup lain serta mengganggu
kelestarian lingkungan.
Terdapat banyak teknologi
pengolahan air limbah yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar pencemar
sesuai baku mutu yang telah ditetapkan yaitu warna,suhu, pH, BOD, COD, TSS,
Phenol total, Amonia total, Minyak-Lemak dan Krom total baik secara fisika,
kimia dan biologi. Proses fisika dan kimia antara lain dengan sedimentasi,
flokulasi, koagulasi, adsorpsi, ultrafiltrasi, oksidasi dengan ozon dan
teknologi membran, sedangkan proses biologi menggunakan aktivitas
mikroorganisme dan tanaman air.Proses fisika dan kimia cenderung lebih mahal dalam
operasional dan menghasilkan lumpur cukup banyak. Dalam proses biologi
mikroorganisme yang digunakan berasal dari jenis bakteri dan jamur, sedangkan
apabila menggunakan tanaman air dapat berupa tanaman yang mencuat di atas
permukaan air, yang mengapung di permukaan air dan yang mengambang di dalam air
antara lain misalnya enceng gondok.
Dalam pemilihan teknologi
pengolahan air limbah terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan, antara
lain sebagai berikut:
a. Kualitas
dan kuantitas air limbah yang akan diolah.
b. Kemudahan
pengoperasian dan ketersediaan SDM yang memenuhi kualifikasi untuk pengoperasian
jenis IPAL terpilih
c. Jumlah
akumulasi lumpur
d. Kebutuhan
dan ketersediaan lahan
e. Biaya
pengoperasian
f. Kualitas
hasil olahan yang diharapkan dan
g. Kebutuhan
energi
Pengelolaan limbah dapat dilakukan
dengan cara segregasi atau pemilahan limbah. Pemisahan antara air limbah untuk
keperluan mandi dan cuci atau air bukan proses dengan air limbah dari proses
elektroplating sehingga volume limbah plating menjadi kecil. Tidak mencampurkan
limbah plating sianida dengan limbah asam untuk menghilangkan kerak karena
dapat menimbulkan gas-gas berbahaya. Limbah yang dihasilkan dari tahap
pembersihan permukaan bahan yang mengandung asam dipisahkan dari limbah
elektroplating. Limbah asam dinetralkan dengan kapur atau soda api. Sedangkan
air limbah proses plating selanjutnya dilakukan pengolahan agar buangan air
limbahnya memenuhi baku mutu yang disyaratkan.
Pengolahan air limbah yang mengandung
bahan organik, secara biologis dapat dilakukan dengan beberpa jenis pengolahan,
yaitu aerobik, anaerobik atau gabungan beberapa proses tersebut. Proses
pengolahan air limbah secara biologis tersebut,mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Untuk itu diperlukan upaya dengan teknologi yang sederhana, murah, mudah, tepat
guna, ekonomis serta operasional dan pemeliharannya yang tidak memerlukan tenaga
khusus.
Berdasarkan dengan hal pencemaran
air dan kualitas air, maka menteri lingkungan hidup telah menetapkan Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Kawasan Industri dan
Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pencemaran Air. Kualitas air ditentukan berdasarkan keadaan air dalam keadaan normal, dan bila terjadi penyimpangan
dari keadaan normal disebut sebagai air yang mengalami pencemaran, atau disebut
air terpolusi. Analisis penentuan kualitas air sangat penting bagi pengguna air
sebagai informasi tentang keberadaan senyawa kimia yang terkandung di dalam air
Untuk memberikan gambaran tentang
kualitas air dari pembuangan limbah cair pabrik maka secara umum kualitas air ditentukan
berdasarkan beberapa parameter, yaitu :
a. TDS
(Total Dissolve Solid) adalah ukuran zat
terlarut (baik itu zat organik maupun anorganik, misalnya garam dan sebagainya)
yang terdapat pada sebuah larutan. Umumnya berdasarkan definisi di atas
seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan
yang berdiameter 2 micrometer (2×10-6meter). Aplikasi yang umum digunakan
adalah untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk pengairan, pemeliharaan
aquarium, kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dan sebagainya.
Setidaknya, kita dapat mengetahui air minum mana yang baik dikonsumsi tubuh,
ataupun air murni untuk keperluan kimia (misalnya pembuatan kosmetika, obat-obatan,
makanan, dan lain-lain).
b. TSS
(Total Suspended Solid) atau total padatan tersuspensi adalah padatan yang
tersuspensi di dalam air berupa bahan-bahan organik dan anorganik
yang dapat disaring dengan kertas millipore berporipori 0,45 μm. Materi
yang tersuspensi mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi
penetrasi matahari ke dalam badan air, kekeruhan air meningkat yang menyebabkan
gangguan pertumbuhan bagi organisme produser.
c. COD atau
Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigenyang diperlukan untuk
mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air (Boyd, 1990). Pada
prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu
kaliumbikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume
diketahui) yang telah ditambahkan asam
pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu.
