@H11-AlKindi
oleh: Al Kindi Syah Alam
Abstrak : Industri petrokimia adalah industri yang berkembang berdasarkan suatu pola yang mengkaitkan suatu produk-produk industri minyak bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masarakat akan bahan kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu Industri petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai ”industri yang berbahan baku utama produk migas (naphta, kondensat yang merupakan produk samping eksploitasi gas bumi, gas alam), batubara, gas metana batubara, serta biomassa yang mengandung senyawa-senyawa olefin, aromatik, n-parrafin, gas sintesa, asetilena dan menghasilkan beragam senyawa organik yang dapat diturunkan dari bahan-bahan baku utama tersebut, untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi daripada bahan bakunya.”
Kata kunci : Petrokimia,
penecemaran Limbah Industri Petrokimia
Isi : Industri petrokimia merupakan industri yang
memproduksi bahan-bahan kimia yang berasal dari minyak bumi dan gas alam.
Secara umum, industri petrokimia dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu
industri hulu yang produknya masih berupa bahan dasar dan setengah jadi dan
industri hilir yang produknya berupa barang jadi. Industri petrokimia menghasilkan
berbagai macam jenis produk yang memiliki manfaat beragam. Industri Petrokimia
dapat dibagi atas 2 Bagian Besar, yaitu:
1 1. Industri petrokimia hulu
atau (upstream petrochemical industry)
Yaitu industri yang menghasilkan produk petrokimia
yang masih berupa produk dasar atau produk primer dan produk antara atau produk
setengah jadi (masih merupakan bahan baku untuk produk jadi). Beberapa bahan
baku yang dapat
dipakai untuk industri
petrokimia hulu. Semuanya merupakan atau terdiri dari
hidrokarbon yang merupakan produk-prod
uk industri minyak dan gas bumi. Dari atas sampai kebawah (gas oil) konsistensinya semakin berat d.p.l. dari gas sampai kecairan. Disebelah kanan diurutkan beberapa produk-produk industri petrokimia hulu yang kadang-kadang disebut “first generation petrochemicals” atau juga “basic petrochemicals” atau “petrochemical building blocks”. Perlu ditambahkan bahwa LPG dapat berasal dari alam dari perut bumi dan dapat pula berasal dari operasi pengilangan. LPG juga mengandungsenyawa-senyawa tak jenuh dari C3dan C4, yakni propylene dan butene atau butadiene.
uk industri minyak dan gas bumi. Dari atas sampai kebawah (gas oil) konsistensinya semakin berat d.p.l. dari gas sampai kecairan. Disebelah kanan diurutkan beberapa produk-produk industri petrokimia hulu yang kadang-kadang disebut “first generation petrochemicals” atau juga “basic petrochemicals” atau “petrochemical building blocks”. Perlu ditambahkan bahwa LPG dapat berasal dari alam dari perut bumi dan dapat pula berasal dari operasi pengilangan. LPG juga mengandungsenyawa-senyawa tak jenuh dari C3dan C4, yakni propylene dan butene atau butadiene.
2 2. Industri petrokimia hilir
atau (downstream petrochemical industry)
Yaitu industri yang menghasilkan produk petrokimia yang
sudah berupa produk akhirdan/atau produk jadi.
Seiring
dengan kemajuan teknologi dalam sektor industri pada umumnya dan dalam industri
Petrokimia pada khususnya,
serta dengan cukup tersedianya sumber daya alam berupa minyak dan gas bumi,
maka pengembangan industri petrokimia di Indonesia perlu ditingkatkan lagi.
Namun di samping manfaat-manfaat tersebut, ada kalanya kehadiran sesuatu
industri dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungannya. Dampak
negatif tersebut akan terasa lebih parah lagi apabila dari industri tersebut
dikeluarkan bahan-bahan buangan pencemar atau
limbah pencemar tanpa
dilakukan pengolahan limbah
terlebih dahulu. Industri petrokimia di Indonesia yang kini
telah mulai berkembang merupakan salah satu tulang punggung dalam mengisi dan
menunjang pertumbuhan industri-industri lainnya, juga perlu memperhatikan
masalah-masalah dampak negatif lingkungan yang ditimbulkannya.
