Hubungan Kimia Kontekstual dengan Kehidupan
Abstrak
Dengan seiring berjalannya
waktu, berbagai fenomena di dunia terungkap dengan menggunakan ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan terdahulu berfikir dengan kritis mengenai fenomena
yang terjadi disaat itu. Seperti Isaac Newton yang mencari alasan mengapa apel bisa
jatuh dari pohon, fenomena sains tersebut merupakan hal yang lazim terjadi di kehidupan.
Karena itu, fenomena sains merupakan hal yang sangat dekat dengan kita. Termasuk
ilmu kimia, ilmu kimia dipelajari dengan metode pembelajaran kontekstual yang
mengaitkan situasi sains dengan situasi di dunia nyata. Dengan mengaitkan
situasi nyata, tentunya hal ini sering terjadi disekitar kita.
Kata kunci: Sains, ilmu kimia,
kontekstual
Abstract
With the passage of time,
various phenomena in the world are revealed using science. Early scientists
thought critically about the phenomena that occurred at that time. Like Isaac
Newton who looked for reasons why apples fell from trees, this scientific
phenomenon is a common thing in life. Therefore, scientific phenomena are very
close to us. Including chemistry, chemistry is studied with contextual learning
methods that relate scientific situations to situations in the real world. By
relating real situations, of course, this often happens around us.
Keyword: science, chemistry,
contextual
Pendahuluan
Pembelajaran kontekstual
adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang
diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan
sehari-hari. Menurut Mudasir (2012), perkuliahan Kimia Kontekstual dirancang
untuk membekali mahasiswa dengan persoalan-persoalan kemasyarakatan dan
kekinian yang terkait dengan bidang kimia serta memperkenalkan mahasiswa
terhadap trend global penelitian kimia di masa yang akan datang. Menurut Berns
dan Ericson (2001), Pembelajaran kontekstual pertama kali dikembangkan di
Amerika Serikat yang diawali dengan dibentuknya Washington State Consortum for
Contextual Teaching and Learning oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat.
Pembelajaran kontekstual
juga terjadi di dunia kimia. Seperti kimia kontekstual yang sedang kita bahas
ini. Pembelajaran kimia kontekstual bisa berupa mengidentifikasi dan
menjelaskan fenomena dan proses kimia yang terjadi di dalam kehidupan
sehari-hari terutama yang berkaitan. Selain itu, juga dapat memahami secara
teori bahwasanya kimia merupakan ilmu pengetahuan yang sentral dan dapat
menunjukkan keterkaitan ilmu kimia terhadap ilmu yang lain.
Rumusan Masalah
1. Apa itu kimia kontekstual?
2. Apa hubungan kimia kontekstual dalam
kehidupan kita?
3. Seberapa dekatkah kimia kontekstual
dalam kehidupan?
Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kimia
kontekstual.
2. Untuk mengetahui apa hubungan kimia
kontekstual dalam kehidupan.
3. Untuk mengetahui seberapa dekat kimia
kontekstual dalam kehidupan.
Pembahasan
Kimia kontekstual atau
kimia kekinian berkaitan dengan beragam aspek kehidupan manusia. Pengkajian dan
pembahasannya sangat tergantung pada isu atau persoalan apa yang sedang menjadi
trending topics. Kimia kontekstual berfokus pada mengidentifikasi dan
menjelaskan fenomena atau proses kimia yang ditemukan dalam
kehidupan-sehari-hari terutama yang berkaitan dengan bidang energi, lingkungan,
pangan, obat, dan polimer. Kimia kontekstual tetap menggunakan prinsip kimia
untuk menjelaskan proses kimia tertentu dan mampu mengetahui dasar teoritiknya dari suatu
proses kimia yang ada di sekitar kita, dan Memahami bahwa kimia adalah
merupakan central science dan mampu menunjukkan secara jelas hubungan dan
pengaruhnya dengan cabang ilmu pengetahuan yang lain.
Menurut Berns dan Ericson
(2001), Pembelajaran kontekstual pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat
yang diawali dengan dibentuknya Washington State Consortum for Contextual
Teaching and Learning oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat. Center on
Education and Work at the University of Wisconsin Madison mengartikan
pembelajaran kontekstual adalah suatu konsepsi belajar mengajar yang membantu
guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi
siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam
kehidupan siswa. Dalam buku Departemen.
Menurut Johnson (2007),
pembelajaran kontekstual menggunakan beberapa prinsip, yaitu: 1) principle
of interdependence, adanya saling kebergantungan antara satu siswa dengan
siswa yang lainnya dalam kelompok; 2) principle of differentiation,
adanya keunikan dan talenta berbeda dalam diri siswa sehingga siswa memiliki
kemampuan untuk dapat menggali potensi dalam diri mereka 3) principal of
self regulation, adanya kemandirian untuk menyusun dan mengatur sendiri
setiap pengetahuan dalam diri siswa.
Pembelajaran kontekstual
juga terjadi di dunia kimia. Seperti kimia kontekstual yang sedang kita bahas
ini. Pembelajaran kimia kontekstual bisa berupa mengidentifikasi dan
menjelaskan fenomena dan proses kimia yang terjadi di dalam kehidupan
sehari-hari terutama yang berkaitan. Selain itu, juga dapat memahami secara
teori bahwasanya kimia merupakan ilmu pengetahuan yang sentral dan dapat
menunjukkan keterkaitan ilmu kimia terhadap ilmu yang lain. Terdapat beberapa
contoh pembahasan kimia kontekstual yang terjadi disekitar kita. Seperti:
Energi dan Minyak Bumi: Polimer dan Plastik, Kimia Pangan. Pencemaran Udara:
dan Hujan Asam. Sebagai contoh topik, kali ini saya akan membahas mengenai
kimia pangan dalam kimia kontekstual dan hubungannya dengan kehidupan.
