.

Kamis, 23 Agustus 2018


Oleh : @H12-STEALLA

KIMIA HIJAU YES
@PROYEKH07



ABSTRAK :

Green chemistry muncul karena adanya pergeseran paradigma tradisional suatu proses produksi yang hanya berfokus pada produk yang ekonomis tanpa memperhatikan limbah yang dihasilkan menjadi berfokus pada produk yang secara ekonomis mampu mengurangi pemakaian bahan yang bersifat toksik dan atau berbahaya. Tujuan utama dari konsep green chemistry adalah teknologi berkesinambungan (sustainable technology). Reaksi katalisis merupakan salah satu cara pengejawantahan green chemistry, karena reaksi katalisis menyediakan rute reaksi yang lebih pendek daripada rute reaksi kimia trisional. Dengan reaksi katalisis, pemakaian bahan dan reagen kimia dapat diminimalkan dan konsep lebih baik mencegah daripada mengobati dapat dilaksanakan. (Utomo, 2010)
Green chemistry atau “kimia hijau” merupakan bidang kimia yang berfokus pada pencegahan polusi. Pada awal 1990-an, green chemistry mulai dikenal secara global setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi. Green chemistry merupakan pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan baik itu dari segi bahan kimia yang dihasilkan, proses ataupun tahapan reaksi yang digunakan. Konsep ini menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan pada pengurangan penggunaan dan pembuatan bahan kimia berbahaya baik itu dari sisi perancangan maupun proses. Bahaya bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep green chemistry ini meliputi berbagai ancaman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan iklim global, dan penipisan sumber daya alam. (Muslih, 2015)


ISI :

Isu tentang polusi, limbah, pemanasan global sering diberitakan dalam media masa. Di era modern ini, isu-isu tersebut menjadi isu yang sensitif. Peningkatan kadar polutan yang relatif besar, membuat pembuat kebijakan, aktivis lingkungan dan juga masyarakat umum mulai memikirkan masa depan bumi ini. Hal ini melahirkan istilah ramah lingkungan. Dewasa ini, hampir setiap kegiatan, baik kegiatan sosial maupun industri, dituntut untuk memenuhi kriteria ramah lingkungan. Green chemistry adalah suatu falsafah atau konsep yang mendorong desain dari sebuah produk ataupun proses yang mengurangi ataupun mengeliminir penggunaan dan produksi zat-zat (substansi) toksik dan atau berbahaya. Konsep green chemistry berkaitan dengan Kimia Organik, Kimia Anorganik, Biokimia, dan Kima Analitik. Bagaimanapun juga, konsep ini cenderung mengarah ke aplikasi pada sektor industri. Patut digarisbawahi di sini, bahwa green chemistry berbeda dengan environmental chemistry (Kimia Lingkungan). Green chemistry lebih berfokus pada usaha untuk meminimalisir penghasilan zat-zat berbahaya dan memaksimalkan efisiensi dari penggunaan zat-zat (substansi) kimia. Sedangkan, environmental chemistry lebih menekankan pada fenomena lingkungan yang telah tercemar oleh substansi-substansi kimia (Nurma, 2008).
Pertumbuhan industri kimia yang ramah lingkungan semakin dibutuhkan. Kecenderungan tersebut dikenal dengan istilah green chemistry atau teknologi berkesinambungan. Green chemistry muncul karena adanya pergeseran paradigma konsep tradisional tentang efisiensi konsep yang berfokus utama pada hasil reaksi kimia, yang secara ekonomis bisa mengeliminasi limbah dan menghindari pemakaian material yang bersifat toksik dan atau berbahaya. Aktivitas green chemistry diformulasikan sebagai usaha pemakaian bahan dasar (terutama yang dapat diperbaharui) secara efisien, penghilangan limbah dan penghindaran pemakaian reagen dan pelarut yang bersifat toksik dan atau berbahaya dalam industri dan aplikasi produk kimia. (Utomo, 2010)
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rashmi Sanghi (2003) pada sintesa senyawa organik dan persyaratan yaitu:
a) menghindari limbah
b) efisiensi atom
c) menghindari penggunaan dan produksi bahan kimia yang beracun dan berbahaya
d) prosesnya yang ramah lingkungan atau berorientasi green chemistry harus memenuhi beberapa
menghasilkan senyawa-senyawa dengan hasil yang lebih baik atau sama
e) dapat dibiodegradasi
f) mengurangi energi yang dibutuhkan
g) menggunakan bahan yang dapat didaur ulang
h) menggunakan katalis

