Manfaat Bahan Aktif Surfaktan Pada
Industri Deterjen
[Ryan
Setya Rama (S06-Ryan)]
Abstrak
Deterjen
merupakan salah satu jenis pembersih pakaian yang dibutuhkan oleh masyarakat,
dapat digunakan baik oleh rumah tangga, industri, perhotelan, rumah makan, dan
lain-lain. Salah satu komponen yang penting dalam deterjen adalah surfaktan yang berasal dari sulfat
adalah hasil reaksi antara alkohol rantai panjang dengan asam sulfat yang akan
menghasilkan sulfat alkohol yang mempunyai sifat aktif permukaan (surface
active agent: Surfactan). Jenis surfaktan anionik yang banyak digunakan sebagai
deterjen antara lain alkil benzen sulfonat. Akan tetapi pada saat ini sudah
banyak alkil benzen sulfonat sudah banyak digantikan dengan alkil linear benzen
sulfonat maupun natirum lauril sulfat yang dianggap lebih mudah terdegradasi.
Selain surfaktan ada beberapa bahan tambahan lainnya sebagai penyusun deterjen
tersebut diantaranya ada pengwangi, pelembut dan antibakteri. Deterjen harus
dibuat dengan bahan yang berkualitas baik, agar ketika dipakai untuk keperluan
rumah tangga ataupun industri dapat berfungsi dengan baik.
Keywords
: Surfaktan Deterjen, Manfaat surfaktan, Deterjen
Pendahuluan
Pentingnya deterjen pada bidang
industri diperlukan standar yang dapat menjamin bahwa deterjen yang akan
digunakan memiliki kualitas yang baik, salah satu penyusun deterjen adalah
surfaktan. Pemakaian deterjen yang terus-menerus setiap hari akan menyebabkan
kenaikan jumlah deterjen yang masuk kedalam perairan akan semakin meningkat, sehingga
dapat menimbulkan gangguan pada perairan dan akan berdampakpada kehidupan
manusia. Deterjen yang beredar di pasaran umumnya merupakan deterjen dengan
berbahan aktif surfaktan.
Deterjen
merupakan salah satu bahan pembersih yang umum digunakan oleh masyarakat, baik
oleh rumah tangga, industri, perhotelan, rumah makan, dan lain-lain. Bahan yang
terutama deterjen adalah garam natrium (Sodium Lauryl Sulfat) dan alkyl
hydrogen sulfat. Berdasarkan bentuknya, deterjen yang beredar di pasaran dapat
berupa deterjen cair, deterjen krim, dan deterjen serbuk. Pada umumnya ketiga
jenis deterjen ini memiliki fungsi yang sama. Hal yang membedakan keduanya
adalah bentuknya. Pada awalnya deterjen cair lebih banyak digunakan dalam
pembersih alat-alat dapur. Namun seiring dengan perkembangan zaman, deterjen
cair juga banyak diaplikasikan untuk kebutuhan industri serta pembersih
pakaian. Hal ini dikarenakan deterjen cair lebih mudah cara menanganinya dan lebih
praktis dalam penggunaannya (Ika, 2018).
Surfaktan
anionik yang berasal dari sulfat adalah hasil reaksi antara alkohol rantai
panjang dengan asam sulfat yang akan menghasilkan sulfat alkohol yang mempunyai
sifat aktif permukaan (surface active agent: Surfactan). Jenis surfaktan
anionik yang banyak digunakan sebagai deterjen antara lain alkil benzen
sulfonat. Namun, saat ini alkil benzen sulfonat sudah banyak digantikan dengan
alkil linear benzen sulfonat maupun natirum lauril sulfat yang dianggap lebih
mudah terdegradasi (Rosariawari, 2008).
Permasalahan
a. Apa
saja kandungan yang terdapat pada deterjen?
b. Bagaimana
manfaat dari surfaktan yang terdapat dalam deterjen?
Pembahasan
Deterjen
merupakan salah satu produk industri dari sabun dan deterjen yang meluas
dipakai untuk mencuci atau menghilangkan noda minyak, pemakaiannya digunakan
untuk semua kalangan mulai dari rumah tangga hingga industri. Semakin meningkat
pendapatan masyarakat maka semakin meningkat penggunaannya, pemakaian ini
meningkat dikarenakan jumlah masyarakat yang semakin banyak. Deterjen digunakan
pada era modern yang disebut sebagai pembersih modern, sebelumnya tidak
digunakan deterjen hanya menggunakan air saja. Dalam deterjen terdapat
surfaktan yang berfungsi untuk menurunkan tegangan pada permukaan air agar
membuat lebih basah sehingga lebih memungkinkan untuk berinteraksi dengan
minyak dan juga lemak, akan tetapi semakin berkembangnya zaman dan teknologi
semakin meningkat banyak dibuat deterjen dengan mengandung zat aktif lebih dari sekedar surfaktan.
Ada
juga beberapa bahan tambahan lain ditambahkan dalam jumlah kecil untuk
meningkatkan sifat suatu komponen tertentu dari detergen, misalnya:
· Penstabil
enzim
· Pemutih
fluoresen yang meningkatkan tingkat warna putih dari kain dan mencegah kain
menguning secara alami
· Antiredeposition
Agen atau zat pencegah penumpukan kotoran seperti derivat
selulosa(Karboksimetilselulosa) yang membantu melepaskan kotoran dari kain
· Anti
busa seperti silicon untuk mengatur kadar busa yang dihasilkan sehingga mesin
cuci dapat beroperasi dengan baik
· Parfum
atau pewangi
· Pelembut
· Pewarna
· Anti
bakteri
· Penghambat
karat, contohnya natrium silikat
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa surfaktan merupakan bahan
utama dalam pembuatan deterjen, surfaktan tersebut memiliki fungsi sebagai
menurunkan tegangan pada permukaan air agar membuat lebih basah sehingga lebih
memungkinkan untuk berinteraksi dengan minyak dan juga lemak. Akan tetapi tidak
hanya surfaktan sebagai bahan penyusun deterjen ada beberapa bahan tambahan
lainnya.
Daftar Pustaka
Ika.
F. U, dkk. (2018). Penurunan Kadar Surfaktan Anionik dan Fosfat dalam Air
Limbah Laundry di Kawasan Keputih, Surabaya Menggunakan Karbon Aktif. Akta
Kimia Indonesia. Vol 3 (1) : 127-140.
Rosariawari, F. (2008). Penurunan Konsentrasi Limbah Deterjen Menggunakan Furnace Bottom Ash (FBA). Jurnal Rekayasa Perencanaan, Vol.4 (3).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.