Oleh : Wawan Septian @Q01-(Wawan)
Abstrak
:
Pada
awal perkembangannya ilmu dan riset Kimia hanya berkaitan dengan Fisika dan
Biologi, sehingga munculah irisan keilmuan seperti Fisika Kima, Biofisika dan
Biokimia, serta irisan di antara ketiganya (Biofisika Kima atau Fisika
Supramolekuler).
Kata Kunci:
Pengetahuan Kimia, Kimia kontekstual, pencemaran udara.
Pengetahuan Kimia, Kimia kontekstual, pencemaran udara.
1.
Pendahuluan
Sektor
industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian
indonesia dan memiliki peranan penting dalam memberikan dampat positif terhadap
perekonomian seperti memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat dan sebagai
penyumbang yang cukup besar terhadap pendapatan nasional.
Disisi
lain pertumbuhan sektor industri juga membawa efek negatif terhadap lingkungan
yaitu semakin meningkatnya jumlah limbah industri yang berpotensi menimbulkan
pencemaran sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan.
2.
Pembahasan
Dalam
artikel kali ini kita akan membahas tentang beberapa topik yaitu:
·
Mengenai Peta
Pengetahuan Kimia
·
Pembelajaran
Kimia Kontekstual
·
Topik Mengenai
Pencemaran Udara
3. Pembahasan
3.1
Peta Pengetahuan Kimia
Seperti yang disajikan pada Peta Pengetahuan Kimia diatas
terdapat 2 macam yaitu Biofisika dan Biokimia. Berikut adalah penjelasannya:
Biokimia adalah kimia mahluk hidup.Biokimiawan mempelajari
molekul dan reaksi kimia terkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua
oragnisme Biokimia merukpakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi
komponen seluler,seperti protein, karbohidrat,lipid,asamnukleat dan biomolekul
lainnya saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi
termediasi enzim dan sifat sifat protein. Saat ini,Biokimia metabolisme sel
telah banyak di pelajari di bidang lain diantaranya sandi genetik (DNA,RNA).
Perkembangan Biokimia
Kebangkitan biokimia diawali dengan
penemuan pertama molekul enzim, diastase, pada
tahun 1833 oleh anselme payen. Tahun 1828, Friedrich
Wöhler menerbitkan sebuah buku tentang sintesis urea, yang
membuktikan bahwa senyawa organik dapat dibuat secara mandiri.
Penemuan ini bertolak belakang dengan pemahaman umum pada waktu itu yang
meyakini bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat oleh organisme. Istilah biokimia pertama
kali dikemukakan pada tahun 1903 oleh Karl Neuber,
seorang kimiawan Jerman. Sejak saat itu, biokimia semakin berkembang,
terutama sejak pertengahan abad ke-20, dengan ditemukannya teknik-teknik
baru seperti kromatografi, difraksi
sinar X, elektroforesis, RMI (nuclear magnetic resonance, NMR), pelabelan
radioisotop, mikroskop elektron, dan simulasi dinamika
molekular. Teknik-teknik ini memungkinkan penemuan dan analisis yang
lebih mendalam berbagai molekul dan jalur metabolik sel, seperti glikolisis dan siklus
Krebs.
2.
Biofisika
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPUNC2CHrlozaFOy1JyYPMicI-AHwJCQqPN-ZII3nM1v3MQOW69N7fr47K4XR8CrCnWfNF1gJVbPR3olAZUCjZk4IiBtSugK1zvMzFU3oxtuhBRYXAaIjqNRARilnGwa8Hw1lwXT4op5g/s1600-h/New+Picture.bmp
Didalam anonim 2007 dikemukakan biofisika adalah tentang
fenomena biologis dengan menggunakan metode-metode dan konsep-konsep fisika,
sedangkan di dalam Anonim (2005) dikemukakan bahwa biofisika adalah studi
interdisipliner tentang fenomena dan problem-problem biologis dengan
menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik fisika. Biofisika bergantung pada
teknik-teknik yang berasal dari ilmu fisika tetapi difokuskan pada
problem-problem biologis.
Mengacu pada definisi yang telah dikemukakan mengenai biofisika,
maka dalam konteks seorang pekerja yang melakukan aktivitas di alam terbuka,
maka biofisika dapat dipandang sebagai studi tentang fenomena biologis pada
seorang pekerja yang berinteraksi dengan lingkungan fisik setempat ketika
sedang melakukan aktivitas kerja dengan menggunakan prinsip, konsep, dan metode
fisika. Dalam hal ini Campbell (1977) menyebut kajian fisika dalam konteks ini
sebagai biofisika lingkungan. Menurut Campbell (1977) perkembangan dalam bidang
biofisika lingkungan terutama terfokus pada dua bidang yaitu:
Penggunaan model-model matematis untuk mengkuantifikasi laju
transfer panas dan massa, dan
Pengunaan persamaan kontinuitas yang telah mengantar pada
analisis neraca energi.
