Aktifitas industri
tentunya akan menghasilkan limbah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Limbah yang dihasilkan tentunya akan berdampak pada lingkungan dan masyarakat
sekitar. Polusi udara yang dihasilkan misalnya, asap hitam hasil pembakaran pabrik
yang bergerak di pembuatan besi dan alumunium sering mengkhawatirkan masyarakat
sekitar, asap sisa pembakaran membawa polutan berbahaya yang berdampak buruk
bagi kesehatan.
Solusi yang dapat dilakukan
untuk menghindari pencemaran lingkungan akibat limbah pabrik adalah dengan
Green Chemical Process. Green Chemical Process (Proses Kimia Hijau) merupakan
sebuah alternatif baru untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan yang
dihasilkan dari aktifitas produksi pabrik agar keberadaan industri dan
produk-produk yang dihasilkan akan menjadi lebih bersahabat bagi lingkungan
terutama masyarakat sekitar. Kelestarian alam turut menjadi salah satu
prioritas dari pengoperasian proses kimia hijau ini. Hal-hal yang menjadi bahan
pertimbangan dalam industri hijau adalah perancangan proses dan pilihan bahan
kimia yang dipakai, perancangan pabrik, hingga proses pengolahan limbah.
Bahan baku yang
dipilih dalam melakukan produksi sangat dianjurkan memilih bahan baku yang
bersifat terbarukan (renewable) dan juga dapat didaur ulang (recycleable).
Dalam menggunakan energi, terutama bagi pabrik-pabrik yang sering melakukan
sistem pembakaran untuk menghasilkan produk yang diinginkan sangat disarankan
untuk meminimalisir energi yang terbuang (heat integration) yang dapat
menyebabkan pemanasan global, dan sangat dianjurkan untuk sebisa mungkin
menggunakan bahan bakar nabati (biofuel), atau bisa juga menggunakan energi
matahari.
Bahkan, jika
memungkinkan, gas CO2 yang terbuang dapat ditangkap kembali (CO2
capture) agar sebisa mungkin meminimalisir pencemaran lingkungan. Metode ini,
dapat digunakan pada industri-industri kimia yang bergerak di bidang Petrokimia
seperti PT Krakatau Steel. Cara lain untuk meminimalisir limbah udara adalah dengan digunakannya
fiter udara yang berfungsi untuk menangkap debu / partikel yang keluar dari
cerobong atau stack. Berikut ini beberapa macam filter udara, meliputi :
Pengendapan siklon
Adalah alat yang digunakan untuk mengendapkan debu atau abu yang ikut
dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja
pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara atau gas buang
yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon, sehingga partikel
yang relatif berat akan jatuh ke bawah. Debu, abu atau partikel yang dapat
diendapkan oleh siklon adalah berukuran antara 5 – 40 mikro. Makin besar ukuran
debu, semakin cepat partikel diendapkan.
Filter basah
Adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara kotor dengan cara
menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangkan udara kotor dari bagian
bawah alat. Pada saat udara kotor kontak dengan air, maka debu akan ikut
semprotan air untuk turun ke bawah. Bila ingin hasil yang lebih baik,
dapat digabungkan pengendap siklon dengan filter basah. Penggabungan kedua alat
ini menghasilkan alat penangkap debu yang dinamakan pengendap siklon filter
basah.
Pengendap sistem Gravitasi
Adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran
partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 mikro atau lebih. Prinsip kerja alat
ini adalah dengan mengalirkan udara kotor ke alat, sehingga pada waktu terjadi
perubahan kecepatan secara tiba-tiba, debu akan jatur terkumpul ke bawah akibat
gaya beratnya sendiri. Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi alat yang
digunakan.
Pengendap elektrostatik
Adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara kotor dalam jumlah
(volume) besar dan waktu yang singkat, sehingga udara yang keluar dari alat ini
relatif bersih. Alat ini berupa tabung silinder, dimana dindingnya diberi
muatan positif, sedangkan tengahnya ada sebuah kawat, yang merupakan pusat
silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya tegangan yang
berbeda akan menimbulkan corona
discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara
kotor seolah-olah mengalami ionisasi. Kotoran menjadi ion negatif yang akan
ditarik dinding tabung, sedangkan udara bersih akan berada di tengah silinder
kemudian terhembus keluar.
Dengan menerapkan
Green Chemical Process, diharapkan pabrik-pabrik yang bergerak di bidang
industri kimia dapat lebih memperhatikan keramahan lingkungan dalam
menghasilkan produknya. Sudah saatnya tercipta industri kimia yang ramah akan
lingkungan, sehingga tidak mengganggu keasrian alam, dan profesi-profesi
masyarakat seperti bertani, berkebun, nelayan dapat terjaga.
Sumber :
https://abdimustaqim.wordpress.com/2013/10/23/merajut-industri-kimia-hijau
https://chemistry35.blogspot.co.id/2011/06/green-chemistry.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.