Oleh : @F24-setiawan , @proyekD07
Abstrak
Kimia hijau ( Green
Chemistry ) adalah desain produk dannproses kimia yang berupaya mengurangi atau
menghilangkan penggunaan zat berbahaya. Kimia hijau berlaku untuk seluruh
siklus hidup produk kimia, termasuk desain, manufacture, penggunaan, dan
pembuangan akhir. Kimia hijau dikenal juga sebagai kimia berkelanjutan (
Sustainable Chemistry). Dalam hal ini kimia hijau merupakan konsep dan
pemikiran mengenai kimia untuk menyelamatkan lingkungan dari pencemaran. Kimia hijau
bukanlah cabang ilmu kimia baru, namun
merupakan cara pandang atau strategi dalam kaitan nya dengan pemanfaatan kimia
kata kunci : kimia hijau
Isi pembahasan
Isi pembahasan
Penerapan konsep green chemistry pada mata kuliah
pengetahuan lingkungan menurut Ulfa, maria dan Rahayu Praptining dan Rosita
dewi Lussana (2013) Konsep
Pengetahuan Lingkungan
Lingkungan (Lingkungan, Ekologi, Dampak Manusia terhadap Bumi, Beberapa Kasus Masalah
Lingkungan, Pertumbuhan Kesadaran
terhadap Lingkungan, Organisasi
Lingkungan Hidup di Dunia, Satuan
makhluk Hidup, Komponen Ekosistem, Rantai Makanan
dan Jaring –jaring makanan ,
Interaksi ant arspesies)
Green
Chemistry
1. Perancangan
produk kimia yang lebih
aman
2. Energi
alternatif
3. Perancangan produk degradable
4. Analisa realtime pencegahan polusi
5. Pencegahan limbah
6. Efisiensi energy
Sedangkan konsep
lainnya menurut Anwar muslih M.SC (2015) dalam Anastas dan Warner (1998)
mengusulkan konsep“The Twelve Principles of Green Chemistry” yang digunakan
sebagai acuan oleh para peneliti untuk melakukan penelitian yang ramah
lingkungan. Berikut adalah ke-12 prinsip kimia hijau yang diusulkan oleh
Anastas dan Warner :
1.
Mencegah timbulnya
limbah dalam proses
Lebih baik mencegah daripada menanggulangi
atau membersihkan limbah yang timbul setelah proses sintesis, karena biaya
untuk menanggulangi limbah sangat besar.
2.
Mendesain produk
bahan kimia yang aman
Pengetahuan mengenai struktur kimia
memungkinkan seorang kimiawan untuk mengkarakterisasi toksisitas dari suatu
molekul serta mampu mendesain bahan kimia yang aman. Target utamanya adalah
mencari nilai optimum agar produk bahan kimia memiliki kemampuan dan fungsi
yang baik akan tetapi juga aman (toksisitas rendah). Caranya adalah dengan
mengganti gugus fungsi atau dengan cara menurunkan nilai bioavailability.
3.
Mendesain proses
sintesis yang aman
Metode sintesis yang digunakan harus didesain
dengan menggunakan dan menghasilkan bahan kimia yang tidak beracun terhadap
manusia dan lingkungan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
meminimalkan paparan atau meminimalkan bahaya terhadap orang yang menggunakan
bahan kimia tersebut.
4.
Menggunakan bahan
baku yang dapat terbarukan
Penggunaan bahan baku yang dapat diperbarui
lebih disarankan daripada menggunakan bahan baku yang tak terbarukan didasarkan
pada alasan ekonomi. Bahan baku terbarukan biasanya berasal dari produk
pertanian atau hasil alam, sedangkan bahan baku tak terbarukan berasal dari
bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, dan bahan tambang
lainnya.
5.
Menggunakan katalis
Penggunaan katalis memberikan selektifitas
yang lebih baik, rendemen hasil yang meningkat, serta mampu mengurangi produk
samping.Peran katalis sangat penting karena diperlukan untuk mengkonversi
menjadi produk yang diinginkan.Dari sisi green chemistry penggunaan katalis
berperan pada peningkatan selektifitas, mampu mengurangi penggunaan reagen, dan
mampu meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi.
6.
Menghindari
derivatisasi dan modifikasi sementara dalam reaksi kimia
Derivatisasi yang tidak diperlukan seperti
penggunaan gugus pelindung, proteksi/deproteksi, dan modifikasi sementara pada
proses fisika ataupun kimia harus diminimalkan atau sebisa mungkin dihindari
karena pada setiap tahapan derivatisasi memerlukan tambahan reagen yang
nantinya memperbanyak limbah.
