.

Sabtu, 11 Agustus 2018

Industri Petrokimia


@H07-ALFIN
Oleh : Alfin Priyogie










ABSTRAK

Petrokimia adalah suatu industri yang bergerak pada pengolahan bahan kimia dengan menggunakan bahan baku dari hasil dari proses pengolahan minyak bumi dan gas bumi, dari pengertian tersebut jelas kita telah mengerti mengapa kedua industri tersebut memiliki hubungan yaang erat. Pola perkembangan industri petrokimia bergantung pada produk-produk hasil pengolahan minyak dan gas bumi yang tersedia. Secara Umum, industri petrokimia terbagi dalam dua bagian besar, yaitu: Industri Petrokimia Hulu dan Industri Petrokimia Hilir. Sedangkan dalam pengelompokannya industri petrokimia terbagi atas 3 yaitu berbasis Aromatik, Olefin dan methane-based C1.


PENDAHULUAN

Industri kimia dewasa ini terus berkembang secara meluas dan terintegrasi. Perkembangan industri dan bahan setengah jadi yang pesat selama ini menjadi faktor pendorong dibangunnya unit-unit industri. Dengan demikian, baik penyediaan maupun kebutuhan akan bahan baku di dalam industri petrokimia akan saling berkaitan.

Industri petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai ”industri yang berbahan baku utama produk migas (naphta, kondensat yang merupakan produk samping eksploitasi gas bumi, gas alam), batubara, gas metana batubara, serta biomassa yang mengandung senyawa - senyawa olefin, aromatik, n-parrafin, gas sintesa, asetilena dan menghasilkan beragam senyawa organik yang dapat diturunkan dari bahan - bahan baku utama tersebut, untuk menghasilkan produk - produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi daripada bahan bakunya.” Kondisi ketersediaan bahan baku dari produk migas yang makin terbatas dan mahal mengakibatkan mulai munculnya pencarian - pencarian bahan baku pengganti, diantaranya gas etana, batubara, gas dari coal bed methane, dan limbah refinery (coke).

PEMBAHASAN

Industri petrokimia merupakan industri yang memproduksi bahan-bahan kimia yang berasal dari minyak bumi dan gas alam. Secara umum, dalam hal ini industri petrokimia dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu :

  • Industri Petrokimia Hulu (Upstream Petrochemical)  
            Bagian hulu bertindak sebagai proses pengolahan produk dasar (premier) dan akan menghasilkan produk setengah jadi (produk antara) maupun langsung dapat diolah enjadi produk jadi pada bagaian industri hilir.
Contoh Produk Dasar   : gas CO dan H2 sintetik, etilena, propilena, butadiene, 
benzene, toluene, xilena dan n-parafin.
  Produk Antara : ammonia, methanol, carbon black, urea, etanol, etil
klorida, cumene, propilen oksida, butyl alkohol, isobutilen, nitrobenzene, nitrotoluena, PTA (Purified Terepthalic Acid), TPA (Terepthalic Acid), DMT (Dimethyl terepthalate), kaprolaktam, LAB (Linear Alkyl Benzene), dll.


  •  Industri Petrokimia Hilir (Downstream Petrochemical)

           Bagian ini bergerak sebagai pengolah produk antara menjadi produk jadi sehingga dapat digunakan oleh masyarakat.
Contoh Produk Jadi : urea, carbon black, formaldehida, asetilena, polietilena, \
polipropilena, poli vinil klorida, polistirena, TNT (Trinitrotoluena), polyester, nilon, poliuretan, LAB sulfonat, dll.
Produk Akhir : barang-barang yang banyak dipakai sehari-hari di rumah
tangga.

Bahan Baku Industri Petrokimia
Dalam industri petrokimia pada dasarnya menggunakan tiga bahan baku, yaitu:

1.    Industri Petrokimia Berbasis Aromatik
Industri Petrokimia Berbasis Aromatik (bersumber dari Condesate Naptha) menghasilkan Benzena, Toluena, Xylene, dan N-Paraffine.
Senyawa Aromatik sendiri merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan atom C iklis, berupa ikatan atom antara C6 – C8.
Senyawa Aromatik pada jaman dulu digunakan untuk menerangkan senyawa pemberi aroma seperti Benzaldehid (dari buah cherries, peaches, dan almonds), Toluena (dari balsam Tolu), dan Benzena (dari stilat batubara), sedangkan saat ini digunakan untuk merujuk kelas senyawa yang mengandung enam karbon seperti cincin benzene dengan tiga ikatan rangkap dua sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dan terpolimerisasi.

