ABSTRAK
Pencemaran air
menyebabkan terganggunya semua spesies makhluk hidup yang ada di planet bumi .
sekitar 60 % spesies hewan dan tumbuhan terdapat dipermukaan atau didalam air .Seiring
kemajuan zamankeadaan lingkungan semakin menjadi perhatian utama untuk
dijadikan pengamatan.Lingkungan sudah mengalami berbagai macam perubahan yang
cukup signifikan,salah satunya adalah pencemaran lingkungan.Pencemaran
lingkungan telah menjadi salah satu permasalahan yang tengah dihadapi kota-kota
di Indonesia.
Pencemaran disini dapat diartikan sebagai keadaan dimana masuknya atau dimasukinya
makhluk hidup atau komponen lain yang membuat berubahnya tatanan lingkungan
atau proses alam yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukannya.Salah satu pencemaran yang terjadi adalah pencemaran
sungai.Pencemaran sungai dapat menyebabkan berbagai macam kerugian, tidak hanya
kerugian bagi manusia tetapi kerugian juga di derita oleh hewan dan tumbuhan.
Pencemaran sungai disebabkan oleh 2 faktor: Pencemaran yang disebabkan oleh
Alam dan Pencemaran yang disebabkan oleh Manusia. Ada juga berbagai macam bahan
pencemar air sungai, mulai dari bahan organik yang dapat diuraikan secara alami
sampai bahan-bahan anorganik yang tidak dapat diuraikan secara alami. .
Pencemaran sungai merupakan masalah global yang membutuhkan
evaluasi dan revisi kebijakan pengolahan Sumber Daya Alam.Air merupakan
kebutuhan pokok yang harus terpenuhi dalam semua kegiatan manusia.Pencemaran
air sendiri juga bisa diartikan sebagai suatu perubahan keadaan air tau
komponen air dalam sebuah penampungan air seperti danau, sungai dan air tanah
akibat aktivitas manusia.Danau, sungai dan air tanah merupakan bagian penting dalam
siklus kehidupan manusia.Bisa dibayangkan jika air yang digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari telah terkontaminasi oleh bahan-bahan berbahaya yang
dapat menyebabkan penyakit.Oleh karena itu Pemerintah dan Masyarakat harus
lebih memperhatikan keadaan air sungai yang ada di perkotaan supaya Masyarakat
yang hidup dan bergantung dengan air sungai dapat hidup dengan sehat tanpa
mengalami masalah.
Keyword: Pencemaran Sungai, Penyebab, Dampak, Solusi
ISI
Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang bersifat
mengalir, sehingga perlakuan air di hulu akan member dampak di hilir.
Pencemaran di hulu akan menyebabkan biaya social di hilir (extematily effect)
dan pelestarian di hulu akan bermanfaat di hilir. Sungai sangat bermanfaat bagi
manusia dan juga bermanfaat bagi biota air.Air merupakan sumber daya alam yang
memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat
bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya.Perlu
upaya pelestarian dan pengendalian air, untuk menjaga kualitas air atau
mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai
dengan tingkat mutu air yang dikehendaki. Pengelolaan kuaitas air dilakukan
dengan upaya pengendalian pencemaran air, yaitu dengan upaya memelihara fungsi
air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu. Air yang relatif bersih sangat
didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota,
maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Saat ini air menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian
serius.Karena air telah tercemar oleh limbah – limbah dari berbagai hasil
kegiatan manusia, sehingga untuk memperoleh air yang baik sesuai dengan standar
tertentu diperlukan biaya yang cukup mahal. Secara kualitas, sumber daya air
telah mengalami penurunan. Begitu pula secara kuantitas yang sudah tidak dapat
memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat.Makin banyak berita-berita
mengenai pencemaran sungai dari hari kehari. Pencemaran sungai ini terjadi dimana-mana. Krisis air juga
tejadi di hampir seluruh Pulau Jawa dan sebagian Pulau Sumatera, terutama di
kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga
ataupun pertanian.
Pencemaran sungai di banyak wilayah di Indonesia telah
mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Kurangnya kesadaran warga sekitar
serta lemahnya pengawasan pemerintah dan keengganan mereka untuk melakukan
penegakan hukum yang benar menjadikan masalah pencemaran sungai menjadi hal
yang kronis yang semakin lama semakin parah.
DAMPAK PENCEMARAN TERHADAP KEHIDUPAN IKAN
Ikan yang menjadi salah satu organisme akuatik (perairan
memiiki nilai ekonomi, ekologis dan rekreatif/pariwisata. Oleh karena itu ia
telah mendapat perhatian cukup besar dari
kelangan ilmuwan, terutama masalah yang menyangkut pengaruh pencemaran terhadap kelangsungan hidup dan
perkembangannya. Ketertarikan tersebut, sebetulnya Juga tak lepas dari keuntungan yang bisa
dipetik jika dunia perikanan dapat berhasil baik.