Semua persyaratan ini dapat dipenuhi dengan konsep green chemistry, jadi dapat dikatakan bahwa green chemistry adalah proses kimia atau teknologi yang dapat memperbaiki lingkungan dan kualitas hidup.
Menurut Anastas & Warner hal yang penting dalam green chemistry adalah:
1) Mencegah terjadinya limbah di tempat pertama
2) Menggunakan pereaksi dan pelarut yang aman
3) Melakukan perobahan reaksi secara selektif dan efisien
4) Menghindari produk dan reaksi kimia yang tidak perlu

Selanjutnya Anastas & Warner mengusulkan 12 prinsip green chemistry yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
1) Pencegahan terbentuknya bahan buangan beracun akan lebih baik dari pada menangani atau membersihkan bahan buangan tersebut
2) Mengekonomiskan atom dalam merancang metode sintesis
3) Sintesis bahan kimia yang tidak atau kurang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungannya
4) Merancang produk bahan kimia yang lebih aman, walaupun sifat racunnya dikurangi tetapi fungsi-nya tetap efektif
5) Menggunakan pelarut dan bahan-bahan pendukung yang lebih aman dan tidak berbahaya
6) Rancangan untuk efisiensi energi
7) Penggunaan bahan dasar yang dapat diperbaharui
8) Mengurangi turunan (derivatives) yang tidak penting
9) Menggunakan katalis untuk meningkatkan selektifitas dan meminimalkan energi
10) Merancang produk-produk kimia yang dapat terdegradasi menjadi produk yang tidak berbahaya
11) Analisis serentak untuk mencegah polusi
12) Bahan kimia yang digunakan dalam proses kimia dipilih yang lebih aman untuk mencegah kecelakaan
(PENDEKATAN GREEN CHEMISTRY SUATU INOVASI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA BERWAWASAN LINGKUNGAN, 2011)


DAFTAR PUSTAKA :
Anggraeni. 2012. SOSIALISASI KIMIA HIJAU DAUR ULANG LIMBAH ORGANIK DAN ANORGANIK DI DESA PADAKEMBANG DAN CILAMPUNG HILIR KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA. http://jurnal.unpad.ac.id/dharmakarya/article/viewFile/8196/3745

Anonimus. Pembangunan yang berkelanjutan dan "Kimia hijau". https://www.oc-praktikum.de/nop/id/articles/pdf/why_id.pdf

Anonimus. 2011. PENDEKATAN GREEN CHEMISTRY SUATU INOVASI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA BERWAWASAN LINGKUNGAN . http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrpk/article/download/175/216/

Anwar, Muslih, M.Sc. 2015. Kimia Hijau / Green Chemistry. http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?lang=id&u=blog-single&p=343


Mustafa, Dina. 2017. PERANAN KIMIA HIJAU (GREEN CHEMISTRY) DALAM MENDUKUNG TERCAPAINY A KOTA CERDAS. http://repository.ut.ac.id/7076/1/UTFMIPA2017-07-dina.pdf

Pranjoto Utomo, M. 2010. GREEN CHEMISTRY DENGAN KIMIA KATALISIS. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132206549/penelitian/08_green_chemistry.pdf

Redhana, Wayan. 2017. GREEN CHEMISTRY PRACTICUM TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES OF REACTION RATE TOPIC. https://media.neliti.com/media/publications/196192-ID-green-chemistry-practicum-to-enhance-stu.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.