PANJANG UMUR DENGAN HORMON ENDORPHIN
@ProyekH01
Abstrak : Hormon adalah zat kimia (senyawa) yang dihasilkan oleh organ tubuh tertentu dan akan menghasilkan efek fungsional tertentu. Di dalam tubuh kita ini, ada banyak hormon yang dihasilkan. Salah satu contoh hormon yang dihasilkan oleh tubuh adalah hormon Endorphin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar pituitary (kelenjar hipofisis) yang terdapat di bagian bawah organ otak. Dengan dihasilkannya hormon Endorphin oleh tubuh, tentunya hormon ini memiliki manfaat baik bagi tubuh kita.
Isi : Stress adalah kondisi kejiwaan ketika jiwa itu mendapat beban (Sarwono, 2003). Stress terdiri atas stress ringan dan stress berat. Stress ringan dapat mengurangi gairah dalam beraktifitas (kejenuhan). Stress berat yang tidak ditanggulangi sejak dini, akan membahayakan kesehatan. Stress tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Stress dapat menyerang siapa saja, entah anak-anak, remaja ataupun dewasa. Masalah yang banyak dialami pada saat ini merupakan manifestasi dari stress, di antaranya depresi, kecemasan, pola makan tidak teratur, penyalahgunaan obat sampai penyakit yang berhubungan dengan fisik seperti pusing serta ngilu pada sendi.
Pada zaman sekarang ini, stress benar-benar mudah dijumpai. Tetapi stress harus kita tanggulangi sejak kini. Salah satu hal yang perlu kita lakukan untuk menanggulangi stress adalah meningkatkan hormon Endorphin. Hormon Endorphin adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitary. Hormon endorphin
adalah pembunuh rasa sakit alami yang dihasilkan oleh otak, hormon ini juga dapat menimbulkan rasa
senang atau euforia. Meningkatnya jumlah hormon endorphin akan mengurangi efek buruk dari stress dan
rasa sakit.
Untuk meningkatkan jumlah hormon endorphin dapat dilakukan beberapa cara, yaitu :
1. Olahraga
2. Tertawa
3. Tersenyum
4. Berpikir positif
5. Mengkonsumsi cokelat
6. Mengkonsumsi cabe
7. Mengkonsumsi kopi
8. Berdoa
Kalau seseorang berpikir positif, senang, dan bahagia, maka otak akan mengeluarkan hormon Beta-Endorphin. Menariknya, menurut penelitian Dr. Shigeo hormon kebahagiaan ini memperkuat daya tahan tubuh, menjaga sel otak tetap muda, melawan penuaan, menurunkan agresivitas dalam hubungan antar manusia, meningkatkan semangat, daya tahan, dan kreativitas.
Karena itu, orang-orang yang selalu dipenuhi dengan rasa ikhlas, ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan dalam hidupnya, maka secara tidak langsung ia telah membuat dirinya selalu muda, karena pikiran dan perasaan positif menghasilkan hormon kebahagiaan yang memperkuat daya tahan tubuh. Itulah jawaban mengapa banyak orang bisa hidup hingga usia lanjut, dan masih sehat.
Sebaliknya, jika seseorang merasa tertekan, marah, sedih, cemas, takut, maka ia akan mengeluarkan hormon Nor-Adrenalin. Hormon ini merupakan “racun” yang merusak berbagai jaringan dalam tubuh manusia. Semakin banyak manusia memproduksi hormon negatif ini, maka kerusakan dalam tubuh manusia juga semakin cepat. Hal ini juga menjadi jawaban, mengapa banyak orang pada usia muda, terkena banyak penyakit, sudah renta, dan terkena banyak penyakit. Tekanan hidup mengakibatkan seseorang mengalami kesedihan, kecemasan, dan ketakutan yang ternyata banyak merusak sel-sel dalam tubuh manusia (Sugianto,2012)
Karena itu, orang-orang yang selalu dipenuhi dengan rasa ikhlas, ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan dalam hidupnya, maka secara tidak langsung ia telah membuat dirinya selalu muda, karena pikiran dan perasaan positif menghasilkan hormon kebahagiaan yang memperkuat daya tahan tubuh. Itulah jawaban mengapa banyak orang bisa hidup hingga usia lanjut, dan masih sehat.
Sebaliknya, jika seseorang merasa tertekan, marah, sedih, cemas, takut, maka ia akan mengeluarkan hormon Nor-Adrenalin. Hormon ini merupakan “racun” yang merusak berbagai jaringan dalam tubuh manusia. Semakin banyak manusia memproduksi hormon negatif ini, maka kerusakan dalam tubuh manusia juga semakin cepat. Hal ini juga menjadi jawaban, mengapa banyak orang pada usia muda, terkena banyak penyakit, sudah renta, dan terkena banyak penyakit. Tekanan hidup mengakibatkan seseorang mengalami kesedihan, kecemasan, dan ketakutan yang ternyata banyak merusak sel-sel dalam tubuh manusia (Sugianto,2012)
Daftar Pustaka :
2016. Hormon Endorfin: Penghilang Stres dan Pereda
Rasa Sakit Alami. http://www.yakestelkom.or.id/artikel/pdf/hormon-endorfin-penghilang.721.pdf
http://googleweblight.com/i?u=http://www.indramuhtadi.com/blog-articles-2014/topik-ke-156-endorphin-hormon-bahagia&hl=en-ID
Hidayat, Atep Afia, Kholil, Muhammad. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Industri
Kholidah, Enik Nur. 2012. Berpikir Positif untuk Menurunkan Stres Psikologis. https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/6967/5428
Nasution, Indri Kemala. 2007. Stress pada Remaja. http://library.usu.ac.id/download/fk/132316815(1).pdf
https://www.naqsdna.com/2012/01/endorfin-si-hormon-dewa-kebahagiaan.html?m=1
(Semua diakses pada tanggal 4 Agustus 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.