Lagipula negara kita yang didominasi oleh lingkungan
perairan, menjadi salah satu negara yang
memberi perhatian khusus pada bidang ilmu perikanan di lembaga-lembaga pendidikan formal, bukannya tanpa tujuan,
melainkan untuk mempersiapkan manusiamanusia yang memiliki keahlian khusus dalam bidang ini. Sebagai makhluk hidup, ikan memerlukan
kondisi lingkungan yang optimal untuk menjamin
kesehatan pertumbuhan serta perkembangannya. Seperti telah diuraikan diatas, bahwa kriteria fisik, klinis dan biologis
menjadi penentu kualitas suatu lingkungan perairan.
Maka dari itu kodisi ketiga faktor inilah yang seyogyanya dipertahankan dalam kondisi yang optimum.
Yang dimaksud dengan kondisi optimal dapat dijabarkan lebih
jauh sebagai berikut : dari segi
fisik, air tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna, yang khas sebagai akibat pencemaran, suhu
perairan berada pada kisaran (25-27)°C dengan perubahan terbesar 50C; dari segi kemis, keasaman terletak diantara
pH 6 - 7,5 atau setidak-tidaknya pH 5
- 9 ppm (part permillion atau mg/l) sekurang-kurangnya 3 ppm, kandungan COD berkisar antara 5 - 15 ppm,
kandungan nitrat, nitrit serta khlor bebas tidak
lebih dari 10 ppm, kandungan HCO3 antara 6,0-7,0 ppm; Dari segi biologis, ketesediaan makanan dalam jumlah dan
diversitas yang tinggi, akan mengurangi derajat persaingan dan ketergantungan pada rantai makanan.
Bilamana kriteria-kriteria tersebut telah menyimpang dari
kisaran normal, maka kelangsungan
hidup dan perkembangan ikan di dalamnya akan terganggu. Gangguan yang mungkin timbul adalah abnormalitas
fisiologis dan fungsional dalam tubuh, dengan proses yang berturutan dari lingkungan abiotik hingga ke lingkungan
biotiknya.
Penekanan kadar oksigen terlarut misalnya, akhirnya akan
menganggu pernafasan,sementara kenaikan kadar COD akan meracuni
jaringan-jaringan tertentu dalam tubuh ikan.
Bila persenyawaan yang masuk air adalah bahanbahan yang
bersifat Toksis (beracun), akan
mengalami apa yang dinamakan biomagnifikasi melalui rantai makanan. Yang dimaksud dengan
biomagnifikasi adalah, peningkatan. konsentrasi zat tertentu di dalam tubuh organisme sesuai dengan tingkatnya dalam
rantai makanan. Jika ini terjadi di
perairan yang ternyata menjadi sumber ikan-ikan yang dikonsumsi oleh manusia jika konsentrasi zat toksis di
dalam tubuh manusia akan meningkat. Akibat semacam
ini telah pernah terjadi di perairan teluk Minamata (Jepang), ion mercury (sejenis logam berat) mengalami
biomagnifikasi sampai ke jaringan otak manusia. Kematian ikan-ikan di perairan tertentu, jelas merupakan
manifestasi dari akibat pencemarain,
gangguan fungsional dan fisiologis yang sampai mengganggu dan mengakibatkan kematian ikan, menggambarkan
betapa baratnya pencemaran yang telah terjadi.
Andaikata ikan-ikan tidak sampai mengalami kematian, paling tidak
gangguangangguan berat dan kondisi
kekurangan makan akan mengurangi masa jaringan dan otototot ikan.
Gejala-gejala yang dapat kita gunakan sebagai pertanda bahwa
ikan telah terkena gangguan
pencernaran dapat terlihat pada: frekuensi pergerakan insang, dimana jika semakin tinggi menandakan ikan baru saja
terpengaruh, dan akan semakin kecil bila pengaruhnya
sudah bersentuhan lama; ikan yang sudah terganggu berat akan berenang di permukaan air, ini berkaitan dengan usaha
mendapatkan oksigen bagi pernafasan; kepala ikan
nampak membesar, tidak proporsional dengan besar tubuhnya; mata akan melesat/ terbenam ke dalam rongga mata (kantung
oculi); daging mengalami reduksi yang hebat, terlihat dari tulang-tulang rusuknya (costae) yang menonjol dan
strip yang membesar: pada sisik dapat
terlihat adanya bintik-bintik hitam atau coklat yang merupakan akibat pengumpulan pigmen kulit (melanophore dan
guanophore) sebagai pertanda bahwa kulit mengadakan
tanggapan langsung terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Bahan Pencemar Air Sungai
Pada dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan
menjadi:
a) Sampah yang dalam
proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang mengandung senyawa
organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa
makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, tumbuhtumbuhan dan hewan yang
mati. Untuk proses penguraian sampahsampah tersebut memerlukan banyak oksigen,
sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan
(sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam
air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang
mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk,
sehingga air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi.