7.
Memaksimalkan atom
ekonomi
Metode sintesis yang digunakan harus didesain
untuk meningkatkan proporsi produk yang diinginkan dibandingkan dengan bahan
dasar.Konsep atom ekonomi ini mengevaluasi sistem terdahulu yang hanya melihat
rendemen hasil sebagai parameter untuk menentukan suatu reaksi efektif dan
efisiens tanpa melihat seberapa besar limbah yang dihasilkan dari reaksi
tersebut.Atom ekonomi disini digunakan untuk menilai proporsi produk yang
dihasilkan dibandingkan dengan reaktan yang digunakan.Jika semua reaktan dapat
dikonversi sepenuhnya menjadi produk, dapat dikatakan bahwa reaksi tersebut
memiliki nilai atom ekonomi 100%. Berikut adalah persamaan untuk menghitung
nilai atom ekonomi :
Atom ekonomi (%) = x100%
8.
Menggunakan pelarut
yang aman
Penggunaan bahan kimia seperti pelarut,
ekstraktan, atau bahan kimia tambahan yang lain harus dihindari penggunaannya.
Apabila terpaksa harus digunakan, maka harus seminimal mungkin. Penggunaan
pelarut memang sangat penting dalam proses sintesis, misalkan pada proses
reaksi, rekristalisasi, sebagai fasa gerak pada kromatografi, dan lain-lain.
Penggunaan yang berlebih akan mengakibatkan polusi yang akan mencemari
lingkungan. Alternatif lain adalah dengan menggunakan beberapa tipe pelarut
yang lebih ramah lingkungan seperti ionic liquids, flourous phase chemistry,
supercritical carbon dioxide, dan“biosolvents”.Selain itu ada beberapa metode
sintesis baru yang lebih aman seperti reaksi tanpa menggunakan pelarut ataupun
reaksi dalam media air.
9.
Meningkatkan efisiensi
energi dalam reaksi
Energi yang digunakan dalam suatu proses kimia
harus mempertimbangkan efek terhadap lingkungan dan aspek ekonomi. Jika
dimungkinkan reaksi kimia dilakukan dalam suhu ruang dan menggunakan
tekanan.Penggunaan energi alternatif dan efisien dalam sintesis dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode baru diantaranya adalah dengan menggunakan
radiasai gelombang mikro (microwave), ultrasonik dan fotokimia.
10.
Mendesain bahan
kimia yang mudah terdegradasi
Bahan kimia harus didesain dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan, oleh karena itu suatu bahan kimia harus
mudah terdegradasi dan tidak terakumulasi di lingkungan.Seperti sintesis
biodegradable plastik, bioderadable polimer, serta bahan kimia lainya.
11.
Penggunaan metode
analisis secara langsung untuk mengurangi polusi
Metode analisis yang dilakukan secara
real-time dapat mengurangi pembentukan produk samping yang tidak
diinginkan.Ruang lingkup ini berfokus pada pengembangan metode dan teknologi
analisis yang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam
prosesnya.
12.
Meminimalisasi
potensi kecelakaan
Bahan kimia yang digunakan dalam reaksi kimia
harus dipilih sedemikian rupa sehingga potensi kecelakaan yang dapat
mengakibatkan masuknya bahan kimia ke lingkungan, ledakan dan api dapat
dihindari.
Aplikasi penerapan ke-12 prinsip kimia hijau
ini masih belum sepenuhnya dilakukan para kimiawan khususnya yang bergerak pada
bidang sintesis dalam hal desain reaksi dan metode yang digunakan untuk
mencegah seminimal mungkin terjadinya pencemaran lingkungan. Marilah kita mulai
penelitian yang lebih berwawasan lingkungan dengan mempertimbangkan aspek green
chemistry, agar generasi mendatang dapat hidup lebih baik.
Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil.2017. Kimia Industri dan Teknologi
Hijau. Patona Media : Jakarta
Ulfa, maria dan Rahayu Praptining dan Rosita dewi Lussana
(2013). Konsep pengetahuan lingkungan green chemistry pada program studi
pendidikan biologi
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=139219&val=4058&title=KONSEP%20PENGETAHUAN%20LINGKUNGAN%20GREEN%20CHEMISTRY%20PADA%20%20%20PROGRAM%20STUDI%20PENDIDIKAN%20BIOLOGI (diunduh 10 febuary 2018)
Anwar muslih M.SC (2015) Kimia
Hijau / Green Chemistry
http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?u=blog-single&p=343&lang=id (diunduh 10 febuary 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.