Oleh Adilah Nur Imani (@T31-Adilah)
1. Abstrak
Kimia kontekstual tentunya sangat berkaitan dengan kehidupan manusia dari berbagai macam aspek. Biasanya, topik pembahasannya sangat bergantung pada kejadian atau persoalan yang sedang hangat diperbincangkan. Pembelajaran mengenai kimia kontekstual biasanya mengidentifikasi juga menjelaskan fenomena dan proses kimia yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari kita. Selain itu juga agar kita dapat memahami secara teori bahwasannya kimia adalah ilmu pengetahuan yang sentral. Maksudnya pengetahuan yang sentral disini adalah sebagai “ilmu pusat”. Karena menghubungkan satu ilmu dengan ilmu yang lain. Salah satunya dengan kasus pencemaran udara. Pencemaran udara sangat memberi dampak negatif bagi kesehatan manusia akibat polutan yang dikeluarkan oleh kendaraan maupun industri. CO merupakan salah satu polutan yang paling banyak dikeluarkan oleh kendaraan bermotor.
Kata kunci : pencemaran, udara, kimia, kehidupan, manusia, kendaraan, polusi.2. Abstract
Contextual chemistry is certainly closely related to human life from various aspects. Usually, the topic of discussion is very dependent on the events or issues that are currently being discussed. Learning about contextual chemistry usually identifies and explains chemical phenomena and processes that occur in our daily lives. In addition, so that we can understand theoretically that chemistry is a central science. The meaning of central knowledge here is as "central science". Because it connects one science to another. One of them with the case of air pollution. Air pollution has a very negative impact on human health due to pollutants released by vehicles and industry. CO is one of the most common pollutants emitted by motorized vehicles.
Keywords: pollution, air, chemical, life, human, vehicle, pollution.
3. Pendahuluan
Udara merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan makhluk yang ada dimuka bumi ini, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar, kini sangat kering dan kotor. Keadaan ini apabila tidak segera ditangani tidak hanya dapat membahayakan kesehatan manusia saja, tetapi juga membahayakan kehidupan hewan, serta kehidupan tumbuhan. Bagaimana kelangsungan hidup manusia kedepannya, kalau tumbuhan saja sulit atau bahkan tidak dapat tumbuh dengan baik. Seperti yang kita ketahui bahwa tumbuhan sangat penting sebagai penghasil oksigen untuk manusia hirup.
Udara yang kita hirup merupakan sebuah campuran, kombinasi fisik dari dua atau lebih zat, masing-masing dalam jumlah yang berbeda. Saat ini, kita fokus pada hanya lima komponen udara yaitu okisgen, nitrogen, argon, karbon dioksida, dan air. Empat komponen (O2, N2, Ar, CO2) biasanya ada dalam wujud gas. Meskipun kita biasanya berpikir tentang air sebagai cairan, komponen ini juga bisa menjadi gas, biasa kita sebut uap air. Seperti oksigen dan nitrogen, uap air adalah gas yang tidak dapat dilihat sedangkan awan adalah uap air yang terkondensasi, yaitu tetesan-tetesankecil dari air.
4. Rumusan Masalah
1. Apa itu pencemaran udara?
2. Darimana sumber pencemaran udara?
3. Apa saja jenis pencemar udara?
4. Apa dampak pencemaran udara terhadap lingkungan?
5. Bagaimana pengendalian pencemaran udara?
5. Tujuan
1. Memahami pencemaran udara.
2. Mengetahui sumber pencemaran udara.
3. Memahami jenis pencemar udara.
4. Mengetahui dampak dari pencemaran udara terhadap lingkungan.
5. Agar dapat melakukan pengendalian pencemaran udara.
6. Pembahasan
A. Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiraan bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia. Bila keadaan seperti itu terjadi maka dapat dikatakan udara telah tercemar. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran Udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah “masuknya atau dimasukannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambient tertentu yang menyebabkan udara ambent tidak memenuhi fungsinya.” (Prabowo K., Muslim B. 2018).
B. Sumber Pencemaran Udara
Telah disadari bersama, kualitas udara saat ini telah menjadi persoalan global, karena udara telah tercemar akibat aktivitas manusia dan proses alam. Masuknya zat pencemar ke dalam udara dapat secara alamiah, misalnya asap kebakaran hutan, akibat gunung berapi, debu meteorit dan pancaran garam dari laut. Selain itu juga sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya akibat aktivitas transportasi, industri, pembuangan sampah, baik akibat proses dekomposisi ataupun pembakaran serta kegiatan rumah tangga. (Prabowo K., Muslim B. 2018).
C. Jenis Pencemar udara
Menurut Prabowo K., Muslim B. (2018), bahwa terdapat dua jenis sumber pencemar, yaitu sebagau berikut :
·
Zat pencemar
primer, yaitu zat kimia yang langsung mengkontaminasi udara dalam konsentrasi
yang membahayakan. Seperti karbon dioksida yang meningkat diatas konsentrasi
normal atau tidak biasanya, misalnya timbal.