Berikut bahan aromatik yang digunakan pada industri petrokimia:
1.    Benzena yang dapat menghasilkan sikloheksana (untuk membuat nilon), kumena (untuk membuat fenol) dan stirena (untuk pembuatan karet sintetis).
2.    Toulena dapat digunakan sebagai bahan pembuatan produk farmasi.
3.    Xilena dapat menghasilkan asam tereftalat untuk bahan dasar pada pembuatan serat.

2.    Industri Petrokimia Berbasis Olefin
Industri Petrokimia berbasis Olefin (bersumber dari Natural Gas, Condesate, Naptha, Residu) menghasilkan Ethylene, Prophylene, dan C4.
Dalam hal ini Ethylene menghasilkan Acetaldehyde, Ethylene Oxyde, Ethylene Dichloride, dan sebagainya. Sedangkan Prophylene menghasilkan Acrylic Acid, Allyl Acetate, Hidrogen Cyanide, Alkyl Chloride, dan sebagainya. Adapun C4 menghasilkan Maleic Anhydride, Methyl Ethyl Ketone, Carbon Black, dan sebagainya.
Olefin sendiri merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap terbuka yang sangat reaktif (mudah bereaksi dengan zat lain) bersifat mudah terpolimerisasi. Senyawa tidak jenuh ini biasanya banyak terdapat pada hasil minyak bumi dari proses cracking, dan hanya sedikit yang terdapat pada minyak mentah.
Berbagai produk yang dihasilkan melalui Industri Petrokimia berbasis Olefin antara lain :
·       Ban (Carbon Black, Poly Isobutylene, Polybutadiene Rubber)
·       Plastik (Polyurethane, Epoxy Resin, Dioctyl Ortho Phthalate)
·       Cat (Methyl Isobuthyl Ketone)
·       Sabun Kecantikan (Glycerine)
·       Minuman Kesehatan (Ethyl Acetate)
·       Filter Rokok Sigaret (Ester Acetate)
·       Deterjen (Surfactant/Ethtlene Oxyde)
·       Tinta dan Cat (Polyvinyl Acetate)
·       Fungisida (Bisphenol A), dan sebagainya.

3.    Industri Petrokimia Berbasis methane-based C1
Industri Petrokimia berbasis C1 (bersumber dari Natural Gas, Condensate, Naphta) yang menghasilkan Synthetic Gas dan Methanol. Dari bahan Synthetic Gas antara lain dihasilkan bahan obat/farmasi (Methyil Chloride); kertas/buku tulis (Hydrogen Peroxyde); tekstil (Synthetic Fiber/Caprolactam); pupuk (Urea/Amonia); peralatan makan/minum (Melamine Resin/Melamin), dan sebagainya. Dengan demikian bahan dasar pembuatan pupuk urea sama dengan piring/gelas Melamin.

KESIMPULAN
Jadi dapat kita simpulkan bahwa proses petrokimia dilakukan dengan tiga tahap pengolahan sehingga dihasilkan produk yang siap pakai yang meliputi tahap pengolahan fraksi minyak bumi dan gas bumi menjadi bahan baku, mengolah bahan baku menjadi produk setengah jadi dan pada tahap akhir yaitu mengolah bahan setengah jadi menjadi produk yang siap digunakan oleh masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
 
Hidayat, Atep Afia. Dan Kholil, Muhammad.2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau

Irawan. 2018. Industri Petrokimia dalam http://www.academia.edu/8289817/INDUSTRI_PETROKIMIA

https://https://www.prosesindustri.com/ › Oil and Gas

Rendi. 2018. Petrokimia. dalam http://infostudikimia.blogspot.com/2017/01/petrokimia_20.html

ubertur.blogspot.com/2012/11/apa-itu-industri-petrokimia.html

Pratama. 2017. Industri Petrokimia. dalam http://infostudikimia.blogspot.com/2017/01/petrokimia_20.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.