b) Bahan pencemar
penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang mengandung virus dan
bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan
(disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini
berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran
hewan/manusia.
c) Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya
logam-logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga
(Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya
melalui makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal,
hati, limpa saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh
tersebut.
d) Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme yaitu senyawa organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer
seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah industri dan limbah minyak.
Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan
menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk
hidup.
e) Bahan pencemar
berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat, senyawa fosfat dapat
menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan
air. Selain itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme
dalam air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini
disebabkan oksigen dan sinar matahari yang diperlukan organisme dalam air (kehidupan
akuatik) terhalangi dan tidak dapat masuk ke dalam air.
f) Bahan pencemar
berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker, merusak sel dan
jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari
percobaan-percobaan nuklir lainnya.
g) Bahan pencemar
berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi sungai
atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang
meletus, menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan
air kurang mampu mengasimilasi sampah.
h) Bahan pencemar
berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit tenaga listrik
atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan pencemar
panas ini menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik
(organisme, ikan dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati
ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik. Untuk proses penguraian
senyawa organik ini memerlukan oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar
oksigen dalam air.
Secara garis besar bahan pencemar air tersebut di atas dapat
dikelompokkan menjadi:
Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian
oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.
Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat,
mineral (garam-garam anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat)
Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur.
Bahan pencemar berupa zat radioaktif
Bahan pencemar berupa panas
Penyebab Terjadinya Pencemaran Sungai
Pencemaran air sungai dapat disebabkan oleh dua faktor,
yaitu pencemaran sungai yang disebabkan oleh alam dan pencemaran sungai yang
disebabkan oleh ulah manusia. Pencemaran sungai yang disebabkan oleh alam
antara lain akibat desposisi asam, kebakaran hutan, meletusnya gunung berapi,
serta endapan hasil erosi. Sementara pencemaran sungai yang disebabkan oleh
ulah manusia terbagi menjadi beberapa sumber pencemaran, antara lain limbah
industri, limbah pemukiman, limbah pertanian, limbah rumah sakit, dan limbah
pertambangan.
Pencemaran Sungai yang Disebabkan oleh Alam
a) Desposisi Asam, Kelebihan zat asam pada sungai akan
mengakibatkan sedikitnya spesies yang bertahan. Jenis plankton dan invertebrata
merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Jika
sungai memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang
(Anonim, 2002). Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara
signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua sungai
yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis
batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.
b) Kebakaran Hutan, Kebakaran hutan memang tidak secara
signifikan menyebabkan perubahan kualitas air di sungai, namun kebakaran hutan
bisa menyebabkan terganggunya ekosistem makhkluk hidup yang ada di sungai yang
disebabkan faktor asap. Tebalnya asap menyebabkan matahari sulit untuk menembus
dalamnya lautan. Pada akhirnya hal ini akan membuat beberapa spesies tumbuhan
yang hidup di sungai menjadi sedikit terhalang untuk melakukan fotosintesa dan
ikan-ikan sulit bernafas karena kandungan CO2 yang berlebih.
c) Letusan Gunung Berapi, letusan gunung berapi menyebabkan
sungai atau danau tercemar karena bebatuan serta materi-materi yang terbawa
dari gunung mengendap di sungai. Jika materi yang mengendap bervolume besar,
maka hal ini menyebabkan ikan-ikan mati bila tertumpuk oleh bebatuan
tersebut.Selain itu, materi-materi yang bervolume kecil menyebabkan sungai
keruh dan mempengaruhi ekosistem di sungai.
d) Endapan Hasil Erosi, Tebalnya lumpur yang terbawa erosi
akan mengalami pengendapan di bagian hilir sungai. Ancaman yang muncul adalah
meluapnya sungai bersangkutan akibat erosi yang terus menerus.Ketika air hujan
tidak lagi memiliki penghalang dalam menahan lajunya maka ia akan membawa
seluruh butir tanah yang ada di atasnya untuk masuk kedalam sungai-sungai yang
ada. Akibatnya adalah sungai menjadi sedikit keruh. Hal ini akan terus berulang
apabila ada hujan di atas gunung ataupun di hulu sungai sana.
