Anggoro Putro Wibowo (@X01-Anggoro)
Abstrak
Kimia hijau, juga disebut kimia berkelanjutan, adalah
cabang ilmu kimia yang menganjarkan desain produk dan proses kimia untuk
mengurangi atau menghilangkan penggunaan dan pembentukan
senyawa-senyawa berbahaya.Pada tahun 1990 Pollution Prevention Act (UU Pencegahan Pencemaran) telah disahkan di Amerika Serikat.
Undang-undang tersebut bertujuan membantu mencegah terjadinya masalah
pencemaran lingkungan akibat senyawa atau bahan kimia berbahaya.
Kata kunci : Kimia hijau, senyawa
Abstract
Green chemistry, also called sustainable chemistry, is a branch of chemistry that teaches the design of chemical products and processes to reduce or eliminate the use and generation of hazardous compounds. In 1990 the Pollution Prevention Act was passed in the United States. The law aims to help prevent environmental pollution problems due to hazardous compounds or chemicals.
Keywords: Green chemistry, compounds
Pendahuluan
Kimia hijau, juga disebut kimia berkelanjutan, adalah
cabang ilmu kimia yang menganjarkan desain produk dan proses kimia untuk
mengurangi atau menghilangkan penggunaan dan pembentukan
senyawa-senyawa berbahaya.Pada tahun 1990
Pollution Prevention Act (UU Pencegahan Pencemaran) telah disahkan di Amerika Serikat.
Undang-undang tersebut bertujuan membantu mencegah terjadinya masalah
pencemaran lingkungan akibat senyawa atau bahan kimia berbahaya.
Kimia
hijau adalah suatu pendekatan terhadap perancangan, proses pembuatan,
dan pemanfaatan produk-produk kimia sedemikian rupa sehingga dapat
mengurangi atau menghilangkan bahaya dampak buruk zat kimia terhadap
lingkungan termasuk manusia. Kimia hijau adalah suatu pendekatan terhadap perancangan, proses pembuatan, dan pemanfaatan produk-produk kimia sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan bahaya dampak buruk zat kimia terhadap lingkungan termasuk manusia. Green chemistry bertujuan
mengembangkan proses kimia dan produk kimia yang ramah lingkungan dan
sesuai dengan pembangunan berkelanjutan ( Prabawati, 2015 ).
Rumusan Masalah
1. Apa itu kimia hijau?
2. Apa saja 12 prinsip kimi hijau?
3. Bagaimana pengaplikasian kimia hijau?
Tujuan
Agar mahasiswa mampu memahami materi seputar kimia hijau dan dapat menerapkannya dokehidupan sehari-hari.
Pembahasan
A. Definisi Kimia Hijau
Kimia hijau adalah suatu pendekatan terhadap perancangan, proses pembuatan, dan pemanfaatan produk-produk kimia sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan bahaya dampak buruk zat kimia terhadap lingkungan termasuk manusia.
Kimia hijau adalah suatu pendekatan terhadap perancangan, proses pembuatan, dan pemanfaatan produk-produk kimia sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan bahaya dampak buruk zat kimia terhadap lingkungan termasuk manusia. Green chemistry bertujuan
mengembangkan proses kimia dan produk kimia yang ramah lingkungan dan
sesuai dengan pembangunan berkelanjutan ( Prabawati, 2015 ).
B. 12 Prinsip Kimia Hijau
Dua belas prinsip kimia hijau yang dikembangkan oleh Paul Anastas dan John Warner, yaitu:
- Pencegahan : Lebih baik melakukan pencegahan terhadap produksi limbah, daripada mengolah dan membersihkan limbah.
- Ekonomi atom : Melalui metode sintetis baru yang dirancang
untuk memaksimalkan penggabungan semua bahan yang digunakan dalam proses
ke dalam produk akhir, sehingga limbah yang dihasilkan lebih sedikit.
- Sintesis kimia yang tidak berbahaya : Metode sintetis harus menghindari penggunaan atau menghasilkan zat-zat yang beracun bagi manusia maupun lingkungan.