Oleh karena itu dapat dikemukakan bahwa dalam biofisika
lingkungan dipelajari mengenai bagaimana penerapan konsep-konsep fisika pada
interaksi antara mahluk hidup dengan lingkungan fisiknya, sehingga dalam
konteks ini dipelajari mengenai aplikasi konsep-konsep fisika pada interaksi
antara pekerja dan lingkungan fisiknya ketika melakukan aktivitas di alam
terbuka.
Dalam suatu sistem kerja (Corlett and Clark, 1995), interaksi
yang penting bukan hanya antara manusia dengan lingkungan fisiknya akan tetapi
juga dengan peralatan dan perlengkapan yang digunakan pada waktu bekerja.
3.2
Pembelajaran Kimia Kontekstual
Kimia
Kontekstual atau Kimia Kekinian berkaitan dengan beragam aspek kehidupan
manusia. Pengkajian dan pembahasannya sangat tergantung pada isu atau persoalan
apa yang sedang menjadi trending topics.
Menurut Mudasir (2012), perkuliahan Kimia Kontekstual dirancang untuk membekali mahasiswa dengan persoalan-persoalan kemasyarakatan dan kekinian yang terkait dengan bidang kimia serta memperkenalkan mahasiswa terhadap trend global penelitian kimia di masa yang akan datang.Berikut dibahas beberapa topic mengenai Kimia Konstektual seperti : Energi dan Minyak Bumi; Polimer dan Plastik; Kimia Pangan; Pencemaran Udara; dan Hujan Asam.
Menurut Mudasir (2012), perkuliahan Kimia Kontekstual dirancang untuk membekali mahasiswa dengan persoalan-persoalan kemasyarakatan dan kekinian yang terkait dengan bidang kimia serta memperkenalkan mahasiswa terhadap trend global penelitian kimia di masa yang akan datang.Berikut dibahas beberapa topic mengenai Kimia Konstektual seperti : Energi dan Minyak Bumi; Polimer dan Plastik; Kimia Pangan; Pencemaran Udara; dan Hujan Asam.
3.3 Topik Mengenai Pencemaran Udara
3.3.1
Udara dan Pengertian Pencemaran Udara
Udara itu sebenarnya campuran gas yang terdapat pada permukaan
bumi sebagai habitat manusia dan beragam makhluk lainnya. Dengan kata lain
udara merupakan atmosfer di sekeliling bumi. Bahwa pencemaran udara adalah
masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke udara
oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara menurun sampai
ketingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran
udara merupakan suatu masalah yang sangat penting, selain dapat mengancam
kualitas udara yang diperlukan untuk kesehatan, juga langsung terhisap melalui
pernafasan. Pencemaran udara dapat terjadi karena kendaraan bermotor yang
menggunakan bahan bakar yang mengandung Pb sehingga menghasilkan timbal pada
udara. Pencemaran udara juga disebabkan oleh paparan ozon yang terus menerus
dalam konsentrasi yang tinggi dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat salah
satunya dapat menyebabkan gangguan pernafasan. Oleh karena itu untuk
mengantisipasi perlu dilakukan tindakan untuk meminimalis peningkatan kadar
ozon diudara.
3.3.2
Penyebab Pencemaran Udara
Kelembaban udara
bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang berbeda-beda konsentrasinya
di setiap daerah. Kondisi udara di dalam atmosfer tidak pernah ditemukan dalam
keadaan bersih, melainkan sudah tercampur dengan gas-gas lain dan
partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan. Gas-gas dan
partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas alam dan juga yang dihasilkan
dari aktivitas manusia ini terus-menerus masuk ke dalam udara dan mengotori/mencemari
udara di lapisan atmosfer khususnya lapisan troposfer. Apabila bahan pencemar
tersebut dari hasil pengukuran dengan parameter yang telah ditentukan oleh WHO
konsentrasi bahan pencemarnya melewati ambang batas (konsentrasi yang masih
bisa diatasi), maka udara dinyatakan dalam keadaan tercemar. Pencemaran udara
terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih bahan pencemar diperoleh dari
hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi
tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi bagi ukuran manusia,
hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas tersebut dan partikulat-partikulat
dengan konsentrasi melewati ambang batas, maka udara di daerah tersebut
dinyatakan sudah tercemar. Dengan menggunakan parameter konsentrasi zat
pencemar dan waktu lamanya kontak antara bahan pencemar atau polutan dengan
lingkungan (udara), WHO menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai berikut:
- Pencemaran
tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian bagi
manusia.
