Abstrak
Kondisi udara yang
semakin panas akibat global warmjng dirasakan manusia sampai pada skala
bangunan, yaitu dengan bertambah panasnya suhu ruang. Hal tersebut menimbulkan
perasaan kurang nyaman ketika berada did dalam ruangan tanpa bantuan alat pendingin
ruang mekanis, seperi air conditioner (AC). Istilah Green Panel dalam
penelitian ini adalah panel yang terbuat dari material besi, berfungsi sebagai
secondary skin (lapisan dinding kedua) yang melindungi ruangan di dalamnya dari
terik matahari langsung, serta sebagai upaya penghijauan bangunan atau menajdi
media rambatan bagi tanaman.
Kata Kunci : Green Panel, Global Warminng
Isi Pembahasan
Perkembangan permukiman
di Indonesia saat ini belum dapat mengefisiensikan sumber daya energi dengan
cara terbarukan. Konsumsi energi listrik yang digunakan untuk pendinginan
bangunan dengan menggunakan penyegar udara mekanis yaitu air conditioner (AC) sudah
mencapai tingkat 65% (Puslitbang Permukiman dalam Kusumawati 2011). Pendinginan
ini dilakukan untuk menciptakan kenyamanan termal dalam bangunan. Sebenarnya
kenyamanan tidak hanya diciptakan melalui teknologi modern. Kenyamanan dapat
dibentuk melalui keberadaan elemen alami seperti tanaman (Savitri 1999).
Tanaman dalam lanskap memiliki dua fungsi utama yaitu climatological uses dan
engineering uses. Climatological uses terkait rekayasa faktor iklim untuk
menciptakan kenyamanan. Sementara engineering uses berupa rekayasa fisik oleh
tanaman untuk mereduksi polusi dan bunyi, efek glare radiasi, dan lain
sebagainya (Miller 1988).
Dua isu utama yang
menjadi perhatian masyarakat dunia saat ini adalah isu pemanasan global (global
warming) dan krisis energy. Dampak global warming bahkan dirasakan manusia
sampai pada ruang lingkup terkecil, yaitu pada skala bangunan. Penghuni
bangunan (manusia) merasakan meningkatnya suhu dalam ruangan (indoor) karena
masuknya panas sinar matahari yang semakin terik. Hal tersebut menimbulkan
perasaan kurang nyaman ketika berada di dalam ruangan tanpa bantuan alat
pendingin mekanis, seperti air conditioner (AC). Ketergantungan masyarakat
terhadap AC tentu berlawanan dengan
upaya hemat energy untuk menanggulangi isu global lainnya, yaitu krisis energy.
Upaya menciptakan
lingkungan berkelanjutan untuk mengatasi krisis energy dan dampak
kekurangnyamanan ruang akibat global warming dapat dilakukan mulai dari skala
terkecil, yaitu skala bangunan. Dalam bidang arsitektur, muncul istilah green
architecture untuk mendefinisikan desain arsitektur yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan. Permasalahan di perkotaan adalah keterbatasan lahan dan nilai
ekonomi yang tinggi. Akibatnya keberadaan tanaman dalam bentuk ruang terbuka
hijau sulit untuk dipertahankan. Oleh karena itu, diperlukan metode yang dapat
mendukung pemenuhan kenyamanan tanpa menghilangkan harmonisasi antara alam dan
manusia. Misalnya, penerapan green architecture dalam pemanfaatan ruang.
Beberapa contoh
penerapan konsep green architecture diantaranya adalah sky greening yaitu upaya
penghijauan pada atap dan dinding bangunan (Lim, 2007). Penghijauan pada atap
bangunan dikenal luas dengan istilah roof garden. Adapun upaya penghijauan pada
dinding bangunan dapat dilakukan melalui pemsangan green panel, yaitu bidang dinding
“kedua” (berupa panel) yang ditanami berbagai tanaman. Fungsi green panel
selain upaya penghijauan bangunan (menambah ruang terbuka hijau), juga
berfungsi sebagai secondary dkin (lapis sinding kedua) yang melindungi ruangan
di dalamnya dari terik matahari.
Green panel merupakan
dinding kedua (secondary skin) yang ditanami berbagai jenis tanaman dan
berfungsi mengurangi radiasi matahari pada bangunan (Utami et al. 2008)
sehingga dapat menciptakan iklim mikro yang nyaman. Panel juga dapat
meningkatkan kualitas visual estetika bangunan melalui kombinasi tanamannya.
Berdasarkan pemikiran tersebut, diperlukan kajian lebih lanjut untuk mengetahui
manfaat penerapan green panel pada bangunan rumah tinggal ditinjau dari fungsi
ekologis dan nilai visual estetika.
Jenis Tanaman dan
Penurunan Suhu
Green panel dapat
menurunkan suhu bangunan rumah tinggal. Hal ini dikarenakan radiasi matahari
pada permukaan dinding akan diserap tanaman untuk kegiatan fotosintesis dan
penguapan. Penurunan suhu juga disebabkan oleh efek bayangan (shading) dari
tajuk tanaman yang menghalangi pemanasan permukaan dinding.
SIMPULAN
Penerapan green panel
memberi manfaat dari segi fungsi dan estetika visual (eco-aesthetics). Manfaat
fungsi yaitu peningkatan kenyamanan termal bangunan, dan manfaat estetika
terkait psikologis berupa peningkatan nilai seni dan visual bangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia dan Kholil,
Muhammad, 2017, Kimia, Industri dan Teknologi Hijau, Jakarta.
Utami, Fitriya dan Kaswanto, 2008,
Penerapan Konsep Bangunan Ramah Lingkungan Melalui Konstruksi Green Panel
Sebagai Alternatif Peningkatan Kenyamanan dalam Ruang, Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia hal 204-2012.
Serlan, Wiwik dan Gunawan, Andi,
2013, Eco-Aestethic Green Panel Pada Bangunan Rumah Tinggal, Jurnal Lanskap
Indonesia Vol 5 No 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.