KIMIA
TERAPAN PADA PROSES INDUSTRI
DAN KONSUMSI MASYARAKAT
Disusun
Oleh:
ABIEL
WIRA PRAMANA
Kode
Peserta:
@S09-Abiel
ABSTRAK
Kimia
terapan tidak dapat kita pisahkan dari dunia industry masa kini yang sudah sangat
kompleks dalam sistemnya untuk menciptakan output atau hasil produksi. Bahkan
dari penerapannya, kimia pada industri dapat mengubah konsumsi masyarakat. Artikel ilmiah ini bertujuan untuk mengamati dan mengetahui alasan mengapa kimia
terapan yang digunakan pada sistem industri dapat membantu proses produksi dan mengubah konsumsi masyarakat.
Proses penelitian dilakukan dengan mengamati suatu sistem produksi industri yang menggunakan kimia terapan dan melihat perubahan konsumsi masyarakat berdasarkan
hasil output yang yang di produksi.
Kata kunci: kimia
terapan, inudustri, konsumsi
PENDAHULUAN
Penerapan Kimia pada suatu proses produksi merupakan faktor yang sangat
penting untuk dapat mengubah bahan baku menjadi produk yang diinginkan dan
dapat kita gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini sangat berguna dan
juga membawa perubahan yang maksimal dalam menunjang suatu industri. Sangat
penting bagi kita untuk memahami pentingnya penerapan kimia dalam proses produksi
yang telah mempengaruhi semua aspek kehidupan kita seperti Makanan, Pertanian,
Dekorasi, Lingkungan, industri, hingga kepada suatu hal seperti konsumsi
masyarakat pada umumnya.
Penerapan ilmu Kimia di
bidang industri memiliki kaitan untuk mengubah konsumsi masyarakat. Barang-barang
konsumsi yang beredar di pasaran sekarang umumnya tidak lepas dari hasil proses penerapan ilmu kimia pada industri. Sejak
zaman dimana manusia masi menggunakan zat-zat alami yang bersifat tradisional
untuk bertahan hidup, di zaman sekarang pengaplikasian zat alami dalam
kehidupan tersebut sudah mulai terkikis dengan kimia yang diterapkan pada
produksi sauatu industri. Hal ini bertujuan agar produksi lebih efektif dan
efisien bahkan dapat membentuk suatu alternatif energi terbarukan yang dapat di
konsumsi masyarakat.
PERMASALAHAN
1. Proses industri yang mengunakan kimia terapan
2. Pengolahan limbah industri sebagai alternatif
yang dapat dikonsumsi masyarakat
PEMBAHASAN
1.
Proses Industri yang Mengunakan Kimia Terapan
Proses pembuatan gula dari
bahan baku tebu secara umum dilakukan dengan tahap yaitu penggilingan tebu,
pemurnian nira mentah, penguapan nira encer, dan kristalisasi nira kental.
·
Proses
Penggilingan Tebu
Setelah tebu dipanen, langkah yangg di lakukan adalah pemerahan tebu di gilingan. Tebu
diperah menghasilkan “nira” dan “ampas”. Penambahan air imbibisi harus
diperhitungkan agar tidar mengganggu proses penguapan atau pemborosan energi.
Penambahan air imbibisi sekitar 15-16% berat tebu yang digiling. Ampas yang
dihasilkan pada proses pemerahan ini digunakan untuk berbagai macam keperluan. Diantaranya
digunakan sebagai bahan bakar ketel uap, atau sebagai bahan baku untuk pulp dan
apabila berlebih bisa digunakan sebagai bahan partikel board, furfural, xylitol
dan produk lain. Nira yang dihasilkan dari
penggilingan dapat mencapai 80-90% berat tebu. Nira inilah yang mengandung gula
dan akan di proses lebih lanjut di pemurnian.
· Pemurnian Nira Mentah
Setelah tebu diperah
dan diperoleh “nira mentah” (raw juice), lalu dimurnikan. Dalam nira mentah
mengandung sukrosa, gula invert (glukosa+fruktosa) ; zat bukan gula, terdiri
dari atom-atom (Ca,Fe,Mg,Al) yang terikat pada asam-asam, asam organik dan anorganik,
zat warna, lilin, dan sebagainya. Pada proses pemurnian zat-zat bukan gula akan
dipisahkan dengan zat yang mengandung gula. Pemurnian dimaksudkan untuk memisahkan
kotoran-kotoran yang terbawa nira, hingga diperoleh gula yang jernih.
Proses pemurnian ini
dapat dilakukan baik secara fisis maupun kimiawi. Secara fisis dengan cara
penyaringan sedangkan secara kimia melalui pemanasan, dan pemberian bahan
pengendap. Berdasarkan cara penjernihan nira dikenal 3 macam cara penjernihan:
a. Defekasi
Dalam cara ini nira
mentah ditambah Ca(OH)2 dalam keadaan dingin sampai suasana larutan nira
menjadi alkalis, kemudian dididihkan dan dibiarkan agar kotoran mengendap.
b. Sulfitasi
Bahan additive dalam
proses ini adalah Ca(OH)2 dan gas SO2. Ke dalam nira, ditambahkan Ca(OH)2
berlebih yaitu sekitar 1% lebih banyak dari berat kapur yang diperlukan
(diperhitungkan).
c. Karbonatasi
Pada pemurnian secara
karbonatasi, bahan aditif yang ditambahkan adalah Ca(OH)2 dan gas CO2. Reaksi yang
terjadi pada proses ini yaitu:
Ca(OH)2(aq) + CO2(g) CaCO3(S)
·
Penguapan
Nira Encer
Penguapan dilakukan
dalam vakum multiple effect evaporator.Tujuan dari penguapan ini adalah untuk
memisahkan air yang terkandung dalam nira encer sehingga didapatkan larutan
nira pekat. Produk yang dihasilkan dalam proses penguapan adalah ”nira kental/pekat”
. Nira dari bejana diuapkan dengan menggunakan penambahan uap. Uap bekas ini
terdapat dalam sisi ruang uap dan nira yang diuapkan terdapat dalam pipa-pipa
nira.