A.
LIMBAH PETROKIMIA DAN
SUMBERNYA
1 1. Jenis Limbah Petrokimia
Pada
umumnya industri petrokimia
mempunyai 3 jenis
limbah buangan yang
dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungannya. Ketiga jenis limbah
pencemar akibat industri petrokimia tersebut adalah:
a.
Limbah pencemar gas atau
limbah gas, yaitu gas-gas buangan proses, seperti gas CO2, CO, HzS, SOx, NOx,
dan jelaga/partikel-partikel.
b.
Limbah pencemar cair atau
limbah cair, yaitu air buangan atau air yang berbentuk larutan buangan proses.
c.
Limbah pencemar
padat atau limbah
padat, yaitu limbah
padat buangan atau
yang berbentuk larutan buangan proses, seperti plastik-plastik dan
resin-resin buangan proses, logamJogam berat dan katalis buangan proses
(seperti: Pb, Hg, Cd, Fe, Cu, Ba, Se, Zn, dll.), garam-garaman anorganik yang
terbuang dan lumpur organik padat buangan proses.
2 2. Sifat-sifat dan
Karakteristik Limbah Petrokimia
Ada beberapa sifat dan karakteristik atau ciri khas
yang menjadi latar belakang pengendalian dampak lingkungan hidup industri
petrokimia antara lain:
a.
Industri petrokimia
(industri petrokimia hulu)
di dalam operasinya
menggunakan hidrokarbon atau migas sebagai bahan bakunya, yang pada
pengolahan selanjutnya (yang disebut juga industri petrokimia hilir) akan
menghasilkan produk-produk petrokimia berupa produk dasar atau produk primer,
produk antara atau produk setengah jadi atau produk intermediate dan produk
akhir atau produk jadi.
b.
Di samping itu, industri
petrokimia ini mempunyai sifat dan karakteristik yang lain lagi, yaitu bahan
bakunya yang berupa hidrokarbon beberapa kali mengalami perubahan bentuk mulai
dari produk dasar menjadi produk antara, yang akhirnya berubah menjadi produk
akhir/produk jadi. Pada saat setiap tahapan proses produksi diperlukan:
a)
Proses dasar yang
berlainan.
b)
Bahan pelarut kimia serta
bahan katalis yang berlainan.
c)
Air dalam jumlah yang
relatif besar dengan jumlah yang berbeda pada setiap tahapan proses, sehingga
"limbah buangan proses" atau "limbah petrokimia" berupa
bahan-bahan kimia pencemar yang dihasilkan, jumlah dan macamnya sangat banyak
(lihat Tabel VI-l).
3. Besarnya pencemaran
yang disebabkan suatu
industri petrokimia sulit
ditentukan mengingat proses produksi, bahan baku dan cara
pengoperasiannya sangat beragam. Namun demikian, pengukuran
BOD (biological oxygen
demand) dan COD (chemical oxygen demand) dapat menunjukkan besarnya zat
pencemar organik dalam air limbah atau sungai pembuang.
B.
CARA PENGENDALIAN
DAN PENANGGULANGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN LIMBAH PETROKIMIA
Cara yang paling baik melakukan pencegahan pencemaran limbah Industri
petrokimia adalah melakukan pencegahan pencemaran pada "sumber-sumber
pencemar" di dalam area pabrik, seperti:
1)
Penyempurnaan
metode proses serta peralatan yang dipakai.
2)
Menlaga
kebersihan dari tumpahan/ceceran bahan kimia sdrta ceceran lainnya.
3)
Menambah unit
pemanfaatan hasil samping.
4) Penggunaan kembali air buangan proses
(daur ulang) serta usaha-usaha lain yang tidak menimbulkan gangguan terhadap
peralatan, manusia./karyawan serta lingkungannya.
