Bahaya
sampah plastik bagi Biota Laut
Sampah plastik adalah marine
debris terbesar. Menurut NOAA, marine
debris adalah material padat yang diproduksi atau diproses, baik
secara langsung maupun tidak, secara sengaja maupun tidak, dibuang atau
ditinggalkan di wilayah perairan laut. Memang ada bahan dasar plastik
yang mudah terurai di daratan. Tapi bahan ini tetap akan sulit untuk terurai di
lautan.Sampah plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk
terurai. Sampah yang membutuhkan waktu paling singkat untuk terurai adalah
kantong plastik.
Kantong plastik
membutuhkan waktu 10-20 tahun untuk terurai. Sedangkan yang paling lama adalah
botol plastik
yang membutuhkan waktu 450 tahun untuk terurai.
1.
Bahaya sampah plastik
Jika
dibiarkan, sampah plastik akan menumpuk di lautan. Hal ini
akan membahayakan mahkluk hidup yang tinggal di laut. Apa saja sih bahayanya?
·
Mengganggu pencernaan dan meracuni
Sampah plastik
berukuran kecil yang ada di dasar laut dapat termakan oleh hewan-hewan laut.
Jika masuk ke perut, sampah plastik ini akan mengganggu pencernaannya.
Sampah plastik
juga mengandung racun. Kalau termakan, hewan-hewan tersebut bisa saja mengalami
keracunan.
·
Melukai hewan laut
Sampah plastik
juga dapat melukai hewan-hewan di laut. Terkadang, mereka bisa terjerat oleh
sampah-sampah tersebut atau tertutup oleh plastik.
Kalau sudah begitu, sulit bagi mereka untuk melepaskan diri. Akhirnya, mereka
akan terluka karena terus menerus terjerat atau mencoba melepaskan diri.
2.
Biota dan Aneka Hayati Laut
Lebih jauh Safri Burhanuddin mengungkapkan” jika sampah plastik di
laut tidak dicegah produksinya, maka itu akan mengancam keberadaan biota laut
yang jumlahnya sangat banyak dan beragam. Tak hanya itu, sampah plastik bersama
mikro plastik yang ada di laut juga bisa mengancam kawasan pesisir yang memang
sangat rentan.Indonesia mengakui tantangan sampah plastik tidak hanya di laut
melainkan juga di daratan”.
Dengan ancaman yang terus meningkat, Safri menyatakan” berbagai
upaya terus dilakukan Pemerintah Indonesia untuk bisa mengurangi dan menurunkan
produksi sampah plastik di laut. Upaya yang dilakukan, melalui penanganan yang
terintegrasi, baik dari tataran kebijakan hingga pengawasan implementasi
kebijakan penanganan sampah plastik, khususnya sampah plastik laut”.
Tentang Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Plastik Laut,
Safri menyatakan”bahwa itu terdiri dari
empat pilar utama, yaitu perubahan perilaku, mengurangi sampah plastik yang
berasal dari daratan, mengurangi sampah plastik di daerah pesisir dan laut,
serta penegakan hukum, mekanisme pendanaan, penelitian-pengembangan (inovasi
teknologi) dan penguatan institusi”.
Banyak
makhluk terbelit sampah-sampah plastik di lautan, dan dalam sebuah episode,
penonton dapat melihat bagaimana seekor kura-kura penyu sisik terjerat kantong
plastik.Beruntung, juru kamera Rafa Herrero Massieu berhasil melepaskan plastik
yang menjerat kura-kura, dan hewan laut itu bisa berenang lagi tanpa cedera.Seorang Produser eksekutif ,James Honeyborne menyatakan,"Banyak ilmuwan memandang, sampah-sampah plastik yang berserakan di samudera adalah ancaman terbesar bagi kesejahteraan makhluk laut, Sering juga plastik menjadi ancaman bagi pelestarian seluruh populasi. Plastik-plastik itu bisa mengakibatkan tingginya tingkat kontaminasi kimia pada predator besar, seperti pada paus pilot”.
