INDUSTRI TAHU
Sumber : mesintasudo.com
Oleh : Fhiladelvia (@S15-Fhiladelvia)
ABSTRAK
Tahu merupakan produk makanan yang berasal dari Tiongkok, China yang banyak
digemari oleh masyarakat Indonesia dan terus berkembang di Indonesia sampai
saat ini. Tahu adalah makanan tradisional yang terbuat dari kacang kedelai. Tahu
dibuat melalui beberapa langkah yaitu perendaman, penggilingan, pemasakan,
penyaringan, pengasaman, pembungkusan dan pencetakan. Dalam proses pembuatan
tahu menghasilkan sisa-sisa dari hasil pembuatan tersebut yang dikenal dengan ampas
tahu yang dapat digunakan untuk membuat oncom sebagai produk sampingan melalui
proses fermentasi. Tahu Memiliki berbagai manfaat, seperti mengurangi risiko
kanker, menurunkan kolesterol, mencegah osteoporosis, dan meningkatkan produksi
energi.
KATA
KUNCI
Tahu, oncom, fermentasi
PENDAHULUAN
Industri makanan adalah salah satu
industri yang sangat berkembang pesat, tidak hanya di Indonesia namun juga di
seluruh penjuru dunia. Pada saat ini, banyak sekali produk makanan yang
dihasilkan untuk meningkatkan daya tarik konsumen. Di Indonesia, proses
pengolahan bahan pangan dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari modern
hingga tradisional. Salah satu produk makanan yang banyak digemari masyarakat
Indonesia adalah tahu. Tahu adalah makanan tradisional masyarakat Indonesia
yang terbuat dari kacang kedelai. Tahu berasal dari Tiongkok, China yang
kemudian diperkenalkan oleh orang Tionghoa di Nusantara dan berkembang sampai
saat ini.
PERMASALAHAN
A.
Bagaimana
proses pembuatan tahu ?
B.
Apa
produk sampingan tahu ?
C.
Apa
kandungan gizi dan manfaat pada tahu ?
PEMBAHASAN
A. Proses
Pembuatan Tahu
Proses pembuatan
tahu melalui 6 langkah antara lain :
1. Perendaman
Perendaman biji kedelai dilakukan untuk memperlunak
struktur sel sehingga akan mengurangi energi yang diperlukan selama
penggilingan. Perendaman kedelai dilakukan dengan cara menuangkan kedelai
kering ke dalam bak perendam (ember) baik secra curah maupun dibungkus karung
dan kemudian diberi air secukupnya. Selama direndam biji kedelai tersebut akan
mekar dan kulitnya akan lepas. Setelah itu, biji kedelai tersebut dibersihkan
dengan menghilangkan air rendaman beserta kotaran-kotorannya yang mengapung
diatas air.
2. Penggilingan
Biji kedelai yang sudah selesai direndam kemudian
digiling menjadi bubur kedelai. Penggilingan ini bertujuan untuk memperkecil
ukuran partikel kedelai sehingga akan mempermudah ekstraksi protein ke dalam
susu kedelai.
3. Pemasakan
Proses pemasakan ini dimulai dengan memasukkan sejumlah
air ke dalam bak atau wajan pemasak, kemudian dipanaskan. Setelah panas, bubur
kedelai dari hasil penggilingan dimasukkan ke dalam wadah tersebut dan
dipanaskan hingga mendidih.
Proses pemasakan bubur kedelai mempengaruhi kualitas tahu
yang dihasilkan. Proses pemanasan secara langsung pada wajan tersebut
menyebabkan timbulnya kerak pada dinding wajan. Kerak ini timbul karena suhu
wajan yang tinggi sehingga endapan bubur kedelai mengerak. Apabila diaduk,
kerak ini akan bercampur dengan bubur kedelai sehingga menjadi kotor dan
berwarna gelap. Kerak tersebut juga menimbulkan bau sangit yang akan menyebar
ke seluruh bubur kedelai sehingga nantinya tahu yang dihasilkan berwarna gelap
dan berbau sangit.
4. Penyaringan
Bubur kedelai yang telah dimasak kemudian disaring untuk
mendapatkan sari kedelai (susu kedelai). Penyaringan dilakukan dengan meletakan
bubur kedelai di atas kain belancu (mori kasar) ataupun kain sifon yang sengaja
dipasang diatas bak penampung. Kemudian dilakukan pengepresan dengan memberikan
papan penjepit dan diberi beban sekuat-kuatnya agar semua air yang terkandung
di bubur kedelai terperas semua. Bila perlu ampas saringan diperas lagi dengan
menambahkan sejumlah air.
5. Pengasaman
Proses pengasaman atau lebih dikenal dengan penggumpalan
adalah proses yang dilakukan setelah penyaringan bubur kedelai. Penggumpalkan
sari kedelai menggunakan bahan asam yang dinamakan bibit. Bibit adalah bahan
asam sisa proses penggumpalan sehari sebelumnya. Sisa bibit saat penggumpalan
yang tidak dapat menggumpalkan sari bubur kedelai ditampung ke dalam wadah dan
selanjutnya didinginkan selama semalam untuk digunakan sebagai bahan pengasaman
pada hari berikutnya.
6. Pembungkusan
dan Pencetakan
Bubur
kedelai yang telah digumpalkan selanjutnya dicetak menjadi tahu. Tahu yang akan
dicetak sebelumnya dibungkus dengan kain belancu yang dipotong segiempat kecil-kecil.
Setelah proses pembungkusan dan pencetakan adalah melepas kain belancu yang
digunakan sebagai pembungkus pada waktu pencetakan. Tahu yang sudah jadi
selanjutnya dapat dipasarkan. Namun sebelum dipasarkan, tahu yang sudah jadi
diberi garam dan pewarna, seperti kunyit jika ingin mendapatkan tahu kuning.