- Pencemaran
tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian bagi
manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
- Pencemaran
tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada faal tubuh
dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
- Pencemaran
tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit akut dan
kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Indonesia merupakan
negara di dunia yang paling banyak memiliki gunung berapi (sekitar 137 buah dan
30% masih dinyatakan aktif). Oleh sebab itu Indonesia mudah mengalami
pencemaran secara alami. Selain itu adanya kebakaran hutan akibat musim kemarau
panjang ataupun pembakaran hutan yang disengaja untuk memenuhi kebutuhan
seperti terjadi di Kalimantan dan di Sumatera dalam tahun 1997 dan tahun 1998
menyebabkan terjadinya pencemaran yang cukup menghawatirkan, karena asap tebal
hasil kebakaran tersebut menyeberang ke negara tetangga seperti Singapura dan
Malaysia. Asap tebal dari hasil kebakaran hutan ini sangat merugikan, baik
dalam segi ekonomi, transportasi (udara, darat dan laut) dan kesehatan. Akibat
asap tebal tersebut menyebabkan terhentinya alat-alat transportasi karena
dikhawatirkan akan terjadi tabrakan. Selain itu asap itu merugikan kesehatan
yaitu menyebabkan sakit mata, radang tenggorokan, radang paru-paru dan sakit
kulit. Pencemaran udara lainnya berasal dari limbah berupa asap yang dihasilkan
dari pembakaran bahan bakar kedaraan bermotor dan limbah asap dari industri.
3.3.3 Dampak Pencemaran
Udara
Selain mempengaruhi keadaan
lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa dampak negatif bagi kehidupan
makhluk hidup (organisme), baik hewan, tumbuhan dan manusia.
A. Dampak
pencemaran udara bagi manusia
1. Karbon
monoksida (CO)
Dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
2. Nitrogen
dioksida (SO2)
Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
3. Hidrokarbon
(HC)
Dapat menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.
4. Chlorofluorocarbon
(CFC)
Dapat menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi
berkulit terang, katarak dan melemahnya sistem daya tahan tubuh.
5. Timbal
(Pb)
Dapat menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan
mental serta mempengaruhi kecerdasan otak.
6. Ozon
(O3)
Dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa
terbakar dan memperkecil paru-paru.
7. NOx
Dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.
B. Dampak
pencemaran udara bagi hewan
1. Penipisan
lapisan ozon
Menimbulkan kanker mata pada sapi.
2. Hujan
asam
Menyebabkan pH air turun dibawah normal sehingga ekosistem air
terganggu.
3. Pemanasan
global
Dapat menyebabkan penurunan hasil panen perikanan.
C. Dampak
pencemaran udara bagi tumbuhan
1. Hujan
asam
a. merusak
kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan pertumbuhan dan mengganggu
pertumbuhan tanaman.
b. Melarutkan
kalsium, potassium dan nutrient lain yang berada dalam tanah sehingga tanah
akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.
2. Penipisan
lapisan ozon
Merusak tanaman, mengurangi hasil panen. Seperti : beras, jagung
dan kedelai.
3. Pemanasan
global
Dapat menyebabkan hasil penurunan pertanian dan perubahan
keanekaragaman hayati.
4. Gas
CFC
Dapat mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil.
4.
Kesimpulan dan Saran
· Kesimpulan
Pencemaran udara adalah
masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya kedalam atmosfir yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia
secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
· Saran
Untuk mencegah terjadinya
pencemaran uadar yang lebih lanjut hendaknya kita semua ikut menjaga kebersihan
udara dan meminimalkan pencemaran udara, misalnya tidak memakai kendaraan
bermotor atau mobil yang mengeluarkan banyak asap, tidak membuang gas yang
berbahaya secara sembarangan terutama bagi kegiatan industri, dan lain
sebagainya agar kebersihan udara tetap terjaga.
5.
Daftar Pustaka
Afia Hidayat, Atep dan Muhammad Kholil .2018.
Kimia dan Pengatahuan Lingkungan Industri, Yogyakarta:Wahana Resolusi
Anonim. 2011. “Pencemaran Udara”. Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21023/4/Chapter%20II.pdf
( Akses 02 Feb 2020 )
Dewa. 2013. “Dampak Pencemaran Udara dan
Solusinya”. Sumber : http://dewa-sumberilmu.blogspot.com/2013/05/dampak-pencemaran-udara-dan
solusinya.html ( Akses 02 Feb 2020 )
https://romy1987.blogspot.com/2017/06/pengertian-biofisika.html
( Akses 02 Feb 2020 )
https://noviyanto.com/artikel-dampak-penggunaan-bahan-kimia-dalam-kehidupan-sehari-hari/
( Akses 02 Feb 2020 )
https://www.ilmukimia.org/2013/04/biokimia.html ( Akses 02 Feb 2020 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.