Ekstraksi
merupakan suatu proses penarikan senyawa dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan lain-lain dengan menggunakan pelarut tertentu. Ekstraksi bisa dilakukan dengan berbagai metode yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi. Pada proses ekstraksi dapat digunakan sampel dalam keadaan segar atau yang telah dikeringkan, tergantung pada sifat tumbuhan dan senyawa yang akan diisolasi. Penggunaan sampel segar lebih disukai karena penetrasi pelarut yang dig selama penyarian kedalam membran sel tumbuhan secara difusi akan berlangsung lebih cepat, selain itu juga mengurangi kemungkinan terbentuknya polimer berupa resin atau artefak lain yang dapat terbentuk selama proses pengeringan. Penggunaan sampel kering dapat mengurangi kadar air didalam sampel sehingga mencegah kemungkinan rusaknya senyawa akibat aktivitas anti mikroba
merupakan suatu proses penarikan senyawa dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan lain-lain dengan menggunakan pelarut tertentu. Ekstraksi bisa dilakukan dengan berbagai metode yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi. Pada proses ekstraksi dapat digunakan sampel dalam keadaan segar atau yang telah dikeringkan, tergantung pada sifat tumbuhan dan senyawa yang akan diisolasi. Penggunaan sampel segar lebih disukai karena penetrasi pelarut yang dig selama penyarian kedalam membran sel tumbuhan secara difusi akan berlangsung lebih cepat, selain itu juga mengurangi kemungkinan terbentuknya polimer berupa resin atau artefak lain yang dapat terbentuk selama proses pengeringan. Penggunaan sampel kering dapat mengurangi kadar air didalam sampel sehingga mencegah kemungkinan rusaknya senyawa akibat aktivitas anti mikroba
MACAM-MACAM EKSTRAKSI
1.
Ekstraksi Kelat
Ialah
ekstraksi ion logam yang berlangsung melalui mekanisme pembentukan kelat.
Contoh
Ekstraksi Uranium dengan 8-Hidroksi Quinolin pada Kloform atau Fe dengan
distizon pada pelarut CCl4
2.
Ekstraksi Solvasi
ialah
ekstraksi dimana zat yang dekstraksi disolvasikan ke fasa organik.
Contoh ekstraksi Fe(ll) dari asam klorida dengan
Dietil eter atau ekstraksi uranium dari media asam nitrat dengan Tributil
Phosfat. Kedua ekstraksi dapat terjadi karena solvasi logam ke fasa organik
3.
Ekstraksi pembentukan pasangan ion
Ekstraksi
ini berlangsung melalui pembentukan senyawa netral (yang tidak bermuatan)
kemudian diekstraksi ke fasa organik
Contoh
Ekstraksi Scandium atau Uranium dengan Trioktil Amina. Pada ekstraksi ini
terbentuk senyawa netral antara Uranium atau Scandium dalam larutan asam dengan
amina mempunyai berat molekul besar
4.
Ekstraksi sinergis (efek saling memperkuat)
Keadaan
ini diakibatkan oleh penambahan suatu pelarut pengekstraksi yang lain kepada
sistem ekstraksi.
Contoh
ekstraksi uranium dengan Tributil Phosfat (TBP) bersama-sama dengan 2-Thenoyl
Trifluoro Aceton (TTA). Masing – masing dapat mengekstraksi uranium tetapi
dengan menggunakan campuran dari dua pelarut tersebut dapat terjadi kenaikkan
pada hasil ekstraksi.
Faktor-
faktor yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut;
1. Ukuran partikel
Ukuran
partikel mempengaruhi laju ekstraksi dalam beberapa hal. Semakin kecil
ukurannya, semakin besar lusa permukaan antara padat dan cair; sehingga laju
perpindahannya menjadi semakin besar. Dengan kata lain, jarak untuk berdifusi
yang dialami oleh zat terlarut dalam padatan adalah kecil.
2. Zat pelarut
Larutan
yang akan dipakai sebagai zat pelarut seharusnya merupakan pelarut pilihan yang
terbaik dan viskositasnya harus cukup rendah agar dapat dapat bersikulasi
dengan mudah. Biasanya, zat pelarut murni akan diapaki pada awalnya, tetapi
setelah proses ekstraksi berakhir, konsentrasi zat terlarut akan naik dan laju
ekstraksinya turun, pertama karena gradien konsentrasi akan berkurang dan kedua
zat terlarutnya menjadi lebih kental.
3. temperatur
Dalam
banyak hal, kelarutan zat terlarut (pada partikel yang diekstraksi) di dalam
pelarut akan naik bersamaan dengan kenaikan temperatur untuk memberikan laju
ekstraksi yang lebih tinggi.
4. Pengadukan fluida
Pengadukan
pada zat pelarut adalah penting karena akan menaikkan proses difusi, sehingga
menaikkan perpindahan material dari permukaan partikel ke zat pelarut.
Pemilihan
juga diperlukan tahap-tahap lainnya. pada ektraksi padat-cair misalnya, dapat
dilakukan pra-pengolahan (pengecilan) bahan ekstraksi atau pengolahan lanjut
dari rafinat (dengan tujuan mendapatkan kembali sisa-sisa pelarut).
Proses
ekstraksi (Pemisahan) itu sendiri dibagi menjadi bermacam-macam menurut asal
dan bahan yang akan dipisah. Secara garis besar, ada dua macam pemisahan.
1. Ekstraksi padat-cair(leaching) adalah
proses pemisahan cairan dari padatan dengan menggunakan cairan sebagai bahan
pelarutnya.
2. Ekstraksi cair-cair adalah proses
pemisahan cairan dari suatu larutan dengan menggunakan cairan sebagai bahan
pelarutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.