Pencemaran Sungai yang Disebabkan oleh Ulah Manusia
a) Limbah Industri, Limbah industri sangat potensial sebagai
penyebab terjadinya pencemaran air sungai. Pada umumnya limbah industri
mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP 18 tahun 99
pasal 1, “limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup
sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk
lainnya.”.Karakteristik limbah B3 adalah korosif/ menyebabkan karat, mudah
terbakar dan meledak, bersifat toksik/ beracun dan menyebabkan infeksi/
penyakit. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan
cairan asam. Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang
mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam
kromat, asam nitrat dan asam fosfat.Limbah ini bersifat korosif, dapat
mematikan tumbuhan dan hewan air.Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit
dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker.
Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah
merkuri atau yang dikenal juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak.Limbah
yang mengandung merkuri selain berasal dari industri logam juga berasal dari
industri kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya.Di Jepang antara tahun
1953- 1960, lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan
yang berasal dari Teluk Minamata.Teluk ini tercemar merkuri yang bearasal dari
sebuah pabrik plastik.Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui
rantai makanan, yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang
kemudian dimakan yang dikonsumsi manusia. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh
manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada
ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/ acrodynia,
alergi kulit dan disease/ mucocutaneous
lymph node syndrome.
b) Limbah Pemukiman, Limbah pemukiman mengandung limbah
domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah
organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh
bakteri.Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan.Sedangkan
sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan,
logam, karet, dan kulit.Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri
(non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan
berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri
untuk proses pembusukannya.
Apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya
matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air
dan alga, yang menghasilkan oksigen. Tentunya anda pernah melihat permukaan air
sungai atau danau yang ditutupi buih deterjen.Deterjen merupakan limbah
pemukiman yang paling potensial mencemari air.Pada saat ini hampir setiap rumah
tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan
oleh bakteri sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama.Penggunaan
deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai
atau danau.Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok.
Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan
permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari
dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis. Jika tumbuhan air ini mati,
akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan
pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.
c) Limbah Pertanian, Pupuk dan pestisida biasa digunakan
para petani untuk merawat tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang
berlebihan dapat mencemari air.Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat
merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok.Pertumbuhan
gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan
pencemaran oleh deterjen.
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau
pupuk organik.Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak
mati kemudian dimakan hewan atau manusia orang yang memakannya akan keracunan.
Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit
(khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai
oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan.Jangan membuang
sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat
menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan
tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam
kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati
karenanya.
Selain itu penggunaan pupuk yang terus menerus dalam
pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah
berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah
semakin berkurang. Penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman
tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan
tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Sedangkan penggunaan
pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap
pestisida tersebut.
Dampak Pencemaran Sungai
Pada saat ini, limbah kegiatan industri dikatakan telah
mengancam seluruh.negeri.Hal ini disebabkan karena melalui mekanisme alam seperti
tiupan angin, aliran air sungai, daya rambat di tanah melalui difusi limbah
tersebut dapat menyebar ke mana-mana.Buangan di perairan menyebabkan masalah
kehidupan biota dalam bentuk keracunan bahkan kematian.Gangguan terhadap biota
perairan telah menimbulkan dampak penurunan kualitas dan kuantitas biota
perairan (ikan dan udang).Kelebihan pupuk yang dialirkan ke rawa atau ke danau
dapat menimbulkan suburnya enceng gondok.Selain itu, erosi lumpur yang terbawa
ke laut kemudian diendapkan mengakibatkan tertutupnya permukaan karang yang
pada akhirnya menyebabkan kematian karang.
Akibat pencemaran itu
kehidupan dalam air dapat terganggu dengan mematikan binatang-binatang dan
tumbuh-tumbuhan dalam air karena oksigen yang terlarut dalam air akan habis dipakai untuk dekomposisi aerobik
dari zat-zat organik yang banyak terkandung dalam air buangan.Pencemaran limbah
ke lingkungan perlu diperhatikan dan diantisipasi dengan baik, lebih-lebih
terhadap air sungai, karena air sungai dipakai penduduk untuk berbagai
keperluan. Pencemaran sungai oleh air buangan ditinjau dari sudut mikrobiologi
antara lain : pencemaran bakteri patogen dan non patogen serta bahan organik.
Banyaknya bahan organik akan merangsang pertumbuhan mikroorganisme menjadi
pesat.
