Oleh : @H12-STEALLA
KIMIA HIJAU YES
@PROYEKH07
ABSTRAK :
Green chemistry muncul karena adanya pergeseran
paradigma tradisional suatu proses produksi yang hanya berfokus pada produk
yang ekonomis tanpa memperhatikan limbah yang dihasilkan menjadi berfokus pada
produk yang secara ekonomis mampu mengurangi pemakaian bahan yang bersifat
toksik dan atau berbahaya. Tujuan utama dari konsep green chemistry adalah
teknologi berkesinambungan (sustainable technology). Reaksi katalisis merupakan
salah satu cara pengejawantahan green chemistry, karena reaksi katalisis
menyediakan rute reaksi yang lebih pendek daripada rute reaksi kimia trisional.
Dengan reaksi katalisis, pemakaian bahan dan reagen kimia dapat diminimalkan
dan konsep lebih baik mencegah daripada mengobati dapat dilaksanakan. (Utomo,
2010)
Green chemistry atau “kimia hijau” merupakan bidang kimia yang berfokus
pada pencegahan polusi. Pada awal 1990-an, green chemistry mulai dikenal secara
global setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution
Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi
polusi. Green chemistry merupakan pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan
baik itu dari segi bahan kimia yang dihasilkan, proses ataupun tahapan reaksi
yang digunakan. Konsep ini menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan pada
pengurangan penggunaan dan pembuatan bahan kimia berbahaya baik itu dari sisi
perancangan maupun proses. Bahaya bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep
green chemistry ini meliputi berbagai ancaman terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan iklim global, dan
penipisan sumber daya alam. (Muslih, 2015)
ISI :
Isu tentang polusi, limbah, pemanasan global sering
diberitakan dalam media masa. Di era modern ini, isu-isu tersebut menjadi isu
yang sensitif. Peningkatan kadar polutan yang relatif besar, membuat pembuat
kebijakan, aktivis lingkungan dan juga masyarakat umum mulai memikirkan masa
depan bumi ini. Hal ini melahirkan istilah ramah lingkungan. Dewasa ini, hampir
setiap kegiatan, baik kegiatan sosial maupun industri, dituntut untuk memenuhi
kriteria ramah lingkungan. Green chemistry adalah suatu falsafah atau konsep
yang mendorong desain dari sebuah produk ataupun proses yang mengurangi ataupun
mengeliminir penggunaan dan produksi zat-zat (substansi) toksik dan atau
berbahaya. Konsep green chemistry berkaitan dengan Kimia Organik, Kimia
Anorganik, Biokimia, dan Kima Analitik. Bagaimanapun juga, konsep ini cenderung
mengarah ke aplikasi pada sektor industri. Patut digarisbawahi di sini, bahwa
green chemistry berbeda dengan environmental chemistry (Kimia Lingkungan).
Green chemistry lebih berfokus pada usaha untuk meminimalisir penghasilan
zat-zat berbahaya dan memaksimalkan efisiensi dari penggunaan zat-zat
(substansi) kimia. Sedangkan, environmental chemistry lebih menekankan pada
fenomena lingkungan yang telah tercemar oleh substansi-substansi kimia (Nurma,
2008).
Pertumbuhan industri kimia yang ramah lingkungan
semakin dibutuhkan. Kecenderungan tersebut dikenal dengan istilah green
chemistry atau teknologi berkesinambungan. Green chemistry muncul karena adanya
pergeseran paradigma konsep tradisional tentang efisiensi konsep yang berfokus
utama pada hasil reaksi kimia, yang secara ekonomis bisa mengeliminasi limbah
dan menghindari pemakaian material yang bersifat toksik dan atau berbahaya.
