.

Senin, 01 November 2021

INDUSTRI DAN EKOSISTEM LINGKUNGAN

 Oleh : Widiastuti (@T22-Widiastuti)



ABSTRAK

Lingkungan yang sehat dan baik adalah hak setiap warga negara Indonesia. Oleh karena itu, Negara, Pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup agar lingkungan hidup Indonesia menjadi sumber dan penghidupan bagi masyarakat Indonesia dan makhluk hidup lainnya. Ekosistem yang baik akan membuat lingkungan yang baik pula. Meskipun ekosistem mempunyai kemampuan untuk menangkal setiap gangguan dari luar untuk menjaga keseimbangannya, tetapi kemampuan tersebut ada batasnya. Banyak industri yang memberikan dampak positif tetapi juga memberikan dampak negatif yang dapat merusak keseimbangan ekosistem.

Kata kunci: ekosistem, ekosistem lingkungan, industri

 

ABSTRACT

A healthy and good environment is the right of every Indonesian citizen. Therefore, the State, Government and all stakeholders have the responsibility to protect and manage the environment so that the Indonesian environment becomes a source and livelihood for the Indonesian people and other living creatures. A good ecosystem will create a good environment as well. Although the ecosystem has the ability to ward off any external disturbances to maintain its balance, this ability has limits. Many industries have a positive impact but also have a negative impact that can damage the balance of the ecosystem.

Keyword: ecosystem, environmental ecosystem, industry

 

PENDAHULUAN

Di dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi secara timbal balik dengan lingkungannya. Interaksi timbal balik ini membentuk suatu sistem yang kemudian kita kenal sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Dengan kata lain ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi organisme hidup dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan biotik (makhluk hidup) maupun abiotik (non makhluk hidup). Sebagai suatu sistem, di dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya, antara lain dapat berupa adanya aliran energi, rantai makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan, dan pengendalian. (Utomo, 2010)

 

RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem?

2. Apa saja kasus kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia?

3. Apa saja dampak industri terhadap lingkungan?

4. Bagaimana cara meminimalisasi pencemaran lingkungan?

 

TUJUAN

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ekosistem

2. Mengetahui apa saja kasus kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia

3. Mengetahui dampak industri terhadap lingkungan

4. Mengetahui cara memininalisasi pencemaran lingkungan

 

PEMBAHASAN

Menurut Nadya (2018), Ekosistem merupakan sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang saling mempengaruhi. Hubungan ini dikatakan suatu sistem karena memiliki komponenkomponen dengan fungsi berbeda yang terkoordinasi dengan baik sehingga masing-masing komponen terjadi hubungan timbal balik. Komponen-komponen dalam ekosistem, yaitu komponen biotik (komponen makhluk hidup), misalnya binatang, tumbuhan dan mikroba, sedangkan komponen abiotik (komponen benda mati), misalnya air, udara, tanah, dan energi.

Berbagai konsep ekosistem pada dasarnya sudah mulai dirintis oleh beberapa pakar ekologi. Pada tahun 1877, Karl Mobius (Jerman) menggunakan istilah biocoenosis. Kemudian pada tahun 1887, S.A.Forbes (Amerika) menggunakan istilah mikrokosmos. Di Rusia pada mulanya lebih banyak digunakan istilah biocoenosis, ataupun geobiocoenosis. Istilah ekosistem mula-mula diperkenalkan oleh seorang pakar ekologi dari Inggris, A.G.Tansley, pada tahun 1935. Pada akhirnya istilah ekosistem lebih banyak digunakan dan dapat diterima secara luas sampai sekarang (Utomo, 2010)

Hal utama ekosistem adalah kesaling-tergantungan. Tidak ada satu komponenpun yang dapat berdiri sendiri tanpa dipengaruhi dan mempengaruhi komponen lainnya. Jika satu komponen berubah, maka perubahannya akan membuat komponen lain juga berubah; jika berubahnya ke arah tidak baik maka komponen lain pun akan berubah ke arah tak baik (Mangunjaya, 2017)

