Nanoteknologi adalah
manipulasi materi pada skala atomik dan skala molekular. Diameter atom berkisar
antara 62 pikometer (atom Helium) sampai 520
pikometer (atom Cesium), sedangkan
kombinasi dari beberapa atom membentuk molekul dengan kisaran ukuran nano.
Deskripsi awal dari nanoteknologi mengacu pada tujuan penggunaan teknologi untuk memanipulasi atom dan molekul untuk membuat produk berskala makro. Deskripsi yang lebih umum adalah manipulasi materi dengan ukuran maksimum 100 nanometer.
Deskripsi awal dari nanoteknologi mengacu pada tujuan penggunaan teknologi untuk memanipulasi atom dan molekul untuk membuat produk berskala makro. Deskripsi yang lebih umum adalah manipulasi materi dengan ukuran maksimum 100 nanometer.
Selama hampir 5 dekade semenjak ditemukan “ide” eksplorasi
material hingga sekala submikron oleh Richard Feynman pada 1959, perkembangan
nanoteknologi telah sampai pada bidang energi. Dalam rangka untuk membuat
lompatan berikutnya dari generasi saat ini, para ilmuwan telah mengembangkan
Aplikasi Energi dengan sentuhan Nanoteknologi. Nanoteknologi, suatu bidang baru
dalam ilmu pengetahuan yang merekayasa material berorde lebih kecil dari 100
nanometer.
ISI
Peran nanoteknologi di bidang energi
meliputi penyimpanan, konversi, peningkatan produksi dengan mengurangi
bahan-bahan dan tingkat proses, penghematan energi, dan meningkatkan
sumber-sumber energi terbarukan. Peran tersebut kedepan cukup signifikan seiring
dengan semakin menipisnya cadangan energi dari bahan bakar fosil dan gas.
Disamping itu, peran nanoteknologi akan sangat menjawab kebutuhan energi yang
sekarang ini mulai melirik ke energi terbarukan.
Meskipun nanomaterial tidak dapat
secara langsung menghasilkan energi, akan tetapi punya kemampuan yang handal
untuk menjadikan konsumsi energi efisien. Nanoteknologi
dikatakan sebagai pendukung energi alternatif karena nanoteknologi bukan
menciptakan sumber daya untuk menghasilkan energi tanpa adanya penggunaan
Sumber Daya Alam, akan tetapi menerapkan teknologi untuk mendukung penggunaan
Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui, dalam menciptakan energi alternatif.
Nanoteknologi yang berperan sebagai
pendukung energi alternatif ialah Titanium oksida nanotube. Titanium oksida
nanotube ialah alat dengan serat yang mempunyai diameter dengan skala
nanometer, sangat kuat, bersifat konduktor, berbentuk pejal atau
beronggar.
Nanotube yang tersusun secara vertikal ini,hampir meyerupai
sarang lebah kosong. Padabagian atas nanotube, terdapat membran tipis berukuran
25 sampai 100 sentimeter persegi yang tesusun dari tembaga dan titanium oksida.
Tembaga dan titanium oksida bertindak sebagai katalis. Ketika sinar matahari
mengenai tembaga oksida, karbon dioksida akan diubah menjadi karbon monoksida.
Dan ketika sinar matahari mengenai titanium oksida, molekul air akan terpecah.
Hidrogen dibebaskan dari air dan karbon dibebaskan dari CO2 kemudian
direkombinasi untuk menghasilkan metana yang dapat terbakar, dan sisa atom
oksigen kemudian berpasangan untuk menghasikan O2 yang dapat digunakan untuk
pernapasan. Penambahan cahaya matahari dan CO2 yang lebih banyak, dapat
menghasilkan metana yang lebih banyak pula. Diperkirakan, cahaya yang
dikumpulkan dalam setiap 100 meter persegi dalam setiap membran, dapat
menghasilkan lebih dari 500 liter metana pada hari yang
cerah.
Nanoteknologi dapat dikatakan ramah
lingkungan karena dengan nanoteknologi sebuah produk dapat dibuat dengan bahan
yang sedikit, tetapi berkualitas.
Selain itu nanoteknologi dapat mengurangi polusi karena :
Dengan penguasaan nanoteknologi akan mengurangi penggunaan bahan bakar di bidang transportasi. Dapat mengurangi gas buang dan limbah. Nanofilter akan mampu menyaring debu, gas dan partikel di bawah orde satu mikron. Nanoteknologi memungkinan pembuatan barang dengan bahan yang sedikit dengan kualitas yang baik. Dengan nanoteknologi akan ditemukan solar sel yang bisa mengurangi sumber energi senyawa karbon. Nanoteknologi memungkinkan penemuan baterai dengan kapasitas tinggi dan bertahan lama.
Nanoteknologi akan memungkinkan penghematan energi karena jaringan listrik tidak lagi menggunakan tembaga sebagai konduktor listrik, tapi akan menggunakan konduktor dengan tingan resistensi nol. Nanoteknologi memungkinkan penggunaan hidrogen sebagai sumber energi baru.
Selain itu nanoteknologi dapat mengurangi polusi karena :
Dengan penguasaan nanoteknologi akan mengurangi penggunaan bahan bakar di bidang transportasi. Dapat mengurangi gas buang dan limbah. Nanofilter akan mampu menyaring debu, gas dan partikel di bawah orde satu mikron. Nanoteknologi memungkinan pembuatan barang dengan bahan yang sedikit dengan kualitas yang baik. Dengan nanoteknologi akan ditemukan solar sel yang bisa mengurangi sumber energi senyawa karbon. Nanoteknologi memungkinkan penemuan baterai dengan kapasitas tinggi dan bertahan lama.
