.

Senin, 14 November 2022

Peran Kimia Hijau Terhadap Lingkungan Khususnya Pengelolaan Limbah

 Oleh : Putri Arini Cahya Utami (@X07-Putri)

Abstrak
Bumi adalah tempat berlangsungnya kehidupan seluruh makhluk hidup, seperti manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Setiap manusia di bumi memiliki tanggung jawab untuk menjaga bumi untuk kelanjutan generasi mendatang. Kimia hijau yang dapat disebut kimia berkelanjutan memiliki peran terhadap lingkungan. Kimia hijau mengacu pada siklus hidup suatu produk, yaitu termasuk desain, pembuatan, penggunaan dan pembuangan. Salah satu dari dua belas prinsip kimia hijau adalah pecegahan limbah. Limbah menjadi masalah serius yang menyebabkan dampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Oleh karena itu kimia hijau memiliki peran dalam pengelolaan limbah yang dihasilkan oleh proses industri.
Kata Kunci : bumi, kimia, hijau, prinsip, limbah, lingkungan, industri.

Abstract
Earth is the place for the life of all living things, such as humans, animals and plants. Every human being on earth has the responsibility to look after the earth for the continuation of future generations. Green chemistry which can be called sustainable chemistry has a role to play in the environment. Green chemistry refers to the life cycle of a product, which includes design, manufacture, use and disposal. One of the twelve principles of green chemistry is waste prevention. Waste is a serious problem that has a negative impact on humans and the environment. Therefore green chemistry has a role in the management of waste generated by industrial processes.
Keywords: earth, chemistry, green, principles, waste, environment, industry.


Pendahuluan
Prinsip kimia hijau memiliki tujuan untuk menghilangkan dan mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya dengan mendesain dari produk-produk kimia dan prosesnya. Sebagai efek samping dari penggunaan bahan kimia di laboratorium, tentu saja akan ada sejumlah bahan buangan atau limbah. Sebagian limbah tersebut bersifat pencemar dan bahkan tergolong limbah bahan beracun berbahaya (B3) yang memerlukan penanganan khusus. Jika tidak ditangani dengan baik, maka dapat membahayakan makhluk hidup dan merusak lingkungan sekitar. 
Konsep kimia hijau adalah mencegah polusi mulai dari tingkat molekuler melalui desain sintesis dan mendukung lebih lanjut penemuan proses kimia yang lebih ramah lingkungan yang tidak hanya dapat mengurangi sisa bahan beracun tapi menghilangkan sama sekali subtansi-substansi yang berpotensi racun dan berbahaya (Ulfah, 2013).


Rumusan Masalah
  1. Jelaskan pengertian kimia hijau.
  2. Bagaimana peran kimia hijau dalam mejaga lingkungan?
  3. Jelaskan peran kimia hijau dalam pengelolaan limbah.

Tujuan
  1. Mengetahui apa itu kimia hijau.
  2. Memahami peran kimia hijau dalam pelestarian lingkungan dan pengelolaan limbah.


Pembahasan








Foto: york. ac. uk

Kimia hijau atau juga disebut kimia berkelanjutan, merupakan suatu pendekatan kimia yang berupaya mencegah atau mengurangi polusi. Kimia hijau juga berusaha untuk meningkatkan efisiensi hasil produk kimia dengan memodifikasi cara bahan kimia dirancang, diproduksi, dan digunakan serta dibuang.

Menurut Ismail Marzuki dan Sattar dalam buku Aplikasi Mikrosimbion Spons dalam Bioremediasi Lingkungan oleh, kimia hijau adalah suatu filosofi yang senantiasa mendorong untuk mencari cara penerapan teknologi atau metode tertentu dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Kimia hijau dimaksudkan untuk membuat banyak kemudahan dalam kelangsungan kehidupan dengan mencegah dan mengurangi terjadinya potensi pencemaran pada lingkungan ataupun pada area sekitarnya, baik yang sifatnya jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian kimia hijau adalah suatu ide untuk membuat produk atau proses kimia untuk menghilangkan dan mengurangi penggunaan dan pembentukan beragam senyawa yang berbahaya bagi kehidupan manusia maupun lingkungan.

Salah satu prinsip kimia hijau adalah memprioritaskan penggunaan bahan alternatif terbarukan, termasuk penggunaan limbah pertanian, biomassa, atau produk biologis terkait non-pangan. Secara umum, bahan kimia alternatif ini jauh lebih aman daripada menggunakan minyak bumi.