Manusia merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan (ekosistem). Seiring bertambahnya jumlah populasi manusia, kebutuhan hidupnya pun meningkat, akibatnya terjadi peningkatan permintaan dalam penggunaan lahan di sektor pertanian dan pertambangan (Nadya, 2018)

Seluruh kegiatan manusia dan seluruh makhluk hidup di bumi tidak terlepas dari jasa ekosistem bumi. Ekosistem berjasa menjalankan proses alami fisika, kimia dan biologi untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan seluruh makhluk hidup. Proses ekosistem ini dikendalikan oleh keanekaragaman hayati dalam suatu sistem yang dijalankan oleh untuk seluruh makhluk hidup itu sendiri (Mangunjaya, 2017)

Meskipun ekosistem mempunyai kemampuan untuk menangkal setiap gangguan dari luar untuk menjaga keseimbangannya, tetapi kemampuan tersebut ada batasnya. Manusia yang sebetulnya merupakan salah satu unsur dalam ekosistem, justru seringkali merupakan pengganggu yang terbesar terhadap kelangsungan hidup ekosistem itu sendiri. Hal ini terjadi ketika manusia memanfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraan mereka. (Utomo, 2010)

Pertambangan merupakan salah satu kegiatan eksploitasi alam yang berdampak pada kerusakan lingkungan karena menghasilkan limbah beracun yang cukup banyak. Banyak aktivitas penambangan ini menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan bukit dan pohon-pohon yang ada di sekitarnya, selain itu terjadi pencemaran sungai sebagai akibat dari pembuangan limbah hasil pengolahan biji emas yang mengandung merkuri, sianida, dan bahan berbahaya lainnya (Nadya, 2018)

Menurut Santosa (2013), pencemaran di laut juga dapat berupa plastik yang tidak terurai. Jumlah limbah ini semakin lama semakin besar, dan hingga sekarang belum diketahui pasti dampak lingkungannya secara jangka panjang, selain dampak estetikanya yang sudah jelas merugikan. Pencemaran laut yang lainnya terjadi pula dari buangan zat kimia limbah pabrik yang dibuang ke sungai dan mengalir ke laut. Pembuangan tailing atau ampas sisa kegiatan penambangan ke laut juga menyebabkan pencemaran, karena tailing yang seharusnya mengendap di dasar laut dapat terbawa ke permukaan laut dengan adanya pembalikan arus dari bawah laut.

Menurut Ridwan (2007), Berikut ini dikemukakan berbagai kasus kerusakan kualitas lingkungan hidup manusia di dunia. Kerusakan yang semakin parah dan membahayakan ini, menuntut dunia bisnis dan perusahaan untuk melakukan perbaikan dan memelihara kelestariannya di masa depan, seperti:

- Air Pollution

CO2 yang dikeluarkan oleh otomotif di metropolitan area telah melewati batas ambang keselamatan. Polusi oleh pabrik - pabrik industri berat menyebabkan hujan asam yang merusak hutan. Peraturan menggunakan saringan udara, dan teknologi pengurangan emisi sulphur dikeluarkan.

 

- Water Pollution

Banyak terjadi kasus industri membuang limbah industri ke sungai, danau atau laut.

Keracunan penghuni sungai dan laut semakin merajalela. Indirect impact pada manusia sebagian besar pemerintah kota negara industri   mengeluarkan undang-undang kualitas air sungai. Larangan penggunaaan phosphate. Masih banyak proses dumping sisa oli mobil, air limbah rumah tangga dan deterjen.

 

- Land Pollution

Dua isu utama yang dihadapi saat ini adalah:

1) bagaimana memulihkan kerusakan kualitas tanah yang tererosi oleh polusi dalam proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan

2) bagaimana mencegah kerusakan kualitas tanah, yaitu mengeluarkan berbagai kebijakan pemerintah yang efektif dalam membatasi limbah industri dan penanganan sampah kota. Masalah utama dalam penanganan kerusakan akibat land pollution ini dihadapkan oleh kenyataan lapangan berikut ini:

a) Racun limbah industri umumnya berasal dari bahan kimia berbahaya dan sisa-sisa dari radioaktif

b) Di Amerika Serikat setiap pabrik setiap tahunnya menghasilkan sekitar 40-60ton limbah.

