Abstrak
Pencemaran udara memberi dampak
negatif bagi kesehatan manusia akibat polutan yang dikeluarkan oleh kendaraan
bermotor. Dari beberapa jenis polutan yang dihasilkan, CO merupakan salah satu
polutan yang paling banyak yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya konsentrasi CO yang
dikeluarkan oleh lalu lintas kendaraan bermotor khususnya di ruas jalan Sam
Ratulangi Manado. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui
survei dan observasi lapangan.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan pemodelan polusi udara skala mikro. Untuk menentukan persentase CO yang ditimbulkan oleh lalu lintas yaitu dengan membandingkan hasil perhitungan pemodelan dengan hasil pengukuran udara ambient. Hasil penelitian menunjukan bahwa besarnya konsentrasi gas CO akibat lalulintas di ruas jalan Sam Ratulangi Manado berkisar 7242.99 μg/m3 sampai 15577,07 μg/m3, belum melampaui ambang batas baku mutu udara ambient nasional. Dari jumlah polutan CO yang ada di udara, 80,22% - 92,00% berasal dari kendaraan bermotor.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan pemodelan polusi udara skala mikro. Untuk menentukan persentase CO yang ditimbulkan oleh lalu lintas yaitu dengan membandingkan hasil perhitungan pemodelan dengan hasil pengukuran udara ambient. Hasil penelitian menunjukan bahwa besarnya konsentrasi gas CO akibat lalulintas di ruas jalan Sam Ratulangi Manado berkisar 7242.99 μg/m3 sampai 15577,07 μg/m3, belum melampaui ambang batas baku mutu udara ambient nasional. Dari jumlah polutan CO yang ada di udara, 80,22% - 92,00% berasal dari kendaraan bermotor.
Kata Kunci : kendaraan bermotor, polutan, CO
PENDAHULUAN
Polutan
tidak hanya berbahaya bagi kesehatan manusia, tapi juga berbahaya bagi hewan,
tanah, tumbuhan dan berpengaruh pada iklim dan cuaca.Dari pencemaran udara yang
terjadi, kendaraan bermotor jalan raya akan memberikan kontribusi sebanyak 60 %
emisi CO terhadap
total
emisi secara nasional (Noel De Nevers, 2000).Salah satu langkah penting yang
dilakukan dalam studi lingkungan jalan adalah melakukan prediksi dampak pada
suatu komponen lingkungan. Dalam perencanaan suatu pembangunan konstruksi jalan
maka prediksi kualitas udara yang akan terjadi. Perencanaan transportasi yang
baik tidak hanya memecahkan masalah akan kebutuhan lalu lintas saja, tetapi
juga perlumemperhatikan aspek lingkungan.
Woodford (2014), Atep dan Kholil
(2017) polusi udara gas ( atau cairan dan padatan yang tersebar melalui udara )
yang dilepaskan dalam jumlah cukup banyak sehingga menyebabkan kesehatan
manusia dan hewan, menghentikan atau menghambat pertumbuhan tanaman , serta
merusak atau mengganggu beberapa aspek lain dari lingkungan (termasuk
menimbulkan kerusakan bangunan, menimbulkan bau yang tidak menyenangkan, dan
sebagainya).
A. Dampak
Terjadinya Pencemaran Udara Terhadap Kehidupan dan Lingkungan
Sebagaimana
kita ketahui bersama, pencemaran udara atau perubahan salah satu komposisi
udara dari keadaan normal, mengakibatkan terjadinya perubahan suhu dalam
kehidupan manusia. Pembangunan transportasi yang terus dikembangkan menyusul
dengan permintaanpasar, ternyata, telah mendorong terjadinya bencana
pembangunan. Saat ini, kita semua telah mengetahui bahwa pengaruh polusi udara
juga dapat menyebabkan pemanasan efek rumah kaca (ERK) bakal menimbulkan
pemanasan global atau (global warming)
(Sudrajad,
2006).
Proses pembangunan yang ada di
Indonesia dalam konteks transportasi, ternyata, telah menimbulkan bencana
pembangunan yang pada akhirnya bermuara menjadi permasalahan ekologis.