B. Produk
Sampingan Tahu
Dalam proses produksi tahu dihasilkan sisa-sisa pembuatan
tahu yang disebut ampas tahu. Ampas tahu ini dapat dijadikan sebagai produk
sampingan yang nantinya dapat diolah kembali menjadi produk makanan berupa
oncom merah. Meskipun oncom dibuat dari ampas atau bisa dibilang sebagai
limbah, tetapi kandungan gizi di dalamnya masih tinggi sehingga masih bisa
dimanfaatkan sebagai sumber pangan yang lebih murah bagi manusia. Di Jawa
Barat, oncom bisa diolah menjadi berbagai macam makanan lezat. Tidak hanya
menjadi makanan utama saja, namun juga bisa diolah menjadi camilan.
Oncom merah umumnya dibuat dari ampas tahu, yaitu kedelai
yang telah diambil proteinnya dalam pembuatan tahu. Bahan baku lainnya yang
diperlukan dalam pembuatan oncom adalah kapang. Kapang oncom dapat mengeluarkan
enzim lipase dan protease yang aktif selama proses fermentasi dan memegang
peranan penting dalam penguraian pati menjadi gula, penguraian bahan-bahan
dinding sel kacang, dan pembentukan sedikit alkohol dan berbagai ester yang
berbau sedap dan harum.
Proses fermentasi oleh kapang Neurospora sitophila dan Rhizopus
oligosporus dapat mencegah terjadinya efek flatulensi (kembung perut).
Selama proses fermentasi oncom, kapang akan menghasilkan enzim
alpha-galaktosidase yang dapat menguraikan rafinosa dan stakhiosa keledai
sampai pada level yang sangat rendah, sehingga tidak berdampak pada
terbentuknya gas. Pada saat pembuatan oncom, sangat penting untuk memperhatikan
masalah sanitasi dan higiene untuk mencegah timbulnya pencemaran dari
mikroba-mikroba lain, terutama kapang Aspergillus
flavus yang mampu memproduksi racun aflatoksin. Namun, racun ini dapat ditekan karena adanya
kapang Neurospora sitophila dan Rhizopus oligosporus yang mampu berperan
sebagai penekan produksi aflatoksin. Oncom segar yang baru jadi hanya dapat
bertahan selama 1 sampai 2 hari pada suhu ruangan, setelah itu oncom akan
rusak. Kerusakan tersebut disebabkan oleh enzim proteolitik yang mendegradasi
protein sehingga terbentuk amonia yang menyebabkan oncom tidak layak lagi
dikonsumsi.
C. Kandungan
Gizi dan Manfaat pada Tahu
1.
Kandungan
Gizi Tahu
Tahu merupakan makanan yang banyak mengandung gizi dan nutrisi. Kandungan gizi yang terkandung di dalam tahu antara lain air, energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium fosfor, zat besi, natrium, kalium, betakaroten, thiamin, riboflavin, dan niasin.
2.
Manfaat
Tahu
·
Mengurangi risikio kanker
Tahu
mengandung isoflavon yang dapat mecegah menopause dini, serta mengurangi risiko
kanker payudara dan prostat.
·
Menurunkan kolesterol
Tahu mengandung lesitin dan asam linoleat yang dapat mengatur metabolisme hingga membuang endapan kolesterol di tubuh.
·
Mencegah osteoporosis
Kandungan
kalsium dalam tahu merupakan bahan utama untuk pembentukan tulang dan
memperlambat pengeroposan tulang (osteoporosis).
·
Meningkatkan produksi energi
Tahu merupakan sumber makanan yang kaya zat besi. Zat besi dalam tahu digunakan sebagai bagian dari hemoglobin yang membantu dalam transportasi dan pelepasan oksigen ke seluruh tubuh untuk mempromosikan produksi energi.
KESIMPULAN
Tahu merupakan makanan tradisional
yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia dan di Indonesia industri tahu
terus berkembang sampai saat ini. Tahu terbuat dari biji kedelai yang diolah
melalui beberapa tahap. Selain itu, dalam proses produksi tahu dihasilkan
sisa-sisa pembuatan yang dikenal dengan ampas tahu yang dapat dijadikan sebagai
produk sampingan dan nantinya dapat diolah menjadi produk makanan yang dikenal
dengan oncom. Walaupun oncom terbuat dari sisa pembuatan tahu, makanan ini
masih memiliki nutrisi yang banyak sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan
pangan manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Abe. (2010, Agustus 2). PROSES
PEMBUATAN TAHU. Dipetik Oktober 28, 2020, dari
http://polisafaris.blogspot.com/: http://polisafaris.blogspot.com/2010/08/proses-pembuatan-tahu_02.html
Kosasih, D. (2020, Juli
23). Mengenal Manfaat dari Kandungan Gizi Tahu. Dipetik Oktober 28,
2020, dari gooddoctor.co.id:
https://www.gooddoctor.co.id/tips-kesehatan/nutrisi/kandungan-gizi-tahu-dan-tempe-yang-harus-kalian-ketahui/
Rizka. (2020, Januari 8).
10 Manfaat Kesehatan Rutin Konsumsi Tahu. Dipetik Oktober 28, 2020, dari
indozone.id:
https://www.indozone.id/health/r8s8jZ/manfaat-konsumsi-tahu-untuk-kesehatan/read-all
Ryan.fernanda.putra.
(2019, September 12). Proses Pembuatan Tahu. Dipetik Oktober 28, 2020,
dari alsintan.tp.ugm.ac.id:
https://alsintan.tp.ugm.ac.id/2019/09/12/proses-pembuatan-tahu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.