@H14-VIKHA
Disusun oleh: Vikha Arista Putri
ABSTRAK
Plastik merupakan bahan pengemas yang banyak digunakan namun
berdampak buruk bagi lingkungan karena sulit terdegradasi di alam. Teknologi
produksi plastik biodegradable atau bioplastik yang dibuat dari bahan alami dan
ramah lingkungan sudah mulai dikembangkan. Dengan meningkatnya kebutuhan
plastik hingga mengalami kenaikan rata-rata 200 ton per tahun. Tahun 2002,
tercatat 1,9 juta ton, di tahun 2003 naik menjadi 2,1 juta ton, selanjutnya
tahun 2004 naik lagi menjadi 2,3 juta ton per tahun. Di tahun 2010, 2,4 juta
ton, dan pada tahun 2011, sudah meningkat menjadi 2,6 juta ton. Mengakibatkan
pula kenaikan jumlah sampah plastik di Indonesia. Dikarenakan sifat plastik
yang sulit terdegradasi oleh lingkungan, maka terjadilah pencemaran lingkungan.
Penggunaan plastik biodegradable yang bersifat ramah lingkungan ini sangat
penting, agar terjaganya lingkungan hijau. Dengan demikian dapat tercipta
suasana yang nyaman di lingkungan tempat tinggal.
Kata Kunci : Polimer, Plastik biodegradable, Pencemaran Lingkungan
Isi
Plastik merupakan bahan pengemas yang banyak digunakan dan
berkembang luas di seantero negeri. Sebagian besar barang yang dibutuhkan,
mulai dari peralatan elektronik, perlengkapan rumah tangga, perlengkapan kantor
sampai makanan dan minuman menggunakan plastik sebagai pengemas karena ringan,
kuat, mudah dibentuk, dan harganya terjangkau (Mahalik and Nambiar 2010). Tidak
hanya di bidang industri, kemasan plastik juga banyak digunakan oleh retail,
pedagang tradisional, dan rumah tangga. Menurut Asosiasi Industri Olefin
Aromatik dan Plastik Indonesia (INAPLAS), konsumsi plastik di Indonesia pada
tahun 2015 mencapai 17 kg/kapitas/tahun.
Plastik termasuk kedalam polimer. Menurut Hidayat dan Kholil
(2017), terdapat 6 jenis polimer yang
paling banyak digunakan (meliputi 98%dari seluruh polimer dan plastik yang
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari), yaitu polyethylene, polypropylene,
polyvinyl chloride, polyethylene terephthalate, polystyrene dan polycarbonate.
Setiap jenis polimer memiliki sifat degradasi dan ketahanan panas, cahaya, dan
kimia yang berlainan. Maka dari itu untuk mengurangi pencemaran lingkungan,
disarankan penggunaan plastik biodegradable.
Plastik biodegradable adalah polimer plastik yang tersusun
atas monomer organik yang terdapat pada pati,selulosa,protein dan
mikroorganisme. Plastik biodegradable dapat digunakan layaknya plastik
konvensional biasa namun akan hancur oleh aktivitas mikroorganisme dan
menghasilkan air dan senyawa yang tidak berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan
ketika dibuang ke lingkungan (Martina dan Masturi, 2016).
Menurut Sahlan (2012) Untuk mendukung plastik biodegradable
ini diperlukan kerjasama oleh banyak pihak untuk mendukung penerapan plstik
biodegradable mengantikan plastik konvensional. Penggunaan skala besar plastik berbahan
biodegradable ini akan membantu mengurangi pengunaan minyak bumi, gas alam dan
sumber mineral lainya serta turut berkontribusi menyelamatkan lingkungan.
Sedangakan, produksi kantong plastik mudah terurai di
Indonesia kini mencapai 1,5 juta lembar setiap bulan. Kinerja produksi itu
didorong konsumsi pusat perbelanjaan di kota-kota besar yang mulai beralih dari
penggunaan kantong plastik biasa ke produk ramah lingkungan.
Indonesia sendiri mempunyai potensi sumber karbohidrat yang
sangat banyak seperti ubi kayu, sagu yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Potensi tersebut dapat digunakan sebagai peluang untuk memberikan nilai tambah
sebagai bahan dasar dalam pembuatan kemasan plastik yang ramah lingkungan di
Indonesia juga dapat memacu tumbuh kembangnya sektor-sektor lain seperti
ekonomi, lingkungan, pertanian dan iptek.
Sedangkan sudah ada dua jenis kantong plastik degradable
yang ada saat ini, yaitu kantong plastik ecoplas dan kantong plastik
oxo-degradable. Kantong ecoplas adalah kantong plastik yang terbuat dari
tumbuh-tumbuhan, sedangkan kantong plastik oxo-degradable adalah kantong
plastik dari bahan biasa dengan penambahan zat adiktif yang dapat mempercepat
proses oksidasi kantong plastik tersebut.
Kantong plastik ecoplas berasal dari bahan baku tepung,
sedangkan di Indonesia kantong plastik ecoplas lebih banyak berasal dari
singkong. Kantong plastik ecoplas yang berasal dari singkong dijual dengan
harga hanya 120%-130% dari harga plastik biasa, harga keekonomian ini masi bisa
diturunkan jika produksi dilakukan secara masal.
Peluang mengembangkan plastik biodegradable di Indonesia
masi terbuka luas mengingat konsumsi plastik yang terus berkembang, potensi
bahan baku yang cukup tinggi dengan didukung oleh riset dan pengembangan yang
sudah dikuasai oleh tenaga ahli dalam negeri.
Daftar Pustaka
Elmi, Heny, Endang. (2017) Jurnal Litbang Pertanian Vol. 36
No. 2 pada potensi pengembangan plastik biodegradabke dalam https://media.neliti.com/media/publications/229236-potensi-pengembangan-plastik-biodegradab-b00d8e35.pdf
(Diunduh pada tanggal 5 Agustus 2018)
Hidayat, Atep Afia dan M.
Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta: Pantona Media
Martina, Sufiya Putri dan Masturi. 2016. Jurnal Ilmu
Pendidikan Fisika Vol.1 No.1. Semarang: Universitas Negeri Semarang dalam https://media.neliti.com/media/publications/181358-ID-analisis-plastik-biodegradable-berbahan.pdf
(Diunduh pada tanggal 5 Agustus 2018)
Sahlan. (2017) Biodegradable Plastik Ramah Lingkungan dalam http://www.neraca.co.id/article/13762/biodegradable-plastik-ramah-lingkungan
(Diunduh pada tanggal 5 Agustus 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.