Dalam episode terbaru, terlihat bagaimana partikel plastik kecil (microplastics)
berperan dalam pencemaran industri kehidupan laut.Sekarang ini sampah plastik
diyakini bisa berperan dalam meningkatkan penyerapan polutan ke dalam tubuh.
James
Honeyborne juga menyatakan kepada BBC Newsbeat,” bahwa para ilmuwan harus
meningkatkan penelitian terkait mikroplastik”.
Jaring-jaring
plastik dapat juga menjadi perangkap bagi organisme-organisme laut dan karena
sifat plastik yang tidak dapat dihancurkan oleh organisme sehingga kejadian
tersebut dapat berlangsung bertahun-tahun. Inilah yang disebut ghost-fishing.
Jaring-jaring tersebut dapat memerangkap organisme saat terapung di permukaan,
ketika tersangkut di dasar, atau saat hanyut di kolom air. Mamalia laut, ikan,
butung laut dan penyu adalah sejumlah hewan yang sering terkena resiko ini. Tahun
1992, US EPA menyatakan,” bahwa di Laut Pasifik ditemukan sampah jaring plastik
sepanjang 1.500 m yang menjerat mati 99 ekor burung laut, ikan-ikan hiu dan 75
ekor ikan salmon”.
Plester plastik, tali plastik dan
semacamnya yang terapung di laut dapat meliliti mamalia laut atau ikan yang
kemudian menjadi semakin mengetat seiring dengan pertumbuhan hewan yang
terjerat tersebut sehingga menghambat pernafasan dan membatasi kemampuan
bergeraknya. Jeratan plester atau tali plastik ini juga menjadi ancaman bagi
burung laut. Seperti halnya jaring, plester, tali plastik atau sejenisnya juga
banyak dilaporkan dalam kasus terjeratnya hewan-hewan.
Matinya
penyu, mamalia laut dan burung-burung laut juga ditemukan sebagai akibat
menelan material-material plastik. Jumlah partikel plastik yang meningkat dan
sebarannya yang meluas di lautan telah banyak mengundang perhatian dunia, dan
meskipun sifatnya lambat tapi jika material ini ditelan oleh organisme laut
dapat berdampak pada berkurangnya kadar nutrisi dari makanan yang dikonsumsi
oleh organisme laut. Hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan hewan menjadi
terhambat dan bahkan dapat menyebabkan kematian organisme laut. Selain itu,
bahan-bahan beracun yang terdapat pada plastik dapat sampah plastik dapat
menyebabkan kematian atau gangguan reproduksi pada ikan, kerang dan organisme
laut lain yang berada pada habitat (lingkungan) tersebut.
Hewan-hewan renik, plankton, yang hidup diperairan tanpa sengaja
memakan sampah plastik mikro ini. Lebih parahnya, plankton pun tidak bisa
mencerna plastik mikro yang mereka makan. Plastik ini akan menumpuk di tubuh
plankton.Yang membuat lebih celaka adalah plankton ini merupakan makanan bagi
ikan-ikan dan hewan laut lainnya. Plastik-plastik mikro ini akan juga
terkumulasi di dalam tubuh ikan. Ikan juga tidak bisa mencerna plastik-plastik
ini meski berukuran mikro.
Ikan-ikan pada akhirnya akan terhidang di atas meja makan kita.
Mungkin secara tidak sadar kita ikut makan sampah plastik-plastik mikro ini.
Plastik-plastik juga bisa terakumulasi di dalam tubuh kita. Dalam jangka panjang,
bukan tidak mungkin plastik-plastik mikro ini bisa menimbulkan masalah bagi
kesehatan manusia.
Karena itu, kurangi penggunaan plastik. Buang plastik pada
tempatnya agar bisa didaur ulang dan tidak mencemari lingkungan perairan dan
termakan olen plankton-ikan- dan akhirnya oleh kita.
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.