Prinsip berikutnya adalah pencegahan limbah, sintesis bahan kimia yang kurang atau kurang berbahaya, dan pengembangan bahan kimia yang kurang atau kurang berbahaya, termasuk pelarut yang lebih aman. Prinsip-prinsip lain fokus pada desain produk kimia yang mudah terurai secara hayati di lingkungan, dan efisiensi serta kesederhanaan proses kimia. Proses kimia hijau juga jauh lebih efisien, memungkinkan perusahaan menggunakan lebih sedikit bahan baku dan energi serta menghemat uang untuk pembuangan limbah.

Dina Mustafa turut menjelaskan dalam jurnal berjudul Kimia Hijau dan Pembangunan Kesehatan yang Berkelanjutan di Perkotaan, manfaat kimia hijau adalah untuk mengusahakan proses-proses kimia yang lebih ekonomis. Sebab dengan kimia hijau, biaya produksi dan regulasi akan lebih rendah. Selain itu, ada pun beberapa manfaat kimia hijau lainnya, yakni sebagai berikut:
  • Mengurangi penggunaan energi.
  • Pengurangan limbah produksi.
  • Pengurangan kecelakaan.
  • Produk yang lebih aman.
  • Tempat kerja dan komunitas yang lebih sehat.
  • Perlindungan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
  • Mendapatkan keunggulan yang kompetitif atas produk yang dihasilkan.
Lebih baik mencegah timbulan limbah daripada mengolahnya. Berbagai teknologi pengelolaan limbah sudah diterapkan, mulai dari sanitary landfill, incinerator dan land treatment (land farming). Pembuangan sampah di sanitary landfill dilakukan dengan cara ditimbun. Sebelum ditimbun, permukaan dasar sanitary landfill dilapisi terlebih dahulu dengan tanah lempung dan geomembran. Tujuannya agar air sampah atau yang biasa disebut dengan air lindi tidak merembes ke bawah tanah dan dapat mencemari air tanah. Keuntungan yang didapatkan dari sanitary landfill ini adalah dapat meminimisasi dampak negatif yang ditimbulkan sampah serta dapat memanfaatkan gas metan yang dihasilkan dari proses penguraian sampah. Adapun teknologi land treatment ialah dengan cara menebar limbah (termasuk limbah bahan beracun berbahaya) ke permukaan tanah, dengan maksud supaya mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme tanah.

Dikutip dari salah satu portal berita, Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) di Semarang menciptakan teknologi pengolahan limbah cair berbasis biologi yang diberi nama Pollution Prevention based on Anaerobic-Aerobic-Wetland Integrated Technology 2020 (Planet-2020).
Inti teknologi dari PLANET-2020 adalah penggunaan mikroorganisme (bakteri) untuk menguraikan air limbah. Sehingga limbah yang sudah diuraikan oleh bakteri akan mengalami penurunan kadar pencemar sehingga memenuhi baku mutu lingkungan dan aman dikembalikan ke lingkungan.


Kesimpulan
Kimia hijau memiliki tujuan untuk meminimalkan limbah dan penggunaan bahan berbahaya. Oleh karena itu manusia memiliki peran tidak hanya dalam penerapan aplikasi kimia hijau, namun juga memiliki peran meminimalisir penggunaan produk yang menjadi limbah ataupun bahan berbahaya. Hal tersebut berdampak baik pada lingkungan karena bisa mengurangi polusi ataupun pencemaran yang berdampak buruk pada makhluk hidup.


Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia. 2022. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Kimia Hijau (Modul  11). Universitas Mercu Buana, Jakarta.

Putri, Adhina Choiri. 2019. Pengaplikasian Prinsip-Prinsip Green Chemistry dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kimia sebagai Pendekatan untuk Pencegahan Pencemaran Akibat Bahan-Bahan Kimia dalam Kegiatan Praktikum di Laboratorium. Universitas Negri Semarang, Jawa Tengah.

Mustafa, Dina. 2016. Kimia Hijau dan Pembangunan Kesehatan yang Berkelanjutan di Perkotaan. Universitas Terbuka.

Sidjabat, Oberlin. 2008. Pengembangan Teknologi Bersih dan Kimia Hijau dalam Meminimalisir Limbah Industri. Lembaran publikasi minyak dan gas bumi 42 (1), 45-50, 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.