- Merancang bahan kimia yang lebih aman : Produk kimia yang dihasilkan harus dirancang untuk mempengaruhi fungsi yang diinginkan dan meminimalkan tingkat toksisitasnya.
- Pelarut dan alat bantu yang lebih aman : Sebisa mungkin
menghindari atau meminimalkan penggunaan bahan pembantu (seperti zat
pelarut, zat pemisah, dan sejenisnya), dan menggunakan zat pelarut atau
bahan pembantu yang bersifat lebih aman yang tidak berbahaya bagi
lingkungan apabila harus digunakan.
- Desain untuk efisiensi energi: Persyaratan energi dari proses
kimiawi untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan dan ekonominya.
Apabila memungkinkan menggunakan metode sintetis dilakukan pada suhu dan
tekanan sekitar.
- Penggunaan bahan baku terbarukan : Bahan mentah atau bahan baku yang digunakan harus dapat diperbaharui (jika memungkinkan secara teknis dan ekonomis).
- Mengurangi derivatif atau turunan: Mengurangi turunan yang
tidak perlu (penggunaan kelompok pemblokiran, perlindungan, modifikasi
sementara proses fisik atau kimiawi) atau dihindari apabila
memungkinkan, karena langkah-langkah tersebut memerlukan reagen tambahan
dan dapat menghasilkan limbah,
- Katalisis: Penggunaan reagen katalitis (selektif mungkin) lebih baik daripada reagen stoikiometri.
- Desain untuk degradasi : Produk kimia yang dihasilkan harus
dirancang sedemikian rupa sehingga pada akhir fungsinya, produk tersebut
dapat terurai menjadi produk degradasi yang tidak berbahaya dan tidak
bertahan lama di lingkungan.
- Analisis real-time untuk pencegahan polusi : Pengembangan metodologi analitik yang diperlukan untuk memungkinkan analisis real-time untuk pencegahan polusi, pemantauan dan pengendalian dalam proses sebelum pembentukan zat berbahaya.
- Penggunaan bahan kimia yang Lebih Aman Secara Inheren untuk pencegahan kecelakaan :
Penggunaan zat dalam proses kimia apabila memungkinkan menggunakan zat
kimia yang berpotensi rendah kecelakaan, termasuk ledakan, kebakaran,
dan sejenisnya.
C. Aplikasi Kimia Hijau
Penerapan kimia hijau
antara lain pada sistem pengelolaan air dengan menerapkan nanofiltrasi
dengan kreasi membran ramah lingkungan untuk menyaring polutan,
pembuatan bahan bangunan yang aman bagi manusia dan lingkungan, serta
pengelolaan limbah yang sehat bagi lingkungan (Mustafa, 2017). Solusi dari prinsip kimia hijau: menggunakan bahan baku yang dapat
terbarukan, yaitu berbahan dasar gula dari tanaman hasil pertanian yang
terbarukan. Masih terdapat produksi cat dengan bau yang mengandung
senyawa organik yang mudah menguap (VOC) dan berbahaya untuk kesehatan
dan lingkungan.Solusi dari prinsip kimia hijau: menggunakan bahan baku yang dapat
terbarukan, yaitu berbahan dasar gula dari tanaman hasil pertanian yang
terbarukan. Masih terdapat produksi cat dengan bau yang mengandung
senyawa organik yang mudah menguap (VOC) dan berbahaya untuk kesehatan
dan lingkungan.Contoh Penerapan Kimia
Hijau dalam Kehidupan Sehari-Hari
Berikut adalah contoh penerapan konsep Kimia Hijau dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Dalam hubungannya dengan keamanan pangan, konsep kimia hijau
diterapkan dengan konsep pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture) untuk mengurangi dampak buruk penggunaan zat-zat kimia
untuk lingkungan pertanian.
2. Menggunakan energi alternatif sebagai pengganti sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui, seperti biogas, biodiesesl, biofuel, dan
lainnya.
3. Menerapkan 3R dalam penggunaan energi, yaitu reuse (menggunakan
kembali), recycle (daur ulang), dan reduce (mengurangi).