c) Produk limbah tersebut tidak dapat dimusnakan

d) Perlu tempat khusus sebagai tempat pembuangan

e) Proses daur ulang kaleng, kertas, plastik, kaca dsb masih belum dilakukan secara masal

 

Jadi menurut Ridwan (2007) dampak industri secara umum dapat berdampak positif maupun negatif, dintaranya:

1) Dampak positif pembangunan industri:

a. menambah penhasilan penduduk

b. menghasilkan aneka barang

c. memperluas lapangan pekerjaan

d. mengurangi ketergantungan dengan Negara lain

e. memperbesar kegunaan bahan mentah

f. bertamba hnya devisa Negara

 

2) Dampak negatif pembangunan industri:

a. terjadinya arus urbanisasi

b. terjadinya pencemaran lingkungan

c. adanya sifat konsumerisme

d. lahan pertanian semakin kurang

e. cara hidup masyarakat berubah

f. limbah industri menyebabkan polusi tanah

g. terjadinya peralihan mata pencaharian

 

Karena semakin banyaknya pencemaran lingkungan yang terjadi dan dampaknya semakin parah, maka kita perlu mencari cara untuk meminimalisir pencemaran yang terjadi. Menurut Afia (2021), berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi pencemaran lingkungan, yaitu : 

1. Meminimalisasi kenaikan jumlah penduduk. Hal ini dapat dilakukan dengan penerapan sistem KB (keluarga berencana). Hal ini dikarenakan aktivitas manusia yang menjadi salah satu penyebab yang paling dominan.

2. Sosialisasi peduli lingkungan kepada masyarakat

3. Tindakan tegas pemerintah dalam menjaga lingkungan lebih ditegakkan. Seperti pemindahan tempat tinggal masyarakat di sekitar bantaran sungai ke rumah susun (penataan lahan), memberikan sanksi kepada oknum yang sengaja merusak lingkungan dan lain sebagainya.

4. Mengadakan reboisasi atau penanaman pohon kembali.

5. Mengurangi aktivitas dengan menggunakan transportasi yang dapat meningkatkan polusi

 

KESIMPULAN

Ekosistem merupakan sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang saling mempengaruhi. Hal utama ekosistem adalah kesaling-tergantungan. Tidak ada satu komponenpun yang dapat berdiri sendiri tanpa dipengaruhi dan mempengaruhi komponen lainnya. Manusia merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan (ekosistem). Manusia yang sebetulnya merupakan salah satu unsur dalam ekosistem, justru seringkali merupakan pengganggu yang terbesar terhadap kelangsungan hidup ekosistem itu sendiri.

 

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Atep Afia. 2021. Kimia Lingkungan dan Studi Mengenai pencemaran Lingkungan. Modul Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Jakarta : Universitas Mercu Buana.

Mangunjaya, Fachruddin M., Hayu S.P., Imran SL Tobing., Ahmad S.A., Chairul Saleh., Sunarto., Mifta Huda., Taufik Mei Mulyana. PELESTARIAN SATWA LANGKA UNTUK KESEIMBANGAN EKOSISTEM. Dalam https://d2d2tb15kqhejt.cloudfront.net/downloads/buku_pelestarian_satwa_untuk_keseimbangan_ekosistem.pdf (Diakses pada 30 Oktober 2021)

Nadya. 2018. Ekosistem. Dalam http://repositori.unsil.ac.id/128/5/10%20BAB%20I.pdf (Diakses pada 30 Oktober 2021)

Ridwan, Ita Rustiati. 2007. DAMPAK INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DAN SOSIAL. Dalam https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/view/1716/1166 (Diakses pada 30 Oktober 2021)

Utomo, Suyud Warno., Sutriyono, Reda Rizal . 2010. Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem. Jakarta: Universitas Terbuka. Dalam http://repository.ut.ac.id/4305/1/BIOL4215-M1.pdf (Diakses pada 1 November 2021)

Santosa, Rizky W. 2013.  DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT OLEH PERUSAHAAN PERTAMBANGAN TERHADAP NELAYAN TRADISIONAL. Dalam https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/administratum/article/download/3017/2562 (Diakses pada 1 November 2021)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.