1 1. Contoh cara Penanggulangan Pencemaran
Akibat Limbah Gas
Pencemaran akibat buangan gas dapat
diatasi dengan cara absorbsi yaitu dengan menggunakan garam sitrat sebagai
penyerap/absorber. Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
1) Steam/uap panas dipompakan ke dalam kolom
stripper/kolom absorber, sehingga gas pencemar (gas-gas SO2) akan terserap dan
bereaksi dengan garam sitrat sehingga terbentuk garam sulfat dan asam sitrat
sebagai hasil samping (by product) yang tidak menimbulkan masalah pencemaran
lagi. Kedua hasil samping ini dapat dipergunakan untuk keperluan lain.
2 2. Contoh cara Penanggulangan Pencemaran
Akibat Limbah zat Cair
Ada beberapa cara penanggulangan
pencemaran akibat buangan limbah organik cair, yaitu antara lain:
1)
Secara fisika,
seperti dengan sedimentasi, yaitu berupa pemisahan secara gravitasi (seperti pemisahan
air berminyak), flotasi, penguraian (stripping), absorbsi, ekstrasi dan
lain-lain.
a)
Absorbsi. Dalam
cara ini digunakan
karbon aktif yang
sering dipakai untuk menanggulangi limbah
yang mengandung zat
kimia organik, seperti
pestisida, benzena, fenol dan
hidrokarbon yang telah
mengalami klorinasi (chlorinated hydrocarbon).
b) Ekstrasi. Dalam cara ini digunakan pelarut
yang cocok untuk bahan pencemar yang akan dipisahkan.
2)
Secara kimia.
Cara penanggulangan pencemaran ini dipakai secara luas dalam mengolah air
buangan industri, yaitu dengan cara netralisasi, koagulasi, presipitasi dan
oksidasi.
a)
Netralisasi.
Cara ini dipakai untuk menanggulangi bahan-bahan pencemar akibat pencucian
bahan-bahan buangan asam atau basa dari proses-proses alkilasi, sulfonasi, nitrasi
dan pembuangan katalis yang bersifat asam.
b)
Koagulasi. Cara
ini dipakai untuk menanggulangi buangan bahan pencemar berupa air bercampur
minyak, emulsi atau logam berat dengan bantuan kapur dan ferosulfat sebagai
bahan koagulan.
c) Oksidasi. Oksigen (udara) atau bahan kimia
pengoksidasi digunakan dengan atau tanpa katalis untuk menanggulangi COD. Salah
satu contoh proses oksidasi yang banyak diketemukan adalah pengolahan buangan
domestik secara "air stripping".
3)
Secara biologis
a)
Secara anerobik
(tanpa udara). Proses ini dilakukan di dalam suatu reaktor di mana bakteri anerobik
akan mengubah bahan limbah cair organik menjadi gas metana (CH+) atau bio-gas. Gas
metana atau bio-gas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar gas
untuk pembangkit listrik.
b) Secara erobik (dengan adanya udara).
Proses ini dilakukan di dalam suatu reaktor di mana limbah organik cair akan
teroksidasi oleh pertolongan bakteri erobik dan pemanasan dari luar, sehingga
diolah menjadi air (HrO dan CO/CO), dengan mengalirkan udara ke dalam reaktor. Penanggulangan secara
biologis dengan pertolongan
bakteri telah berkembang dengan
pesat dan telah banyak digunakan untuk mengolah limbah buangan yang mudah
terurai secara biologis.
3 3. Contoh Cara Penanggulangan Pencemaran
Akibat Limbah Zat Padat
Ada beberapa cara pengendalian/penanggulangan
pencemaran akibat buangan limbah pencemaran zat padat (seperti bahan pencemar
botol-botol minuman bekas plastik dan resin-resin/plastik-plastik lain) yaitu
dengan proses recycling (daur ulang) dan proses pirolisa (pembakaran).
