.

Sabtu, 18 Agustus 2018

ALGA TEROBOSAN BARU UNTUK BAHAN BAKAR MASA DEPAN


ABSTRAK
Pertumbuhan perekonomian yang pesat menyebabkan meningkatnya kebutuhan manusia akan transportasi yang berdampak pada naikknya jumlah kendaraaan bermotor.  Sumber bahan bahar fosil yang berasal dari minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan menimbulkan beberapa masalah pencemaran lingkungan. Meningkatnya emisi gas berbahaya di atmosfer seperti NOx, COx menyebabkan diperlukannnya sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan mudah diperoleh. Penanaman kesadaran masyarakat akan lingkungan sejak dini merupakan salah satu upaya mengatasi masalah pencemaran saat ini, salah satunya adalah pendidikan. Pengenalan mikroalga yang menjadi generasi ketiga dari bahan alternatif (biofuel) pada dunia pendidikan dapat menjadi solusi sebagai upaya mengatasi pencemaran dan energi terbaharukan yang ramah lingkungan. Tiga proses yang dapat digunakan dalam pembuatan mikroalga antara lain: Cara konvensional pemanenan dan ekstrasi, Bioflocculation dan Proses biorefinery untuk menghasilkan biofuel mikroalga skala industri. Reproduksi yang cepat dan cara mendapatkannya yang mudah dapat menjadikan mikroalga sebagai biofuel terbarukan saat ini.

KATA KUNCI : Mikroalga, Bahan bakar Alternatif

ISI
PENGERTIAN
Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus.
Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti Hydrilla.
Dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri.
Menurut data Departemen Energi Amerika Serikat (DoE), Alga dapat memproduksi bahan bakar hingga 100 kali lebih banyak dibandingkan kedelai ataupun bahan baku lain dalam luas lahan yang sama. Namun, menggunakan teknologi yang ada saat ini, biaya untuk pembuatan 1 Liter biodiesel berbasis alga berkisar US$ 2.1 sedangkan pembuatan biodiesel berbahan baku kedelai hanya sekitar US$ 1 per Liter.

Riset yang dilakukan saat ini masih banyak berfokus pada pengembangan bahan baku mikroalga (bersel satu), walaupun beberapa riset juga telah melihat potensi pengembangan makroalga. Keuntungan dari penggunaan makroalga diantaranya kemudahan dalam pemisahan alga dan air saat panen sehingga menurunkan biaya dan energi yang dibutuhkan.

PROSES PRODUKSI

Proses produksi biodiesel berbasis alga tidak banyak berbeda dengan proses produksi biodiesel berbahan baku lain. Proses yang cukup berbeda adalah panen (harvesting) dan pretreatment.

Karena habitat hidup alga adalah perairan, maka dibutuhkan proses untuk memisahkan alga dari air. Proses yang digunakan antara lain:
·         Microscreen
·         Centrifugation
·         Flocculation
·         Froth Flotation
Setelah alga terpisah dari air, maka dibutuhkan proses lanjutan berupa pengeringan (drying) untuk menurunkan kadar air dari alga. Setelah diperoleh alga kering maka proses selanjutnya adalah ekstraksi minyak melalui beberapa pilihan proses:


  • Oil Press
  • Hexane Solvent Method
  • CO2 Supercritical Fluid Method
Oil Press merupakan proses yang paling murah untuk dilakukan, hanya membutuhkan sedikit biaya investasi untuk peralatan. Namun efektifitas dari ekstraksi minyak hanya berkisar 75%. Sedangkan metode Hexane Solvent dan Supercritical Fluid memberikan efektifitas ekstraksi 95% dan 100%, namun sayangnya biaya dan energi yang dibutuhkan juga relatif lebih besar.

PENGGUNAAN

Pada 7 Januari 2009 lampau, Continental Airlines, salah satu maskapai yang berbasis di Amerika Serikat, telah berhasil melaksanakan penerbangan uji coba pertama di dunia yang menggunakan bahan bakar biofuel. Pesawat yang digunakan adalah Boeing 737-800 diterbangkan di atas Teluk Mexico (Gulf Of Mexico) pada ketinggian 11.6 km. Bahan bakar yang digunakan terdiri atas campuran alga, jarak dan  bahan bakar jet standar dengan komposisi 50 – 50 (B50). Minyak Alga tersebut diproduksi oleh Sapphire Energy, sedangkan minyak jarak diproduksi oleh Terasol Energy. Uji coba tersebut memakan waktu selama 90 menit dan dilaporkan berjalan lancar. Uji coba ini merupakan bentuk kerjasama antara Continental Airlines, Boeing dan Honeywell UOP yang menyediakan proses pembuatan bahan bakar jet berbasis alga.

DAFTAR PUSTAKA

ATMOJO, PANJI. 2010 Biodiesel Berbasis Alga – Bahan Bakar Masa Depan
https://id.wikipedia.org/wiki/Alga Diakses tanggal 18 Agustus 2018
Hidayat, Atep Afia. 2017. KIMIA, INDUSTRI, DAN TEKNOLOGI HIJAU. RAFIKATAMA, JAKARTA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.