Selanjutnya, kelebihan kalium bikromatditera dengan cara titrasi. Dengan
demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam
sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan. Kelemahannya, senyawa
kompleks anorganik yang ada di perairan
yang dapat teroksidasi juga ikut dalam reaksi, sehingga dalam
kasus-kasus tertentu nilai COD mungkin sedikit ‘over estimate’ untuk
gambaran kandungan bahan organic. BOD
atau Biochemical Oxygen Demand adalah
suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan
oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan
organik dalam kondisi aerobik Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya
cukup sederhana, yaitu mengukur
kandungan oksigen terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah
pengambilan contoh, kemudian mengukur
kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada
kondisi gelap dan suhu tetap (20oC) yangsering disebut dengan DO5. Selisih
DOi dan DO5(DOi- DO5) merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen
per liter (mg/L).
d. Konsentrasi ion hydrogen adalah ukuran
kualitas dari air maupun dari air limbah. Adapun kadar yang baik adalah kadar
dimana masih memungkinkan kehidupan biologis di dalam air berjalan dengan baik.
Air limbah dengan konsentrasi air limbah yang tidak netral akan menyulitkan
proses biologis, sehingga mengganggu proses penjernihannya. Pengukuran pH air
dilakukan menggunakan pH-meter.
e. Debit air sungai memberikan informasi mengenai jumlah air yang mengalir pada waktu
tertentu. Oleh karena itu, data debit
air berguna untuk mengetahui cukup tidaknya penyediaan air untuk berbagai keperluan (domestik, irigasi, pelayaran,
tenaga listrik dan industri), pengelolaan DAS, pengendalian sedimen, prediksi
kekeringan dan penilaian beban pencemaran air.
Kesimpulan : Air
limbah adalah cairan atau buangan dari
rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lain yang mengandung bahan –
bahan yang dapat membahayakan kehidupan manusia maupun makhluk hidup lain serta
mengganggu kelestarian lingkungan. Terdapat banyak teknologi pengolahan air
limbah yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar pencemar sesuai baku mutu
yang telah ditetapkan yaitu warna,suhu, pH, BOD, COD, TSS, Phenol total, Amonia
total, Minyak-Lemak dan Krom total baik secara fisika, kimia dan biologi
Daftar Pustaka
Edy, S 2002 ”Pengolahan Air Limbah
Domestik Menggunakan Medium Tanah Dalam Sistem Lahan Basah” Tesis MagisterIlmu
Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang.
Fitriani, Laksmi 2002 “ Studi Literatur
Pemanfaatan Tumuhan Air Untuk Pengolahan Limbah CairDomestic” Tugas Akhir
Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya.
Abdul Wahid, Zularisam , Sakinah, Mimi,
Munaim, Abdul, 2011.Sustainable Technology for Treatment of Batik Waste Effluent,United
States Patent 2011/007353 A1.
Kusumawati, Nita, Wijiastuti, Asri,
Rahmadyanti, Erina, 2012.Operating Conditions Optimization on Indonesian Batik Dyes
Wastewater Treatment by Fenton Oxidation and Separating Using Ultrafiltration
Membrane. Journal of Environmental Science and Enginering A1(2012)672-682.
Muljadi, 2009. Efisiensi Instalasi
Pengolahan Limbah Cair Industri Batik Cetak dengan Metode Fisika, Kimia dan Biologi
terhadap Penurunan Parameter Pencemar BOD, COD dan Logam Berat Krom (Cr) (Studi
Kasus di Desa butulan Makam Haji Sukoharjo), Equilibrium, Vol. 8, No. 1 (2009)
7-16.
Niltratnisakorn, S., Thiravetyan, P.,
Nakbanpote, W. 2009. A Constructed Wetland Model for Synthetic Reactive Dye Wastewater
Treatment by Narrow-Leaved Cattails (Typha angustifolia Linn).Water Science
Technology. 60, 1565-1574.
Haryadi Sigid, 2004, Bod Dan Cod Sebagai Parameter Pencemaran Air Dan Baku Mutu Air Limbah, Makalah individu
Pengantar Falsafah Sains (PPS 702) IPB, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.