.

Sabtu, 10 Februari 2018

GREEN CHEMISTRY



Oleh : CHANDRA EKA PRASETYA (@G04-CHANDRA)


Abstrak : 

Kimia hijau disebut juga Kimia Berkelanjutan adalah suatu filosofi penelitian dan rekayasa yang menganjurkan perencanaan suatu produk dan proses untuk meminimalisasi atau meniadakan penggunaan senyawa-senyawa kimia berbahaya bagi kesehatan. Sedangkan Kimia Lingkungan adalah cabang ilmu kimia yang membahas lingkungan hidup dan zat-zat kimia di alam dan Kimia Hijau berupaya mencari cara untuk mengurangi dan mencegah pencemaran lingkungan dari sumbernya.

Sebagai suatu filosofi kimia, Kimia Hijau berlaku untuk Kimia Organik, Kimia AnOrganik, Biokimia, Kimia Analisis dan bahkan Kimia Fisika. Kimia Hijau lebih terfokus kepada terapan pada Industri dan sebenarnya berlaku juga pada cabang Ilmu Kimia Lainnya. Fokus dari Kimia Hijau ini sebenarnya adalah meminimalisasi bahaya dan memaksimalisasi dengan efisien penggunaan bahan-bahan kimia dalam mencapai atau menghasilkan suatu produk.


Kata kunci : Kimia, Kimia Hijau 

Isi :

Menurut Hidayat dan Kholil (2017) dalam EPA (2015) Kimia Hijau (Green Chemistry) adalah desain produk dan proses kimia yang berupaya mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya. Kimia Hijau berlaku untuk seluruh siklus hidup produk kimia, termasuk desain, manufaktur, penggunaan, dan pembuangan akhir. Kimia Hijau juga dikenal sebagai Kimia Berkelanjutan (Substainable Chemistry). Dalam hal ini, Kimia Hijau merupakan konsep dan pemikiran mengenai kimia untuk menyelamatkan lingkungan dari pencemaran. Kimia Hijau bukanlah cabang ilmu kimia baru, namun merupakan cara pandang atau strategi dalam kaitannya dengan pemanfaatan kimia.
Green Chemistry merupakan kajian di bidang kimia yang relatif baru yang memfokuskan kajiannya pada penerapan sejumlah prinsip kimia dalam merancang menggunakan atau memproduksi bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi bahan berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan mahluk hidup dan pelestarian lingkungan. Kajian Green Chemistry mencakup konsep dan pendekatan yang efektif untuk mencegah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh proses dan produk bahan kimia beracun dan berbahaya, karena penerapan metode pemacahan masalah secara inovatif terhadap masalah lingkungan. (Nurbaity, 2011)

Menurut  Nurbaity (2011) dalam Rashmi Sanghi (2003), green chemistry merupakan bagian yang esensial dalam program yang kompre-hensif untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan. Secara umum green chemistry berhubungan dengan hal-hal untuk meminimalkan buangan pada sumbernya, pemakaian katalisator dalam reaksi, penggunaan pereaksi (reagents) yang tidak berbahaya, penggunaan bahan dasar yang dapat diperbaharui, peningkatan efisiensi ekonomi,  pelarut yang ramah lingku-ngan  serta dapat didaur ulang. Selanjutnya Anastas & Warner mengusulkan 12 prinsip  green chemistry  yang perlu dipertimbang-kan, yaitu : 
 

Pencegahan terbentuknya bahan buangan beracun akan lebih baik dari pada menangani atau membersihkan bahan buangan tersebut, Mengekonomiskan atom dalam merancang metode sintesis, Sintesis bahan kimia yang tidak atau kurang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungannya, Merancang produk bahan kimia yang lebih aman, walaupaun sifat racunnya dikurangi tetapi fungsi-nya tetap efektif, Menggunakan pelarut dan bahanbahan pendukung yang lebih aman dan tidak berbahaya, Rancangan untuk efisiensi energi, Penggunaan bahan dasar yang dapat diperbaharui, Mengurangi turunan (derivatives) yang tidak penting, Menggunakan katalis untuk meningkatkan selektifitas dan meminimalkan energi, Merancang produk-produk kimia yang dapat terdegradasi menjadi produk yang tidak berbahaya, Analisis serentak untuk mencegah polusi, Bahan kimia yang digunakan dalam proses kimia dipilih yang lebih aman untuk mencegah kecelakaan.


Green Chemistry  berperan penting dalam upaya untuk mencegah atau mengurangi bahaya  polusi akibat bahan kimia beracun dan berbahaya yang menimbulkan masalah lingkungan Green chemistry mempunyai 12 prinsip yang  dapat diaplikasikan  dalam pembelajaran kimia khususnya pada kegiatan praktikum di laborato-rium dengan cara mengurangi/ mengganti bahan-bahan kimia yang berbahaya yang digunakan dalam suatu reaksi kimia atau sintesa  suatu senyawa   yang menghasilkan limbah  berbahaya  yang menimbulkan masa-lah lingkungan. (Nurbaity, 2011)

Aplikasi kimia hijau, menurut Hidayat dan Kholil (2017) bahwa produk kimia yang dianggap ideal adalah ialah memiliki sifat dapat terurai oleh mikroorganisme serta mampu beradaptasi dan sejalan dengan siklus 3R (reuse, recycle, and reduce). Produk dan proses produksinya tidak menimbulkan bahaya.

Sedangkan menurut Anggraeni dkk.(2012) menyatakan untuk mengatasi limbah diperlukan  kreativitas, sehingga limbah tersebut  berubah menjadi produk yang  memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sejalan dengan falsafah 5 R yaitu limbah tersebut bisa bermanfaat dan dapat mengurangi  kuantitas limbah. Hal ini sangat penting disosialisasikan kepada masyarakat dan menjadikannya  sebagai falsafah dan GAYA HIDUP 5 R dalam kehidupan seharihari. Adapun 5 R merupakan singkatan dari Reuse, Recycle, Reduce, Replace, Refiil.


Daftar pustaka :

- Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017.  Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta : Pantona Media.

- Nurbaity. 2011 . Jurnal Riset Pendidikan Kimia . Vol. 1, No. 1 (2011) . Dalam : http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrpk/article/download/175/216/ (Diunduh pada tanggal 8 Februari 2018)

- Anggraeni dkk. 2012. Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat. Vol. 1, No. 1, Mei 2012: 49 - 56. Dalam : http://jurnal.unpad.ac.id/dharmakarya/article/download/8196/3745 (Diunduh pada tanggal 8 Februari 2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.