Oleh : @H12-STEALLA
TEKNOLOGI HIJAU
ABSTRAK :
Kesadaran akan perlunya teknologi yang ramah lingkungan
semakin meluas. Teknologi yang boros energi, terutama energi fosil akan
berpotensi besar mengancam kerusakan permanen pada Bumi dan juga membahayakan
kahidupan umat manusia. Ketika Eropa mengalami krisis energi pada tahun 1973,
muncul istilah teknologi tepat guna (appropriate technology). Prinsipnya adalah
menghilangkan ketergantungan pada sumber daya luar yang tidak dimiliki oleh
masyarakat setempat. Pengelolaan teknologi tepat guna memanfaatkan sumber daya
local secara efektif, efisien, dan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Pada
dasarnya teknologi tepat guna menawarkan solusi masalah yang cenderung tidak
terlalu tergantung pada penggunaan energi fosil. Teknologi hijau merupakan
salah satu upaya untuk menjaga kelestarian atau kelangsungan hidup di bumi.
Kelestarian atau kelangsungan hidup (Sustainable) di bumi dapat diartikan
sebagai perihala pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkesinambungan di masa
depan tanpa merusak sumber daya alam ataupun pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa
mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri.
ISI :
Penggundulan hutan telah menghilangkan kemampuan untuk
menyerap emisi karbon sehingga memacu terjadinya perubahan iklim. Sejak Perang
Dunia II jumlah kenderaan bermotor di dunia bertambah sekitar 40 juta menjadi
680 juta, yang merupakan penyumbang emisi carbon dioksida pada atmosfer. Enam
tindakan manusia yang dikenal sebagai “Tragedy of Commons” sebagai penyebab
utama perubahan iklim global menurut Gany (2008) yaitu:
a.
Meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2)
di atmosfir
b.
Perubahan terhadap siklus bio-kimia global dari
nitrogen dan elemen-elemen lainnya
c.
Pembentukan dan pelepasan komponen organik
secara terus menerus seperti chlorofluorocarbon
d.
Perubahan besar-besaran dalam tataguna lahan dan
vegetasi tutupan permukaan
e.
Perburuan dan perambahan sejumlah besar sumber
daya alam dan kehidupan predator dan konsumen
f.
Invasi keanekaragaman hayati oleh species asing.
Pada abad ke 21 ini, perubahan iklim yang diakibatkan oleh
pemanasan global merupakan permasalahan yang serius dihadapi Negara-Negara di
seluruh dunia. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyatakan
bahwa kenaikan suhu bumi dari tahun 1990 – 2005 antara 0.13 – 0.15 derajat
celcius. Apabila tidak ada upaya pencegahan, pada tahun 2050 – 2070 suhu Bumi
akan naik sekitar 4,2 derajat Celcius, (KPKC Roma, 2002). Pada tahun 2100, suhu
atmosfir akan meningkat 1,5 – 4,5 derajat
Dampak pemanasan global yang akan terjadi adalah:
a.
Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati
b.
Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan
badai, angin topan, dan banjir
c.
Mencairnya es dan glasier di kutub
d.
Meningkatnya tanah kering yang potensial menjadi
gurun karena kekeringan yang berkepanjangan
e.
Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan
banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga
15 – 95 cm
f.
Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya
pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh
dunia
g.
Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
h.
Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti
malaria ke daerah-daerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk)
i.
Daerah-daerah tertentu menjadi padat karena
terjadinya arus pengungsian
Bagi masyarakat Indonesia dampak
pemanasan global yang timbul antara lain kenaikan permukan air laut sampai 90
cm yang mengakibatkan tenggelamnya sekitar 2000 pulau, penurunan pH air laut
dari 8,2 menjadi 7,8 yang akan menghambat kematian biota dan terumbu karang
sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi, yang mengakibatkan terjadinya
penurunan populasi ikan dan sehingga menurunkan hasil laut seperti ikan, udang
dan biota laut lainnya. Selanjutnya dampak ekonomi dan sosial akan terjadi
akibat terendamnya sebagian besar kota-kota di wilayah pesisir. Dampak pada
pertanian yaitu, akan terjadi menurunnya produktivitas tanaman karena
terganggunya akibat perobahan pola presipitasi, penguapan, air limpasan dan
kelembaban tanah. Selain itu pemanasan global juga berisiko terjadinya ledakan
hama dan penyakit tanaman, sehingga akan menggangu pertahanan pangan.
Peningkatan suhu Bumi akan menyebabkan curah hujan yang semakin lebat sehingga
banjir akan lebih besar. Dampak pada kesehatan masyarakat akan meningkat karena
peningkatan suhu akan memperpendek siklus hidup beberapa vektor penyakit dan
masa inkubasi penularan menjadi lebih singkat terutama malaria dan Demam
Berdarah, serta penyakit lainnya seperti Diare, Leptospirosis, kanker kulit,
dll, (Kompas, 2007).
Perkembangan teknologi hijau
semakin pesat, antara lain dengan mengacu pada beberapa konsep yang menjadi
tujuan aplikasinya :
1. Konsep keberlanjutan
2. Konsep daur ulang
3. Konsep penguraian limbah dan polusi
4. Konsep inovasi
5. Konsep viabilitas
6. Konsep edukasi
3 Aspek yang menjadi prinsip teknologi hijau ;
a. Kenyamanan soSial
b. Ekonomis
c. Ramah lingkungan
Ruang lingkup teknologi hijau sangat luas, beberapa diantaranya adalah :
1. Energi hijau
2. Bangunan hijau (Green Building)
3. Kimia hijau (Green Chemistry)
4. Nanoteknologi hijau (Green nanotechnology)
DAFTAR PUSTAKA :
Afia Hidayat, Atep. 2017. Kimia
Industri dan Teknologi Hijau
Apriliyanto Sani, Andry. 2017.
PENGARUH TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEUNGGULAN
KOMPETITIF DAN KINERJA PERUSAHAAN. https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/30139/19181
Gunawan. 2013. PENERAPAN INOVASI
TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN PADA KOMUNITAS PETANI SAYURAN. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=310648&val=7374&title=PENERAPAN%20INOVASI%20TEKNOLOGI%20RAMAH%20LINGKUNGAN%20%20PADA%20KOMUNITAS%20PETANI%20SAYURAN%20
Hassan, Norizan. 2017. http://rmc.kuis.edu.my/jpi/wp-content/uploads/2017/05/NORIZAN-HASSAN-final-1-12.pdf
Mahmood, Salwa. 2013. Green
Technology Management in the Muslim World. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/652013107-115GreenTechnologyManagementintheMuslimWorld.pdf
Nefilinda. TEKNOLOGI HIJAU:
SOLUSI UNTUK PELESTARIAN SUMBER AIR. https://media.neliti.com/media/publications/131624-ID-none.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.