4. Penggunaan cat ramah lingkungan dan tidak mengandung VOC (zat yang
mudah menguap, sehingga dapat bersifat berbahaya bagi kesehatan).
Misalnya, cat yang berbasis pelarut dari tanaman yang tidak berbau,
mudah dibersihkan, dan berdaya tutup yang baik.
5. Menggunakan plastik yang ramah lingkungan untuk mulai menggantikan
plastik yang berasal dari petroleum. Beberapa produk plastik ramah
lingkungan tersebut dibuat dari hasil pertanian, seperti jagung,
kentang, dan gula dari buah bit.
6. Penerapan teknologi daur ulang pelarut organik yang digunakan untuk
langkah-langkah pembuatan zat kimia, seperti pada sistem fermentasi,
ekstraksi, pembentukan dan tahap akhir produk. Pelarut-pelarut yang
berbahaya bagi lingkungan diganti dengan pelarut yang ramah lingkungan
seperti jenis dari soy methyl ester dan laktat ester yang berasal dari
kedelai, yang mampu menggantikan pelarut yang merupakan turunan produk
minyak bumi terklorinasi.
Baca selengkapnya di artikel "Contoh Penerapan Kimia Hijau di Kehidupan & Prinsip Green Chemistry",
https://tirto.id/gwDn Kesimpulan
Green chemistry memiliki
peranan penting untuk mencegah pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh proses dan produk bahan kimia beracun dan berbahaya. Prinsip Green Chemistry dapat diapliaksikan
dalam pembelajaran kimia, salah satunya yaitu dalam kegiatan praktikum di
laboratorium. Hal yang dapat dilakukan diantaranya mengurangi atau mengganti
bahan-bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam suatu reaksi kimia atau
sintesis suatu senyawa yang menghasilkan limbah berbahaya yang dapat
menimbulkan masalah lingkungan.
Daftar Pustaka
Anastas,
P.T & Warner J.C. , 1998. Green Chemistry : Theory and Practices, New York
: OxfordUniversity Press.
Mitarlis,. Bertha Yonata,. dan Rusly Hidayah. 2016. Rancangan
Pembelajaran Karakter Sains Berwawasan Green Chemistry pada Perkuliahan Kimia Dasar Di
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya. Prosiding
Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya.
Berikut adalah contoh
penerapan konsep Kimia Hijau dalam kehidupan sehari-hari.
1. Dalam hubungannya dengan keamanan pangan, konsep kimia hijau
diterapkan dengan konsep pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture) untuk mengurangi dampak buruk penggunaan zat-zat kimia
untuk lingkungan pertanian.
2. Menggunakan energi alternatif sebagai pengganti sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui, seperti biogas, biodiesesl, biofuel, dan
lainnya.
3. Menerapkan 3R dalam penggunaan energi, yaitu reuse (menggunakan
kembali), recycle (daur ulang), dan reduce (mengurangi).
4. Penggunaan cat ramah lingkungan dan tidak mengandung VOC (zat yang
mudah menguap, sehingga dapat bersifat berbahaya bagi kesehatan).
Misalnya, cat yang berbasis pelarut dari tanaman yang tidak berbau,
mudah dibersihkan, dan berdaya tutup yang baik.
5. Menggunakan plastik yang ramah lingkungan untuk mulai menggantikan
plastik yang berasal dari petroleum. Beberapa produk plastik ramah
lingkungan tersebut dibuat dari hasil pertanian, seperti jagung,
kentang, dan gula dari buah bit.
6. Penerapan teknologi daur ulang pelarut organik yang digunakan untuk
langkah-langkah pembuatan zat kimia, seperti pada sistem fermentasi,
ekstraksi, pembentukan dan tahap akhir produk. Pelarut-pelarut yang
berbahaya bagi lingkungan diganti dengan pelarut yang ramah lingkungan
seperti jenis dari soy methyl ester dan laktat ester yang berasal dari
kedelai, yang mampu menggantikan pelarut yang merupakan turunan produk
minyak bumi terklorinasi.
