Abstrak
Pada saat ini kemajuan teknologi
yang terus melesat membuat manusia terus melakukan inovasi dan pembuatan
berbagai macam teknologi baru , seluruh teknologi yang ada saat ini membutuhkan
energi untuk menggerakannya baik berupa bahan bakar langsung maupun energi lain
seperti listrik. Namun penggunaan energi dapat mencemarkan lingkungan karena
adanya limbah padat, limbah cair, dan polutan akibat emisi. untuk itu saat ini
sedang dikampanyekan energi alternatif sebagai solusi dari penggunaan energi
yang terus meningkat dan efek berbahaya yang ditimbulkan untuk bumi.
Kata kunci : konsumsi energi di indonesia , efek penggunaan energi
fosil
Pendahuluan
Pada saat ini energi
memiliki peranan penting dalam berbagai aspek untuk menggerakan stabilitas
negara khususnya di Indonesia. Selama ini bahan bakar fosil telah mampu
memenuhi kebutuhan energi sebagian besar manusia. Sebenarnya bahan bakar fosil
merupakan bentuk padat dari energi matahari yang tersimpan selama ratusan juta
tahun. Namun sampai saat ini sulit menemukan sumber energi baru yang dapat
mengimbangi kelimpahan bahan bakar fosil. Minyak bumi tergolong energi tidak
terbarukan karena proses pembentukannya berlangsung jutaan tahun.
Menurut Indonesia Environment Consultan (IEC)
(2013) dalam Hidayat dan M. Kholil (2017) melaporkan, bahwa Indonesia merupakan
negara dengan konsumsi energi yang cukup tinggi di dunia. Selanjutnya IEC
mengutip data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konvervasi Energi
Kementrian ESDM tahun 2012, yang menyebutkan bahwa dalam beberapa tahun
terakhir pertumbuhan konsumsi energi Indonesia mencapai 7 persen per tahun.
Angka tersebut jauh diatas pertumbuhan konsumsi energi dunia hanya 2,6
persenper tahun. Konsumsi energi Indonesia terdistribusi untuk sektor Industri
(50 persen), transportasi (34 persen), rumah tangga (12 persen) dan komersial
(4 persen).
Situs IEC juga mengungkapkan,
bahwa konsumsi energi Indonesia hampir 95 persen bersumber dari bahan bakar fosil,
dan sekitar 50 persen di antaranya merupakan minyak bumi atau Bahan Bakar
Minyak (BBM). Statistik Energi Indonesia (2010) dapat diakses melalui http://prokum.esdm.go.id/
Isi
Pertumbuhan energi di Indonesia
yang begitu pesat membuat cadangan energi khususnya untuk bahan bakar fosil
semakin menipis Data menunjukkan bahwa minyak bumi akan tersedot habis dalam
30-40 tahun kedepan. Cadangan minyak Indonesia tinggal sekitar 9 milliar barel,
sementara konsumsi kita 0,45 milliar barel pertahun. Jika dikalkulasi maka
minyak bumi Indonesia akan ludes dalam waktu 18-20 tahun dari sekarang. Sejak
Maret 2005, Indonesia juga telah tercatat sebagai net importir minyak bumi.
Artinya, pasokan minyak yang dikonsumsi masyarakat sebagian didatangkan dari
negara lain. Sungguh memprihatinkan ketika minyak yang dibeli dengan harga
tinggi dan dijual di pasaran dalam negeri dengan harga lebih rendah menggunakan
pola subsidi ternyata salah arah, dimana 60 persen dinikmati oleh mereka yang memiliki
mobil mewah.
Kenyataan yang sama nampaknya
akan terulang pada cadangan gas bumi kita. Keengganan pemerintah mengurangi
ekspor gas kebeberapa negara menjadi indikasinya. Sementara pasokan untuk
kebutuhan dalam negeri dinyatakan tidak cukup. Sehingga Indonesia diperkirakan
akan lebih cepat lagi menjadi pengimpor bahan bakar gas.
Selain membuat cadangan energi
semakin menipis pertumbuhan energi yang signifikan juga memberikan dampak yang
tidak kalah penting bagi kesehatan dan dampak limbah yang ditimbulkan. Sektor
transportasi memberikan kontribusi pada polusi udara sekitar 60–80 persen,
diikuti sektor industri dan rumah tangga. Transoprtasi juga menjadi pelahap
bahan bakar terbesar mencapai 56 persen, diikuti sektor industri yang
menghabiskan 18 persen. Masih digunakannya bahan bakar minyak pada sebagian
besar kendaraan disinyalir menjadi penyebab tingginya polusi udara. Disamping
itu, penggunaan bahan bakar ini berpotensi menguras sumber alam yang makin
menipis.
