.

Sabtu, 27 Januari 2018

Efek Parfum pada Lingkungan dan Kesehatan

Oleh : Fitriana Eka Setyaningrum (@G09-Fitriana)



Abstract :

As we know that we usually use perfume in our daily life. Perfume has been around since several years ago. With the basic chemical reaction, mixing perfume was a magical process that could create another new variant of perfume. The first perfumers used oils and dried leaves and seeds from herbs and spices, nuts, and flowers to mix together. It will contain 15% up to 40% fragrance where the most perfumes that exist now has the concentration between 20% to 30% fragrance. But, if we see the basic chemical reaction, the perfume will contain Chlorine in some raw material such as Benzoyl Chloride. Chlorine will easily react to many compounds because Chlorine is a strong oxidator. When Chlorine bound to another organic compounds, they would cause carcinogenic effect. But some industries have been developed it to a green product of perfume that contain Essential Oils, where the sourced of these oils came from plants, woods, herbs, spices, and other organic materials. Some people have a different kind of skin which have a different sense of sensitivity.

Keyword : Green products, Chlorine, Perfume, Chemical Industry.



Content :

Cabang ilmu kimia kini sudah berkembang dalam pengaplikasiannya, cabang sains ini terus mengalami kemajuan di beberapa cabang seperti, Kimia Analisis, Biokimia, Bioteknologi, Kimia Organik, maupun Kimia Organik. Dimana di dalam cabang tersebut akan terbagi lagi menjadi beberapa cabang yang lebih fokus pada pengkajiannya. Menurut Hidayat dan Kholil (2017) bahwa Kimia Organik merupakan cabang kimia yang lebih fokus pada kajian mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sistesis senyawa organik. Dalam hal ini senyawa organik tersusun oleh unsur utama berupa karbon dan hidrogen, namun dapat mengandung unsur-unsur seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang. Apilikasi senyawa organic dalam kehidupan sehari-hari sangat luas.

Salah satu contohnya adalah parfum dalam dunia kosmetik. Seperti marak di pasaran kini, Parfum atau minyak wangi merupakan sebuah campuran beberapa minyak esensial dan senyawa aroma, fiksatif, dan pelarut yang direaksikan berdasarkan reaksi digunakan untuk memberikan aroma wangi untuk tubuh manusia, objek, atau ruangan. Parfum yang kini eksis di pasaran atau berada di tangan konsumen memiliki kosentrasi 20% - 40% di dalam reaksinya. Dengan bantuan pelarut, parfum tersebut diencerkan hingga mencapai konsentrasi yang sudah tepat berdasarkan hasil trial atau percobaan di laboratorium sehingga dalam pemakaiannya pun sudah dipertimbangkan dan seluruh bahan baku pada formulasi tersebut dapat lolos pengecekan oleh BPOM, beberapa klaim akan dievaluasi sesuai dengan bukti data yang sudah dikumpulkan. Pelarut juga menguapkan minyak esensial, membantu minyak aromatik menyebar ke udara.

Menurut Edris et al. (2010) dalam Pramudono bahwa Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kualitas parfum tetapi dengan biaya produksi yang lebih murah adalah menggunakan campuran surfaktan yang berfungsi sebagai fixative dan solubilizer.

( Sumber : http://www.bbc.com )
Di dalam parfum ini terdapat kandungan Chlorine seperti Benzoyl Chloride. Unsur kimia ini tentunya dapat berpengaruh kepada kesehatan maupun pada lingkungan. Menurut Hidayat dan Kholil (2017) bahwa Untuk menghambat proses degredasi ekosistem Bumi, tidak ada pilihan lain, harus ada semacam "kebulatan tekad" di antara seluruh penduduknya yang kini melampaui angka 7 milyar jiwa. "Kebulatan tekad" itu berisikan kesepakatan bersama untuk mengurangi proses pembakaran, menekan jumlah output sampah dan limbah, memusnahkan senjata nuklir, menciptakan perdamaian dan kesejahteraan, dan sebagainya.


Oleh karena itu, diwajibkan bagi kita untuk memperhatikan kandungan bahan-bahan pada parfum tersebut termasuk kandungan Chlorine-nya yang berpotensi menyebabkan kerusakan. Maka dari itu perlu dilakukannya pengelolaan limbah dari parfum ini. Menurut Hasan (2016) bahwa Pengelolaan limbah cair yang mengandung klorin juga perlu ditingkatkan, misalnya dengan melakukan detoksifikasi sebelum dibuang ke perairan, menghindari pembakaran sampah atau limbah padat yang mengandung senyawa klorinat hidrokarbon yang dapat menyebabkan terbentuknya senyawa organoklorin yang berbahaya seperti dioksin.


Daftar Pustaka :

Pramudono. 2015. Studi Campuran Surfactant Untuk Menentukan Fungsi Solubilizer dan Fixative pada Industri Parfum. Jurnal MIPA. (Diunduh pada tanggal 27 Januari 2018)

Hasan, Achmad. 2006. Dampak Penggunaan Klorin. Jurnal Teknologi Lingungan Vol 7, No 1. (Diunduh pada tanggal 27 Januari 2018)

Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta: Pantona Media 

Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Manajemen Lingkungan Dengan Berpikir "Hijau". Jakarta: Penerbit WR 

Jos, B. 2004. Ekstraksi Minyak Nilam Dengan Pelarut N-Heksana. Reaktor Chemical Engineer Journal Volume 08 No.2. (Diunduh pada tanggal 27 Januari 2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.