Aktivitas green chemistry diformulasikan sebagai usaha pemakaian bahan dasar
(terutama yang dapat diperbaharui) secara efisien, penghilangan limbah dan
penghindaran pemakaian reagen dan pelarut yang bersifat toksik dan atau
berbahaya dalam industri dan aplikasi produk kimia. (Utomo, 2010)
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rashmi Sanghi
(2003) pada sintesa senyawa organik dan persyaratan yaitu:
a) menghindari limbah
b) efisiensi atom
c) menghindari penggunaan dan produksi bahan kimia
yang beracun dan berbahaya
d) prosesnya yang ramah lingkungan atau berorientasi
green chemistry harus memenuhi beberapa
menghasilkan senyawa-senyawa dengan hasil yang lebih
baik atau sama
e) dapat dibiodegradasi
f) mengurangi energi yang dibutuhkan
g) menggunakan bahan yang dapat didaur ulang
h) menggunakan katalis
Semua persyaratan ini dapat dipenuhi dengan konsep
green chemistry, jadi dapat dikatakan bahwa green chemistry adalah proses kimia
atau teknologi yang dapat memperbaiki lingkungan dan kualitas hidup.
Menurut Anastas & Warner hal yang penting dalam
green chemistry adalah:
1) Mencegah terjadinya limbah di tempat pertama
2) Menggunakan pereaksi dan pelarut yang aman
3) Melakukan perobahan reaksi secara selektif dan
efisien
4) Menghindari produk dan reaksi kimia yang tidak
perlu
Selanjutnya Anastas & Warner mengusulkan 12
prinsip green chemistry yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
1) Pencegahan terbentuknya bahan buangan beracun
akan lebih baik dari pada menangani atau membersihkan bahan buangan tersebut
2) Mengekonomiskan atom dalam merancang metode
sintesis
3) Sintesis bahan kimia yang tidak atau kurang
berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungannya
4) Merancang produk bahan kimia yang lebih aman,
walaupun sifat racunnya dikurangi tetapi fungsi-nya tetap efektif
5) Menggunakan pelarut dan bahan-bahan pendukung
yang lebih aman dan tidak berbahaya
6) Rancangan untuk efisiensi energi
7) Penggunaan bahan dasar yang dapat diperbaharui
8) Mengurangi turunan (derivatives) yang tidak
penting
9) Menggunakan katalis untuk meningkatkan
selektifitas dan meminimalkan energi
10) Merancang produk-produk kimia yang dapat
terdegradasi menjadi produk yang tidak berbahaya
11) Analisis serentak untuk mencegah polusi
12) Bahan kimia yang digunakan dalam proses kimia
dipilih yang lebih aman untuk mencegah kecelakaan
(PENDEKATAN GREEN CHEMISTRY SUATU INOVASI DALAM
PEMBELAJARAN KIMIA BERWAWASAN LINGKUNGAN, 2011)
DAFTAR PUSTAKA :
Anggraeni.
2012. SOSIALISASI KIMIA HIJAU DAUR ULANG LIMBAH ORGANIK DAN ANORGANIK DI DESA
PADAKEMBANG DAN CILAMPUNG HILIR KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA. http://jurnal.unpad.ac.id/dharmakarya/article/viewFile/8196/3745
Anonimus.
Pembangunan yang berkelanjutan dan "Kimia hijau". https://www.oc-praktikum.de/nop/id/articles/pdf/why_id.pdf
Anonimus.
2011. PENDEKATAN GREEN CHEMISTRY SUATU INOVASI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
BERWAWASAN LINGKUNGAN . http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrpk/article/download/175/216/
Anwar, Muslih, M.Sc. 2015. Kimia Hijau / Green Chemistry. http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?lang=id&u=blog-single&p=343
Mustafa,
Dina. 2017. PERANAN KIMIA HIJAU (GREEN CHEMISTRY) DALAM MENDUKUNG TERCAPAINY A
KOTA CERDAS. http://repository.ut.ac.id/7076/1/UTFMIPA2017-07-dina.pdf
Pranjoto
Utomo, M. 2010. GREEN CHEMISTRY DENGAN KIMIA KATALISIS. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132206549/penelitian/08_green_chemistry.pdf
Redhana,
Wayan. 2017. GREEN CHEMISTRY PRACTICUM TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES OF
REACTION RATE TOPIC. https://media.neliti.com/media/publications/196192-ID-green-chemistry-practicum-to-enhance-stu.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.