Kimia pangan adalah studi
mengenai ronde kimia dan interaksinya dengan komponen biologis dan non-biologis
bahan pangan. Substansi biologis misalnya produk daging, sayuran, produk susu,
dsb-nya. Mirip dengan biokimia dengan komponen utamanya adalah karbohidrat,
lemak, dan protein namun juga mempelajari komponen lain seperti cairan, vitamin,
mineral, enzim, zat aditif, perasa, dan pewarna makanan. Ilmu ini juga meliputi
bagaimana suatu produk pangan merasakan perubahan dampak berbagai metode
pemrosesan makanan dan metode untuk meningkatkan maupun mencegah terjadinya
perubahan itu. Ilmu Pangan berkaitan dengan produksi, pengolahan, distribusi,
persiapan, evaluasi, dan pemanfaatan pangan. Dalam hal ini ahli kimia pangan
bekerja dengan tanaman yang telah dipanen untuk makanan, dan hewan yang telah
disembelih untuk makanan. Ahli kimia pangan mengkaji bagaimana produk makanan
ini diproses, disiapkan, dan didistribusikan. Sebagai contoh, untuk menjawab
tuntutan konsumen, beberapa ahli kimia pangan terlibat dengan menemukan lemak
dan gula pengganti yang tidak mengubah rasa dan tekstur makanan.
Dalam kaitannya dengan
Kimia Kontekstual, berbagai isu mengenai Kimia Pangan banyak menjadi perhatian
publik. Kasus yang paling banyak dibahas misalnya penggunaan bahan pengawet
seperti formalin (formaldehida atau metanal) pada bahan makanan seperti ayam
potong, mie basah, ikan segar, tahu, dan sebagainya. Padahal formalin ini biasa
dipergunakan untuk pengawet mayat, bahan pembuatan pupuk, pembasmi lalat, dan
sebagainya.
Banyak oknum yang tidak
bertanggung jawab menggunakan bahan kimia yang tidak diperuntukkan untuk makana.
Sebagai contoh Rhodamine B. Rhodamin B merupakan pewarna sintetis dengan bentuk
serbuk kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau, dan dalam
larutan akan berwarna merah terang berpendar/berfiuorosensi. Rhodamin B banyak
digunakan pada industri tekstil dan kertas, sebagai pewarna kain, kosmetika,
produk pembersih mulut, dan sabun. Rhodamine B sering disalahgunakan dalam memberi
warna pada berbagai makanan. Rhodamin B termasuk bahan karsinogen (penyebab
kanker) yang kuat. Uji toksisitas Rhodamin B yang dilakukan terhadap mencit dan
tikus telah membuktikan hal tersebut. Inilah beberapa dampak kesehatan dan
gangguan oterhadap organ-organ tubuh jika mengkonsumsi Rhodamin B dalam jangka
panjang, sehingga terakumulasi di dalam tubuh, mulai dari gejala pembesaran
hati dan ginjal, gangguan fungsi hati, kerusakan hati, gangguan fisiologis
tubuh, atau bahkan menyebabkan kanker hati.
Kesimpulan
Kimia kontekstual atau
kimia kekinian berkaitan dengan beragam aspek kehidupan manusia. Kimia
kontekstual berfokus pada mengidentifikasi dan menjelaskan fenomena atau proses
kimia yang ditemukan dalam kehidupan-sehari-hari terutama yang berkaitan dengan
bidang energi, lingkungan, pangan, obat, dan polimer. Terdapat beberapa contoh
pembahasan kimia kontekstual yang terjadi disekitar kita. Seperti: Energi dan
Minyak Bumi: Polimer dan Plastik, Kimia Pangan. Pencemaran Udara: dan Hujan
Asam. Namun dengan majunya teknologi kimia, banyak oknum yang menyalahgunakan
ilmu kimia untuk suatu yang tidak baik.
Daftar Pustaka
Berns, R. G., & Ericson, P. M.
(2001). Contextual teaching and learning: Preparing students for the new
economy. Columbus, OH: The Ohio State University, National Dissemination
Center for Career and Technical Education. Dalam https://eric.ed.gov/?id=ED452376
(diakses pada 10
Oktober 2021)
Hidayat, Atep Afia. 2021. Kimia
Kontekstual. Modul Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Jakarta:
Universitas Mercu Buana.
(diakses pada 8 Oktober 2021)
Johnson, E. B.
(2007). Contextual teaching & learning: Menjadikan kegiatan
belajar-mengajar mengasyikkan dan bermakna. Bandung, Indonesia: Penerbit
MLC. Dalam https://ojs.uph.edu/index.php/PJI/article/view/1051
(diakses pada 8 Oktober 2021)
Silaban, Saronom. 2020. Implementasi
Pembelajaran Kontekstual untuk Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia. Medan:
State University of Medan. Dalam https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/GAGASAN/article/view/8051
(diakses pada 9 Oktober 2021)
Tantu, Year. 2018. The Implementation
of Contextual Teaching and Learning to Increase Critical Thinking.
Tangerang: UPH College. Dalam https://ojs.uph.edu/index.php/PJI/article/view/1051
(diakses pada 8 Oktober 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.