Hal ini mengakibatkan pemakaian oksigen akan cepat dan
meningkat, akibatnya kadar oksigen terlarut dalam air akan menipis dan menjadi
sedikit sekali, yang akhirya mengakibatkan mikroorganisme dan organisme air
lainnya yang memerlukan oksigen mati. Ekologi air akan berubah drastis. Keadaan
menjadi anaerobik, sehingga air sungai busuk, dan tidak sehat bagi pertumbuhan
mikroorganisme flora dan fauna air itu.Lingkungan hidup yang demikian ini sudah
rusak dan tidak layak lagi bagi kebutuhan hidup kita (Ardhana, 1994).
Pencegahan Pencemaran Air sungai
Melestarikan hutan di hulu sungai
Secara umum untuk mengatasi pencemaran air sungaiagar tidak
menimbulkan erosi tanah disekitar hulu sungai sebaiknya pepohonan tidak
digunduli atau ditebang atau merubahnya menjadi areal pemukiman penduduk.
Dengan adanya erosi otomatis akan membawa tanah, pasir, dan sebagainya ke
aliran sungai dari hulu ke hilir sehingga menyebabkan pendangkalan sungai.
Tidak buang air di sungai
Buang air kecil dan air besar sembarangan adalah perbuatan
yang salah.Kesan pertama dari tinja atau urin yang dibuang sembarangan adalah
bau dan menjijikan.Tinja juga merupakan medium yang paling baik untuk
perkembangan bibit penyakit dari yang ringan sampai yang berat, oleh karena itu
janganlah buang air besar sembarangan khususnya di sungai.
Tidak membuang sampah di sungai
Sampah yang dibuang sembarangan di sungai akan menyebabkan
aliran air di sungai terhambat. Selain itu juga sampah juga akan menyebabkan
sungai cepat dangkal dan akhirnya memicu terjadinya banjir di musim penghujan,
sampah juga membuat sungai tampak kotor menjijikan dan terkontaminasi.Air
sungai pun menjadi berubah warna akibat bercampurnya sampah dengan bakteri dan
jamur.
Tidak membuang limbah rumah tangga dan industri
Tempat yang paling mudah untuk membuang limbah industri atau
limbah rumah tangga yang berupa cairan adalah dengan mambuangnya ke sungai
namun apakah limbah itu aman?Limbah yang dibuang secara asal-asalan tentu saja
dapat menimbulkan pencemaran mulai dari bau yang tidak sedap, pencemaran air
gangguan penyakit kulit serta masih banyak lagi.
Penanggulangan Pencemaran Air Sungai
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia
telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini
meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi.Salah satu
upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air
adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH).Program ini merupakan upaya untuk
menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala
menengah dan besar, serta dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban
pencemaran dari sumber-sumber lainnya.Program ini juga berusaha untuk menata
pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004).
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi
pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis.
Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran
lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat
merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan
teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini
hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang
akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan
dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis
bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya
dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat
mengurangi pencemaran. Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai
dari diri kita sendiri. Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air
dengan cara mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap
hari. Selain itu, kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai
(reuse) sampah tersebut.Kitapun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang
dari rumah kita.Karena saat ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang menggunakan
ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak,
membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya.Kita harus bertanggung
jawab terhadap berbagai sampah seperti makanan dalam kemasan kaleng, minuman
dalam botol dan sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada kemasannya dan
kemudian terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir.Bahkan pilihan
kita untuk bermobil atau berjalan kaki, turut menyumbangkan emisi asam atu
hidrokarbon ke dalam atmosfir yang akhirnya berdampak pada siklus air alam.
Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa
pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan,
sehingga akan didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.
KESIMPULAN
Pencemaran air sungai yang terjadi di perkotaan diakibatkan
oleh perilaku masyarakat itu sendiri yang membuang sampah dan limbah
sembarangan.Dari kedua jenis itu bahan pencemar tersebut yang banyak terdapat
dalam air sungai di perkotaan adalah sampah padat. Sampah-sampah di air sungai
mengakibatkan pendangkalan dan bau yang tidak sedap sebagai akibat dari
bereaksinya sampah tersebut dengan unsur lain seperti bakteri dan jamur. Untuk
itu diperlukan kesadaran dan perilaku yang benar dari semua pihak, baik
pemerintah dan masyarakat untuk menanggulangi permasalahan sampah yang ada di
sungai Jojoran gang 1 agar tidak menimbulkan banyak kerugian bagi semua
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia dan Muhamad Kholill, 2017, Kimia, Industri dan Teknologi Hijau
Adhi Pramono, Susetyo ,2008, Pencemaran Air dan Dampak bagi dunia perikanan
https://uwityangyoyo.wordpress.com/2016/11/23/pencemaran-air-sungai-di-perkotaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.