.

Minggu, 01 November 2020

Manfaat Bahan Aktif Surfaktan Pada Industri Deterjen

 

Manfaat Bahan Aktif Surfaktan Pada Industri Deterjen

[Ryan Setya Rama (S06-Ryan)]



Abstrak

Deterjen merupakan salah satu jenis pembersih pakaian yang dibutuhkan oleh masyarakat, dapat digunakan baik oleh rumah tangga, industri, perhotelan, rumah makan, dan lain-lain. Salah satu komponen yang penting dalam deterjen  adalah surfaktan yang berasal dari sulfat adalah hasil reaksi antara alkohol rantai panjang dengan asam sulfat yang akan menghasilkan sulfat alkohol yang mempunyai sifat aktif permukaan (surface active agent: Surfactan). Jenis surfaktan anionik yang banyak digunakan sebagai deterjen antara lain alkil benzen sulfonat. Akan tetapi pada saat ini sudah banyak alkil benzen sulfonat sudah banyak digantikan dengan alkil linear benzen sulfonat maupun natirum lauril sulfat yang dianggap lebih mudah terdegradasi. Selain surfaktan ada beberapa bahan tambahan lainnya sebagai penyusun deterjen tersebut diantaranya ada pengwangi, pelembut dan antibakteri. Deterjen harus dibuat dengan bahan yang berkualitas baik, agar ketika dipakai untuk keperluan rumah tangga ataupun industri dapat berfungsi dengan baik.

 

Keywords : Surfaktan Deterjen, Manfaat surfaktan, Deterjen

Pendahuluan

            Pentingnya deterjen pada bidang industri diperlukan standar yang dapat menjamin bahwa deterjen yang akan digunakan memiliki kualitas yang baik, salah satu penyusun deterjen adalah surfaktan. Pemakaian deterjen yang terus-menerus setiap hari akan menyebabkan kenaikan jumlah deterjen yang masuk kedalam perairan akan semakin meningkat, sehingga dapat menimbulkan gangguan pada perairan dan akan berdampakpada kehidupan manusia. Deterjen yang beredar di pasaran umumnya merupakan deterjen dengan berbahan aktif surfaktan.

Deterjen merupakan salah satu bahan pembersih yang umum digunakan oleh masyarakat, baik oleh rumah tangga, industri, perhotelan, rumah makan, dan lain-lain. Bahan yang terutama deterjen adalah garam natrium (Sodium Lauryl Sulfat) dan alkyl hydrogen sulfat. Berdasarkan bentuknya, deterjen yang beredar di pasaran dapat berupa deterjen cair, deterjen krim, dan deterjen serbuk. Pada umumnya ketiga jenis deterjen ini memiliki fungsi yang sama. Hal yang membedakan keduanya adalah bentuknya. Pada awalnya deterjen cair lebih banyak digunakan dalam pembersih alat-alat dapur. Namun seiring dengan perkembangan zaman, deterjen cair juga banyak diaplikasikan untuk kebutuhan industri serta pembersih pakaian. Hal ini dikarenakan deterjen cair lebih mudah cara menanganinya dan lebih praktis dalam penggunaannya (Ika, 2018).

Surfaktan anionik yang berasal dari sulfat adalah hasil reaksi antara alkohol rantai panjang dengan asam sulfat yang akan menghasilkan sulfat alkohol yang mempunyai sifat aktif permukaan (surface active agent: Surfactan). Jenis surfaktan anionik yang banyak digunakan sebagai deterjen antara lain alkil benzen sulfonat. Namun, saat ini alkil benzen sulfonat sudah banyak digantikan dengan alkil linear benzen sulfonat maupun natirum lauril sulfat yang dianggap lebih mudah terdegradasi (Rosariawari, 2008).

Permasalahan

a.      Apa saja kandungan yang terdapat pada deterjen?

b.     Bagaimana manfaat dari surfaktan yang terdapat dalam deterjen?

Pembahasan



Deterjen merupakan salah satu produk industri dari sabun dan deterjen yang meluas dipakai untuk mencuci atau menghilangkan noda minyak, pemakaiannya digunakan untuk semua kalangan mulai dari rumah tangga hingga industri. Semakin meningkat pendapatan masyarakat maka semakin meningkat penggunaannya, pemakaian ini meningkat dikarenakan jumlah masyarakat yang semakin banyak. Deterjen digunakan pada era modern yang disebut sebagai pembersih modern, sebelumnya tidak digunakan deterjen hanya menggunakan air saja. Dalam deterjen terdapat surfaktan yang berfungsi untuk menurunkan tegangan pada permukaan air agar membuat lebih basah sehingga lebih memungkinkan untuk berinteraksi dengan minyak dan juga lemak, akan tetapi semakin berkembangnya zaman dan teknologi semakin meningkat banyak dibuat deterjen dengan mengandung  zat aktif lebih dari sekedar surfaktan.

Ada juga beberapa bahan tambahan lain ditambahkan dalam jumlah kecil untuk meningkatkan sifat suatu komponen tertentu dari detergen, misalnya:

·       Penstabil enzim

·       Pemutih fluoresen yang meningkatkan tingkat warna putih dari kain dan mencegah kain menguning secara alami

·       Antiredeposition Agen atau zat pencegah penumpukan kotoran seperti derivat selulosa(Karboksimetilselulosa) yang membantu melepaskan kotoran dari kain

·       Anti busa seperti silicon untuk mengatur kadar busa yang dihasilkan sehingga mesin cuci dapat beroperasi dengan baik

·       Parfum atau pewangi

·       Pelembut

·       Pewarna

·       Anti bakteri

·       Penghambat karat, contohnya natrium silikat

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa surfaktan merupakan bahan utama dalam pembuatan deterjen, surfaktan tersebut memiliki fungsi sebagai menurunkan tegangan pada permukaan air agar membuat lebih basah sehingga lebih memungkinkan untuk berinteraksi dengan minyak dan juga lemak. Akan tetapi tidak hanya surfaktan sebagai bahan penyusun deterjen ada beberapa bahan tambahan lainnya.

Daftar Pustaka

Ika. F. U, dkk. (2018). Penurunan Kadar Surfaktan Anionik dan Fosfat dalam Air Limbah Laundry di Kawasan Keputih, Surabaya Menggunakan Karbon Aktif. Akta Kimia Indonesia. Vol 3 (1) : 127-140.

Rosariawari, F. (2008). Penurunan Konsentrasi Limbah Deterjen Menggunakan Furnace Bottom Ash (FBA). Jurnal Rekayasa Perencanaan, Vol.4 (3).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.