Abstrak
Kesuburan Tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk
tanaman yang diinginkan, pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk
tanaman tersebut dapat berupa: buah, biji, daun, bunga, umbi, getah, eksudat,
akar, trubus, batang, biomassa, naungan atau penampilan.
Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung faktor pembentuk
tanah yang merajai di lokasi tersebut, yaitu: Bahan induk, Iklim, Relief,
Organisme, atau Waktu. Tanah merupakan
fokus utama dalam pembahasan kesuburan tanah, sedangkan tanaman merupakan
indikator utama mutu kesuburan tanah.
Penggunaa pestisida pun makin meluas seiring dengan berbagi jenis, baik
untuk keperluan pertanian atau rumah tangga. Iklan-iklan pun ramai dengan upaya
melindungi keluarga dari nyanmuk , dengan menyemprotkan pestisida tertentu, di
kemas dengan gaya yang ramah penuh kekeluargaan,namun tanpa di sadari yang di
jual itu adalah racun serangga, pestisida meliputi racun serangga, racun tikus,
racun bakteri, racun jamur, racun rumput liar, dsb.
Akumulasi penggunaan berbagai racun tersebut berpengaruh terhadap
tingkat kesuburan tanah, begitu pula penggunaan berbagai pupuk kimia, di sisi
lain banyak limbah industri yang di buang ke permukaan air yang mengalir, yang
secara langsung akan memperburuk kualitas tanah.
Ternyata pencemaran tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup manusia,
yaitu dengan mengganggu system pernapasan, system kordivaskular dan system syaraf,
namun juga mempengaruhi kualitas tanaman (pangan, buah-buahan, sayuran,
kehutanan), kualitas hewan ternak dan keberadaan hewan liar, ekosistem kolam
sungai, danau dan lautan, ekosistem sawah, perkebunan dan hutan, pencemaran
lingkungan berpotensi melumpuhkan ekosistem global.
Kata Kunci: Kesuburan Tanah Berkurang.
Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan. Dengan
mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang
dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu
memberikan gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah.
Sifat kimia tanah meliputi kadar unsur hara tanah, reaksi tanah (pH),
kapasitas tukar kation tanah (KTK), kejenuhan basa (KB), dan kemasaman.
Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau pH (potensial of
hidrogen), pH adalah nilai pada skala 0-14, yang menggambarkan jumlah relatif
ion H+ terhadap ion OH- didalam larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi
asam jika nilai pH berada pada kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung
ion H+ lebih besar daripada ion OH-, sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam
larutan tanah lebih kecil dari pada ion OH- larutan tanah disebut bereaksi basa
(alkali) atau miliki pH 8-14. Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation
Kalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh
aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman.
Kemasaman tanah merupakan hal yang biasa terjadi di wilayah-wilayah
bercurah hujan tinggi yang menyebabkan tercucinya basa-basa dari kompleks
jerapan dan hilang melalui air drainase. Pada keadaan basa-basa habis tercuci,
tinggallah kation Al dan H sebagai kation dominant yang menyebaabkan tanah
bereaksi masam (Coleman dan Thomas, 1970).
Di Indonesia pH tanah umumnya berkisar 3-9 tetapi untuk daerah rawa
seeperti tanah gambut ditemukan pH dibawah 3 karena banyak mengandung asam
sulfat sedangakan di daerah kering atau daerah dekat pantai pH tanah dapat
mencapai di atas 9 karena banyak mengandung garam natrium.
Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada
umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7,
karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.
pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun
bagi tanaman. Pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumunium yang selain
bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh
tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga
ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu
besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.
pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah.
Pada pH 5.5 - 7 bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang dengan baik, tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas
optimal. Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam
jumlah yang diharapkan, karenanya pH tanah sangat penting untuk diketahui jika
efisiensi pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan
pH tanah juga dapat memperburuk pH tanah.
Derajat keasaman (pH) tanah sangat rendah dapat ditingkatkan dengan
menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi dapat
diturunkan dengan penambahan sulfur. Dapat disimpulkan, secara umum pH yang
ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati 6.5-7. Namun kenyataannya
setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda.
c. Kesuburan Biologi
Sifat biologi tanah meliputi bahan organik tanah, flora dan fauna tanah
(khususnya mikroorganisme penting seperti bakteri, fungi dan Algae), interaksi
mikroorganisme tanah dengan tanaman (simbiosa) dan polusi tanah.
Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau.Jakarta: Pantona Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.