.

Sabtu, 25 Agustus 2018


Oleh : @H12-STEALLA

TEKNOLOGI HIJAU
@PROYEKH09



ABSTRAK :
Kesadaran akan perlunya teknologi yang ramah lingkungan semakin meluas. Teknologi yang boros energi, terutama energi fosil akan berpotensi besar mengancam kerusakan permanen pada Bumi dan juga membahayakan kahidupan umat manusia. Ketika Eropa mengalami krisis energi pada tahun 1973, muncul istilah teknologi tepat guna (appropriate technology). Prinsipnya adalah menghilangkan ketergantungan pada sumber daya luar yang tidak dimiliki oleh masyarakat setempat. Pengelolaan teknologi tepat guna memanfaatkan sumber daya local secara efektif, efisien, dan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Pada dasarnya teknologi tepat guna menawarkan solusi masalah yang cenderung tidak terlalu tergantung pada penggunaan energi fosil. Teknologi hijau merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian atau kelangsungan hidup di bumi. Kelestarian atau kelangsungan hidup (Sustainable) di bumi dapat diartikan sebagai perihala pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkesinambungan di masa depan tanpa merusak sumber daya alam ataupun pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

ISI :
Penggundulan hutan telah menghilangkan kemampuan untuk menyerap emisi karbon sehingga memacu terjadinya perubahan iklim. Sejak Perang Dunia II jumlah kenderaan bermotor di dunia bertambah sekitar 40 juta menjadi 680 juta, yang merupakan penyumbang emisi carbon dioksida pada atmosfer. Enam tindakan manusia yang dikenal sebagai “Tragedy of Commons” sebagai penyebab utama perubahan iklim global menurut Gany (2008) yaitu:
a.       Meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfir
b.       Perubahan terhadap siklus bio-kimia global dari nitrogen dan elemen-elemen lainnya
c.       Pembentukan dan pelepasan komponen organik secara terus menerus seperti chlorofluorocarbon
d.       Perubahan besar-besaran dalam tataguna lahan dan vegetasi tutupan permukaan
e.       Perburuan dan perambahan sejumlah besar sumber daya alam dan kehidupan predator dan konsumen
f.        Invasi keanekaragaman hayati oleh species asing.

Pada abad ke 21 ini, perubahan iklim yang diakibatkan oleh pemanasan global merupakan permasalahan yang serius dihadapi Negara-Negara di seluruh dunia. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyatakan bahwa kenaikan suhu bumi dari tahun 1990 – 2005 antara 0.13 – 0.15 derajat celcius. Apabila tidak ada upaya pencegahan, pada tahun 2050 – 2070 suhu Bumi akan naik sekitar 4,2 derajat Celcius, (KPKC Roma, 2002). Pada tahun 2100, suhu atmosfir akan meningkat 1,5 – 4,5 derajat
Dampak pemanasan global yang akan terjadi adalah:
a.       Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati
b.       Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
c.       Mencairnya es dan glasier di kutub
d.       Meningkatnya tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan
e.       Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 – 95 cm
f.        Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia
g.       Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
h.       Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria ke daerah-daerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk)
i.         Daerah-daerah tertentu menjadi padat karena terjadinya arus pengungsian

Bagi masyarakat Indonesia dampak pemanasan global yang timbul antara lain kenaikan permukan air laut sampai 90 cm yang mengakibatkan tenggelamnya sekitar 2000 pulau, penurunan pH air laut dari 8,2 menjadi 7,8 yang akan menghambat kematian biota dan terumbu karang sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi, yang mengakibatkan terjadinya penurunan populasi ikan dan sehingga menurunkan hasil laut seperti ikan, udang dan biota laut lainnya. Selanjutnya dampak ekonomi dan sosial akan terjadi akibat terendamnya sebagian besar kota-kota di wilayah pesisir. Dampak pada pertanian yaitu, akan terjadi menurunnya produktivitas tanaman karena terganggunya akibat perobahan pola presipitasi, penguapan, air limpasan dan kelembaban tanah. Selain itu pemanasan global juga berisiko terjadinya ledakan hama dan penyakit tanaman, sehingga akan menggangu pertahanan pangan. Peningkatan suhu Bumi akan menyebabkan curah hujan yang semakin lebat sehingga banjir akan lebih besar. Dampak pada kesehatan masyarakat akan meningkat karena peningkatan suhu akan memperpendek siklus hidup beberapa vektor penyakit dan masa inkubasi penularan menjadi lebih singkat terutama malaria dan Demam Berdarah, serta penyakit lainnya seperti Diare, Leptospirosis, kanker kulit, dll, (Kompas, 2007).

Perkembangan teknologi hijau semakin pesat, antara lain dengan mengacu pada beberapa konsep yang menjadi tujuan aplikasinya :
1. Konsep keberlanjutan
2. Konsep daur ulang
3. Konsep penguraian limbah dan polusi
4. Konsep inovasi
5. Konsep viabilitas
6. Konsep edukasi

3 Aspek yang menjadi prinsip teknologi hijau ;
a. Kenyamanan soSial
b. Ekonomis
c. Ramah lingkungan

Ruang lingkup teknologi hijau sangat luas, beberapa diantaranya adalah :
1. Energi hijau
2. Bangunan hijau (Green Building)
3. Kimia hijau (Green Chemistry)
4. Nanoteknologi hijau (Green nanotechnology)

DAFTAR PUSTAKA :

Afia Hidayat, Atep. 2017. Kimia Industri dan Teknologi Hijau

Apriliyanto Sani, Andry. 2017. PENGARUH TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEUNGGULAN KOMPETITIF DAN KINERJA PERUSAHAAN. https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/30139/19181



Mahmood, Salwa. 2013. Green Technology Management in the Muslim World. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/652013107-115GreenTechnologyManagementintheMuslimWorld.pdf

Nefilinda. TEKNOLOGI HIJAU: SOLUSI UNTUK PELESTARIAN SUMBER AIR. https://media.neliti.com/media/publications/131624-ID-none.pdf



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.