1)
Proses daur
ulang dapat dilakukan terhadap bahan botol-botol plastik bekas seperti PVC dan
PET (Polietilen tereftalat) dan sekaligus memanfaatkan bahan bekas botol
plastik tersebut menjadi bahan berguna yaitu dengan proses penambahan bahan
kimia/reduksi sehingga dapat diolah menjadi produk-produk petrokimia dalam
bentuk cair yaitu bahan baku botol plastik dan sekaligus mengatasi masalah
pencemaran lingkungan.
2)
Proses pirolisa
dapat dilakukan terhadap limbah buangan plastik bekas atau limbah polimer bekas
dengan cara mengolah limbah polimer bekas tersebut menjadi
"fueloil"/bahan bakar minyak dan sekaligus mengatasi masalah
pencemaran lingkungan.
4 4. Kualitas Air Limbah
Untuk mengetahui jumlah limbah pencemaran
didalam air atau didalam sungai penampungannya, dapat diukur dengan
methoda/cara, sebagai berikut:
1)
B.O.D =
Biological Oxigen Demand (mg/l) =
Kebutuhan oxigen secara biologi kehidupan.
2)
C.O.D =
Chemical Oxigen Demand (mg/l) = Kebutuhan oxigen secara kimia.
3)
T.O.C = Total
Organic Carbon (Jumlah carbon organik), sebagai berikut:
Limbah
dalam air dikeringkan, kemudian
dibakar pada suhu
tinggi. Kadar CO,
yang terbentuk dari hasil pembakaran tersebut dianalisa dengan sinar
inframerah, didapat harga T.O.C nya.
Reaksi
penguraian senyawa karbon dalam air dapat berlangsung dengan cara:
1)
Aerob (dengan
02) dan
2)
Anaerob (tanpa
O2).
Yaitu dengan pertolongan bakteri, sebagai berikut:
Penguraian secara Anaerob dapat
menyebabkan/mengeluarkan bau busuk yang merangsang (bau busuk H2S, bau NH3),
dan apabila air tercemar sampai bau busuk, maka didalam air tersebut kadar
O2-nya sudah tidak ada lagi atau airnya sudah cukup tercemar.
Kesimpulan : Industri petrokimia merupakan industri yang
memproduksi bahan-bahan kimia yang berasal dari minyak bumi dan gas alam.
Secara umum, industri petrokimia dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu
industri hulu yang produknya masih berupa bahan dasar dan setengah jadi dan
industri hilir yang produknya berupa barang jadi. Industri petrokimia
menghasilkan berbagai macam jenis produk yang memiliki manfaat beragam. Industri
Petrokimia dapat dibagi atas 2 Bagian Besar, yaitu: Industri petrokimia hulu
atau (upstream petrochemical industry) dan Industri petrokimia hilir atau
(downstream petrochemical industry). Pada
umumnya industri petrokimia
mempunyai 3 jenis
limbah buangan yang
dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungannya. Ketiga jenis limbah
pencemar akibat industri petrokimia tersebut adalah: Limbah pencemar gas atau
limbah gas, Limbah pencemar cair atau limbah cair, dan Limbah pencemar
padat atau
limbah padat.
Daftar Pustaka:
Hidayat, Atep Afia. Dan Kholil, Muhammad.2017.
Kimia, Industri dan Teknologi Hijau
Kurniawan, Dina.2017.Docuri Petrokimia dalam https://docuri.com/download/fixxx-1_59c1d035f581710b286436aa_pdf
Briliant, Lia.2012.Industri Petrokimia dalam file:///E:/Data%20Kuliah%20Mercubuana/proyek/INDUSTRI%20PETROKIMIA%20%20%20CHEMISTCLOPEDIA%20proyek%203.htm
Pratama. 2017.
Industri Petrokimia. dalam http://infostudikimia.blogspot.com/2017/01/petrokimia_20.html
Rendi. 2018. Petrokimia. dalam http://infostudikimia.blogspot.com/2017/01/petrokimia_20.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.