·
Zat pencemar
sekunder, yaitu zat kimia yang berbahaya yang terbentuk di atmosfer melalui
reaksi kimia antar komponen-komponen udara.
Sedangkan menurut Ratnani R. D. (2020), bahwa jika dilihat dari ciri fisik,
bahan pencemar dapat berupa sebagai berikut:
·
Partikel
(debu, aerosol, timah hitam).
· Gas (CO, NOx, SOx, H2S, dan HC).
· Energi (suhu dan kebisingan).
D. Dampak Pencemaran Udara
Menurut Prabowo K., Muslim B. (2018), bahwa Pencemaran
udara dapat berdampak pada lingkungan dengan berbagai bentuknya dampak
pencemaran udara terhadap lingkungan dapat digolongkan menjadi beberapa
golongan, sebagai berikut :
·
Terjadinya
pemanasan global akibat kehadiran gas CO2 dan CH4 yang
berlebihan di atmosfer, dimana kedua gas bersifat seperti kaca yaitu menahan
panas di permukaan bumi.
·
Pencemaran
udara dapat berdampak pada kerusakan ekosistem, yakni mengganggu keseimbangan
komponen abiotik dan biotik akibat pencemaran faktor fisik maupun kimia udara.
·
Kehadiran
gas-gas seperti CO2, SO2, NO2, di udara secara
berlebihan dapat membentuk senyawa asam di atmosfer melalui reaksi gas-gas
tersebut dengan air hujan, yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
·
Kehadiran
CFC dari limbah sistem pendingin sampai ke lapisan stratosfer dapat bereaksi
dengan ozon mebentuk O2 dan ClO, sehingga kadar ozon di lapisan
stratosfer semakin menipis.
·
Kehadiran
bahan pencemaran di udara seperti di udara debu dan bahan kimia dapat
menurunkan nilai keindahan dari lingkungan, antara lain menurunkan jarak
pandang, menimbulkan bau yang tidka sedap, merusak keindahan vegetasi, dan
merusak keindahan bangunan.
E. Pengendalian Pencemaran
Udara
Upaya pengendalian pencemaran dapat dilakukan
melalui penelitian dan pemantauan. Pengendalian pengelolaan perlu
mempertimbangkan keserasian antara faktor sumber emisi, dampak, kondisi sosial,
ekonomi, dan politik, serta melakukan pengukuran lapangan sesuai dengan
kondisi. (Ratnani R. D. 2020).
Menurut Ismiyati (2014),
bahwa untuk upaya mengendalian pencemaran udara akibat kendaraan sendiri
mencakup upaya-upaya pengendalian secara langsung maupun tidak langsung, akan
dapat menurunkan tingkat emisi dari kendaraan bermotor secara efektif, antara
lain :
·
Mengurangi
jumlah kendaraan lalu lalang. Mislanya dengan jalan kaki, naik sepeda,
kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi bersama teman-teman (car pooling).
·
Selalu
merawat kendaraan dengan saksama agar tidak boros bahan bakar dan asapanya
tidak mengotori udara.
· Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non-CFC dan hemat energi.
· Memilih bensin yang bebas timbal (unleaded fuel).
7. Kesimpulan
Dengan adanya kasus pencemaran udara ini tentunya diperlukan solusi untuk mengatasi polusi udara kota, terutama ditunjukkan pada pembenahan sektor transportasi dengan tanpa mengabaikan sektor lain maka tidak ada kata lain kecuali harus mau belajar dari kota-kota besar lain di dunia yang telah berhasil menurunkan polusi udara. Pencemaran udara yang telah tinggi konsentrasinya ini perlu lebih ditingkatkan metode pengendalian yang dilakukan. Kulitas maupun kuantitas tanaman juga harus lebih ditingkatkan lagi guna kelangsungan hidup manusia.
Daftar Pustaka
Ismiyati. 2014. Pencemaran Udara Akibat
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Jurnal Manajemen Transportasi &
Logistik (JMTransLog). Vol. 01, No. 03, November 2014. Jakarta Barat :
Trisakti. Dalam : https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog/article/view/23/24.
(diunduh pada 9 Oktober 2021).
Prabowo K., Muslim B. 2018. Penyehatan
Udara. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Jakarta Selatan :
Kebayoran Baru. Dalam : http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Penyehatan-Udara_SC.pdf.
(diunduh pada 9 Oktober 2021).
Ratnani R. D., 2020. Teknik
Pengendalian Pencemaran Udara yang Diakibatkan Oleh Partikel. Semarang : Universitas
Wahid Hasyim. Dalam : https://media.neliti.com/media/publications/114195-ID-none.pdf.
(diunduh pada 9 Oktober 2021).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.