Nanoteknologi akan memungkinkan penghematan energi karena jaringan listrik tidak lagi menggunakan tembaga sebagai konduktor listrik, tapi akan menggunakan konduktor dengan tingan resistensi nol. Nanoteknologi memungkinkan penggunaan hidrogen sebagai sumber energi baru.
Jadi nanoteknolegi teknologi dalam
memahami dan mengkontrol sesuatu pada dimensi 1-100 nm, dimana
fenomena-fenomena unik tersebut dapat menghasilkan aplikasi baru. Nanoteknologi
meliputi pencitraan, pemodelan, pengukuran, fabrikasi dan memanipulasi sesuatu
pada skala nano. Nanoteknologi ialah solusi untuk mengatasi krisis energi di
Indonesia, nanoteknologi yang berperan dalam hal ini ialah titanium oksida
nanotube. Selain itu, nanoteknologi bersifat ramah lingkungan karena dapat
mengurangi penggunaan bahan bakar, mengurangi produksi limbah dan dapat membuat
barang dengan bahan yang sedikit dengan kualitas yang baik.
Beberapa
bidang teknologi energi yang telah mendapat sentuhan nanoteknologi saat ini
antara lain:
- Photovoltaics: pendekatan nanoteknologi menghemat biaya operasi sampai 100 kali lebih murah daripada teknologi konvensional .
- Reduksi fotokatalitik : dapat mereduksi CO2 menjadi metanol.
- Fotokonversi langsung (direct photoconversion) : dapat menghasilkan gas hidrogen dari air
- Sel Bahan Bakar (fuel cells) : nanoteknologi dibidang fuel cell menurunkan biaya 10-100 lipat teknologi konvensional.
- Batere dan kapasitor super (batteries and supercapacitors) : memiliki kemampuan 10-100 kali lipat teknologi konvensional.
- Penyimpan hidrogen (H2 storage) : lebih ringan daripada teknologi konvensional.
- Kabel daya (Power cables seperti superconductors atau quantum conductors) : dapat menghemat energi listrik secara signifikan.
- Nanoelectronics: memberi dampak revolusioner pada komputer, sensors and devices.
- Robot berbasis nanoelectronics : memungkinkan konstruksi dan perwatan struktur sel surya di ruang angkasa dan perawatan reaktor nuklir.
- Material super kuat dan ringan (Super-strong, light weight materials) : menurunkan bobot benda sehingga dapat menghemat biaya produksi dan meningkatkan efisiensi produk.
- Proses termokimia terkatalisis (thermochemical processes with catalysts): untuk membangkitkan gas hidrogen dari air .
- Lampu nanotech (nanotech lighting): untuk mengganti lampu-lampu incandescent dan fluorescent.
- Pelapis nanomaterial (nanomaterials coatings): untuk penggunaan dalam pertambangan dan geotermal.
Nanoenergi
Nanoenergi merupakan cabang Kajian nanoteknologi dengan objek
formal yaitu material yang bersifat nano dalam perspektif energi. Aplikasi
dalam nanoenergi bermacam-macam beberapa contoh dari aplikasi tersebut yaitu :
· Nano
Energizer merupakan campuran oli mesin berteknologi nano yang mampu
menyempurnakan kerja oli mesin dengan melapisi bagian-bagian mesin yang aus
secara permanen, sehingga suara mesin menjadi lebih halus, kompresi meningkat,
asap berkurang, hemat.
· Nanogenerator adalah
nama syang mamebuah alat penghasil listrik berbasis nanoteknologi. Menggunakan
teknologi “nanowires” , nanogenerator mengubah gelombang ultrasonik, getaran
dan bahkan diimpikan mampu mengubah gelombang air laut menjadi arus listrik.
· Pohon nano yang mampu
menghasilkan listrik.
· Nanoenergy water system yang memiliki berbagai
khasiat bagi kesehatan.
Daftar Pustaka :
Anonim.
Nanoteknologi. “https://id.wikipedia.org/wiki/Nanoteknologi” (Diakses Jam 21.25
tanggal 31 Agustus 2018)
Akbar,
Sulthoni. 2015. Aplikasi Nanoteknologi untuk Energi. “http://alumni-sdmiptek1.blogspot.com/2015/01/aplikasi-nanoteknologi-untuk-energi.html”
(Diakses Jam 21.30 tanggal 31 Agustus 2018)
Wijaya,
Karna. 2012. Nanoteknologi dan Energi “https://pse.ugm.ac.id/nanoteknologi-dan-energi/”
(Diakses Jam 21.37 tanggal 31 Agustus 2018)
Setyono,
Langgeng. 2012. Aplikasi Nanotechnology dalam Bidang Energi. “http://blog.ub.ac.id/langgeng/2012/05/19/aplikasi-nanotechnology-dalam-bidang-energi/”
(Diakses Jam 21.39 tanggal 31 Agustus 2018)
Wijanarko.
2012. Nanosains dan Nanoteknologi Dalam Pembangunan Energi di Indonesia
(Sebagai Pendukung Energi Alternatif Yang Ramah Lingkungan) “http://ollakoko.blogspot.com/2012/01/abstract-indonesia-is-country-rich-in.html”
(Diakses Jam 21.42 tanggal 31 Agustus 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.