· Kristalisasi Nira Kental
Proses kristalisasi
adalah proses pembentukan kristal gula. Sebelum dilakukan kristaliasi dalam pan
masak ( crystallizer ) yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan
dipanaskan terus-menerus sampai mencapai kondisi lewat jenuh, sehingga timbul
kristal gula. Langkah pertama dari proses kristalisasi adalah menarik masakan (nira
pekat) untuk diuapkan sehingga mendekati kondisi jenuhnya. Pada keadaan lewat
jenuh maka akan terbentuk suatu pola kristal sukrosa. Titik kristalisasi gula
tebu terjadi pada 78-800 Brix. Langkah selanjutnya yaitu memasukkan bibit gula
yang berupa kristal-kristal gula halus kedalam pan masak kemudian melakukan proses
pembesaran kristal. Pemasukanbibit gula bertujuan agar pembentukan kristal gula
bisa berlangsung serempak dan homogen. Setelah diperkirakan proses masak cukup,
selanjutnya larutan dialirkan ke palung pendingin(receiver) untuk proses
kristalisasi. Di palung pendinginan larutan mulai mendingin dan mulai membentuk
butiran butiran Kristal yang kita sebut sebagai gula.
2.
Pengolahan Limbah Industri Sebagai Alternatif yang Dapat Dikonsumsi Masyarakat
Dari penerapan kimia
pada industri kita bisa melihat banyak sumber daya baru yang bisa di ciptakan
bahkan dapat membuat suatu sumber daya energy alternatif yang mengubah
konsumsi masyarakat yang ketergantungan kepada sumber daya alam yang tidak
terbarukan seperti gas alam, minyak bumi, serta batu bara. Hal ini jelas bahwa
penerapan kimia pada industri membawa pengaruh yang positif pada kebiasaan
konsumsi masyarakat umum. Berikut merupakan salah satu contoh limbah yang
berasal dari proses penerapan kimia industry diubah menjadi produk alternatife
yang bermanfaat.
·
Limbah
Bagasse
(Ampas) Satu diantara energi alternatif yang
relatif murah produksinya dan ramah lingkungan adalah pengembangan bioetanol
dari limbah-limbah pertanian (biomassa) yang mengandung banyak lignocellulose
seperti bagas (limbah padat industri gula). Indonesia memiliki potensi limbah
biomassa yang sangat melimpah seperti bagas. Industri gula khususnya di luar
jawa menghasilkan bagas yang cukup banyak. Limbah padat pabrik gula (PG)
berpotensi besar sebagai sumber bahan organik yang berguna untuk kesuburan
tanah. Menurut Budiono (2008), ampas (bagasse) tebu mengandung 52,67% kadar
air; 55,89% C-organik; N-total 0,25%; 0,16% P2O5; dan 0,38% K2O. Hasil
pengomposan campuran blotong, ampas (bagasse) dan abu ketel diinkubasi dengan
bioaktivator mikroba selulolitik selama 1 dan 2 minggu, kemudian diaplikasikan
ke lahan tebu. Pemberian kompos 10 ton/ha mampu meningkatkan bobot tebu
sebanyak 16,8 ton/ha. Hal ini jelas dapat meningkatkan kuantitas panen.
SIMPULAN
Kimia terapan pada
industri telah mengubah cara produksi menjadi lebih efisien dan terarah, bahkan
kimia terapan dapat membentuk suatu output sumber daya terbarukan yang menjadi
alternatif konsumsi masyarakat. Bisa kita lihat berdasar contoh pemaparan
proses produksi pabrik gula di atas. Kimia terapan sangat membantu dalam
tahapan produksi pabrik gula tersebut. Selain itu, kimia terapan juga berhasil
menciptakan produk sumberdaya terbarukan seperti biogas,etanol,dll sebagai
alternatif konsumsi masyarakat. Dengan demikian, penerapan kimia pada industri
sangat berpengaruh kepada proses industri itu sendiri dan juga berpengaruh
terhadap konsumsi masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Anonym. 2012. Proses Pembuatan Gula
Pasir Dari Tebu.
http://r3870me.wordpress.com/proses-pembuatan-gulapasir-dari-tebu/.
·
Risvank. 2011. Pemurnian Nira Di Pabrik
Gula.
http://www.risvank.com/pemurnian-nira-di-pabrikgula/.
·
Anonym. 2009. Penelitian Gula.
http://www.ipard.com/
penelitian/penelitian_gula.asp#atas.
·
Mucharomah. 2007. Pemanfaatan Bagasse.
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak /mucharomah
%20pra. %20100102007.pdf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.