Polusi udara juga memberikan
dampak kesehatan yang membahayakan. Data sebuah penelitian menemukan, dalam 2
dekade, infeksi saluran pernafasan dan penyakit pernafasan menjadi penyakit
nomor 1 diantara 10 penyakit yang menjangkiti warga kota-kota besar, termasuk
Jakarta. Empatpuluh enam persen penyakit pernafasan memiliki korelasi dengan
pencemaran udara (ISPA, asthmatic, iritasi mata). Tigapuluh dua persen angka
mortalitas diprediksi terkait dengan pencemaran udara (cardiovascular disease,
pneumonia) yang disebabkan oleh asap , asap sendiri sebagian besar terdiri dari
lapisan bawah ozon (O3), Ozon dapat menyebabkan iritasi pada mata dan merusak
kantung udara pada paru-paru, dimana oksigen dan karbon dioksida bertukar, yang
pada akhirnya menyebabkan pengerasan pada jaringan lunak dan kenyal. Hal itu
juga dapat menyebabkan sesak napas, kelelahan, sakit kepala, mual, dan
memperburuk masalah pernapasan seperti asma. Setiap bagian ozon berdampak kecil
terhadap kerusakan pada paru-paru, seperti halnya asap rokok, yang akhirnya
mengikis kapasitas paru-paru setiap manusia. Tetap berada di dalam rumah dan
mengurangi aktivitas fisik pada saat kondisi asap meningkat dapat
meminimalisasi kerusakan yang parah. Ozon juga merugikan tumbuh-tumbuhan dengan
merusak jaringan-jaringan daun.
Selain itu dampak polusi juga
memberikan masalah pada bumi yaitu Efek rumah kaca ( Green House Effect ),
diartikan sebagai naiknya suhu bumi. Naiknya suhu
bumi di sebabkan oleh terperangkapnya sinar matahari gelombang panjang ( infra
merah ) oleh gas – gas rumah kaca. ( GRK) yang berada di lapisan
troposfer, yang merupakan lapisan atmosfer yang berada dipermukaan bumi sampai
radius 10 Km ke angkasa. Naiknya suhu ini dapat menyebabkan terjadinya
pemanasan global. Secara total, 29 % energi matahari akan dipantulkan oleh
atmosfer, 20 % di serap oleh gas-gas atmosfer, dan hanya 51 % yang sampai
dipermukaan bumi.
GRK yang dapat menyebabkan efek
rumah kaca adalah CO2, CH4,CFC, O3 dan N2O. Seberapa bsar kontribusi dari
masing-masing GRK tergantug kepada lama waktu tinggal GRK di atmosfer dan
besarnya nilai GWP. CO2 menjadi fenomena belakangan ini karena kontribusinya
yang sangat besar terhadap efek rumah kaca yaitu 50 % di antara GRK yang lain.
Efek rumah kaca dapat berdampak
kepada rusaknya ekosistem yang akhirnya akan memutus rantai makanan dan berpengaruh
kepada seluruh kehidupan dimuka bumi.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat
disimpulkan energi fosil masih mendominasi penggunaan energi di Indonesia
sebesar 95 persen sebagai sumber energi utamanya. Kenaikan penggunaan energi
yang cukup besar menyebabkan cadangan energi fosil menurun drastis sejak 2005
diperkirakan akan habis dalam 15-20 tahun mendatang. Selain membuat cadangan
menipis penggunaan energi fosil yang tinggi menimbulkan berbagai macam efek
yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. pembangkit listrik, kendaraan
bermotor, dan kompor, pabrik-pabrik adalah penyebab utama terjadinya polusi
udara. Polutan yang dikeluarkan biasanya dikelompokan menjadi hidrokarbon (HC),
nitrogen oksida (NOx), dan karbon monoksida (CO). Polutan yang dihasilkan pada
pembakaran fosil merupakan faktor terbesar terjadinya asap, pemanasan global dan perubahan iklim. Untuk
menjaga cadangan energi di Indonesia saat ini telah banyak dikembangkan energi
alternatif yaitu energi matahari (solar cell), panas bumi (geothermal), Air ,
Angin (Wind) yang merupakan energi ramah lingkungan serta mempunyai cadangan
yang sangat banyak karena selalu terbarukan
Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil (2017).
Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Patona Media : Jakarta
Sujatno, Agus (2011). Polusi Udara dan Energi Ramah Lingkungan. https://ylki.or.id/2011/11/polusi-udara-dan-energi-ramah-lingkungan/
Widodo. (2010). Pengelolaan
Sumber Daya Hutan Untuk Mengurangi Emisi Gas CO2 Penyebab Efek Rumah Kaca ( Green
House Effect ). https://uwityangyoyo.wordpress.com/2010/03/25/pengelolaan-sumber-daya-hutan-untuk-mengurangi-emisi-gas-co2-penyebab-efek-rumah-kaca-green-house-effect/#more-161
Astra, I made. (2010) Energi dan dampaknya terhadap lingkungan. Jurnal
Meteorologi Dan Geofisika Vol. 11 NO.2 –
NOVEMBER 2010 : 131-139 dalam http://puslitbang.bmkg.go.id/jmg/index.php/JMG/article/download/72/66
( Diunduh 27, Januari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.