Akibatnya, udara sebagai salah satunya commons yang open access menjadi
berbahaya bagi kesehatan manusia dan alam sekitarnya.
B. Kondisi
Existing Pencemaran Udara Akibat Kendaraan Transportasi
Dalam
melihat kasus pencemaran udara akibat kendaraan bermotor sebagai
suatu
dampak, adalah bukan satu-satunya penyebab yang disalahkan. Akan tetapi,
penggunaannya yang tidak teratur (disorder) adalah yang dapat menimbulkan
”abuse” bagi lingkungan kita, terutama udara. Singgungan antara transportasi
dan lingkungan juga dapat diungkapkan lewat masalah perilaku manusia terhadap
lingkungannya (Sudrajad, 2006). Hal tersebut bertolakbelakang, mengingat,
transportasi yang seharusnya merupakan salah satu perangkat teknologi untuk
memudahkan manusia, malahan menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan
manusia dan lingkungannya. Sebagai contoh, di Jakarta, sumber pencemaran udara
yang utama adalah kendaraan bermotor dan industri. Dalam hal ini, tehadap beban
emisi total, kendaraan bermotor menyumbang sekitar 71% pencemar oksida
nitrogen(NOX), 15% pencemar oksida sulfur (SOx), dan 70% pencemar partikulat
(PM10). Tampaknya, emisi gas dan kandungannya menjadi beban moral bagi pengguna
transportasi dan industri transportasi (BPLH DKI Jakarta, 2013).
Dari
uraiaan di atas, maka, tampak dengan jelas beberapa faktor penting yang
menyebabkan
dominannya pengaruh sektor transportasi terhadap pencemaran udara perkotaan di
Indonesia antara lain:
a.
Perkembangan jumlah kendaraan yang cepat (eksponensial).
b.
Tidak seimbangnya prasarana transportasi dengan jumlah kendaraan
yang
ada.
c.
Pola lalu lintas perkotaan yang berorientasi memusat, akibat terpusatnya
kegiatan-kegiatan
perekonomian dan perkantoran.
d.
Masalah turunan akibat pelaksanaan kebijakan pengembangan kota yang ada,
misalnya daerah pemukiman penduduk yang semakin menjauhi pusat kota.
e.
Kesamaan waktu aliran lalu lintas.
f.
Jenis, umur dan karakteristik kendaraan bermotor.
g.
Faktor perawatan kendaraan.
h.
Jenis bahan bakar yang digunakan.
i.
Jenis permukaan jalan.
j.
Siklus dan pola mengemudi (driving pattern).
C. Upaya untuk Mengurangi Dampak Polusi/Pencemaran Udara
Upaya pengendalian pencemaran udara akibat kendaraan bermotor yang mencakup upaya-upaya pengendalian baik langsung maupun tidak langsung,
akan
dapat menurunkan tingkat emisi dari kendaraan bermotor secara efektif antara lain
(Sudrajad, 2006):
1.
Mengurangi jumlah mobil lalu lalang. Misalnya dengan jalan kaki, naik sepeda,
kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi bersama teman-
teman
(car pooling).
2.
Selalu merawat mobil dengan saksama agar tidak boros bahan bakar dan asapnya
tidak mengotori udara.
3.
Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non-CFC dan hemat energi.
4.
Memilih bensin yang bebas timbal
Daftar
Pustaka
- Sudrajad, Agung. 2006. Pencemaran
Udara, Suatu Pendahuluan.Http//kamase_ugm@yahoo.co.id [3 Januari 2013]
- Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah Jakarta, 2013. Pengertian Pencemaran Udara.
- Hassan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok
Materi Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
- Gorahe,
Irwinsyih Marsudi, Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 PEMODELAN HUBUNGAN
ANTARA ARUS LALU LINTAS DAN POLUSI UDARA (CO)
- Menurut Woodford (2014), Hidayat, Atep Afia dan Muhamad
Kholil (2017), Kimia Industri dan Teknologi Hijau, Jakarta, Pantona Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.