Baca selengkapnya di artikel "Contoh Penerapan Kimia Hijau di Kehidupan & Prinsip Green Chemistry",
https://tirto.id/gwDnContoh Penerapan Kimia
Hijau dalam Kehidupan Sehari-Hari
Berikut adalah contoh penerapan konsep Kimia Hijau dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Dalam hubungannya dengan keamanan pangan, konsep kimia hijau
diterapkan dengan konsep pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture) untuk mengurangi dampak buruk penggunaan zat-zat kimia
untuk lingkungan pertanian.
2. Menggunakan energi alternatif sebagai pengganti sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui, seperti biogas, biodiesesl, biofuel, dan
lainnya.
3. Menerapkan 3R dalam penggunaan energi, yaitu reuse (menggunakan
kembali), recycle (daur ulang), dan reduce (mengurangi).
4. Penggunaan cat ramah lingkungan dan tidak mengandung VOC (zat yang
mudah menguap, sehingga dapat bersifat berbahaya bagi kesehatan).
Misalnya, cat yang berbasis pelarut dari tanaman yang tidak berbau,
mudah dibersihkan, dan berdaya tutup yang baik.
5. Menggunakan plastik yang ramah lingkungan untuk mulai menggantikan
plastik yang berasal dari petroleum. Beberapa produk plastik ramah
lingkungan tersebut dibuat dari hasil pertanian, seperti jagung,
kentang, dan gula dari buah bit.
6. Penerapan teknologi daur ulang pelarut organik yang digunakan untuk
langkah-langkah pembuatan zat kimia, seperti pada sistem fermentasi,
ekstraksi, pembentukan dan tahap akhir produk. Pelarut-pelarut yang
berbahaya bagi lingkungan diganti dengan pelarut yang ramah lingkungan
seperti jenis dari soy methyl ester dan laktat ester yang berasal dari
kedelai, yang mampu menggantikan pelarut yang merupakan turunan produk
minyak bumi terklorinasi.
Baca selengkapnya di artikel "Contoh Penerapan Kimia Hijau di Kehidupan & Prinsip Green Chemistry",
https://tirto.id/gwDnContoh Penerapan Kimia
Hijau dalam Kehidupan Sehari-Hari
Berikut adalah contoh penerapan konsep Kimia Hijau dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Dalam hubungannya dengan keamanan pangan, konsep kimia hijau
diterapkan dengan konsep pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture) untuk mengurangi dampak buruk penggunaan zat-zat kimia
untuk lingkungan pertanian.
2. Menggunakan energi alternatif sebagai pengganti sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui, seperti biogas, biodiesesl, biofuel, dan
lainnya.
3. Menerapkan 3R dalam penggunaan energi, yaitu reuse (menggunakan
kembali), recycle (daur ulang), dan reduce (mengurangi).
4. Penggunaan cat ramah lingkungan dan tidak mengandung VOC (zat yang
mudah menguap, sehingga dapat bersifat berbahaya bagi kesehatan).
Misalnya, cat yang berbasis pelarut dari tanaman yang tidak berbau,
mudah dibersihkan, dan berdaya tutup yang baik.
5. Menggunakan plastik yang ramah lingkungan untuk mulai menggantikan
plastik yang berasal dari petroleum. Beberapa produk plastik ramah
lingkungan tersebut dibuat dari hasil pertanian, seperti jagung,
kentang, dan gula dari buah bit.
6. Penerapan teknologi daur ulang pelarut organik yang digunakan untuk
langkah-langkah pembuatan zat kimia, seperti pada sistem fermentasi,
ekstraksi, pembentukan dan tahap akhir produk. Pelarut-pelarut yang
berbahaya bagi lingkungan diganti dengan pelarut yang ramah lingkungan
seperti jenis dari soy methyl ester dan laktat ester yang berasal dari
kedelai, yang mampu menggantikan pelarut yang merupakan turunan produk
minyak bumi terklorinasi.
Baca selengkapnya di artikel "Contoh Penerapan Kimia Hijau di Kehidupan & Prinsip Green Chemistry",
https://tirto.id/gwDn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.