ABSTRAK
Kimia Hijau merupakan kajian di
bidang kimia yang relatif baru yang memfokuskan kajiannya pada penerapan
sejumlah prinsip kimia dalam merancang menggunakan atau memproduksi bahan kimia
untuk mengurangi pemakaian atau produksi bahan berbahaya yang dapat mengganggu
kesehatan mahluk hidup dan pelestarian lingkungan. Kajian green chemistry ini
mencakup konsep dan pendekatan yang efektif untuk mencegah pencemaran
lingkungan yang diakibatkan oleh proses dan produk bahan kimia beracun dan
berbahaya, karena penerapan metode pemacahan masalah secara inovatif terhadap
masalah lingkungan.
LATAR
BELAKANG
kimia hijau dilatarelakangi
oleh masalah lingkungan mulai muncul sejak tahun 1940 an, seiring dengan
pesatnya pertumbuhan industri. Industri menghasilkan limbah yang menghancam
keasrian lingkuangan.
Dalam menghadapi masalah
lingkungan, perusahaan telah mengubah produksi konvensional ke ranah
teknik ekologi, dengan titik beratnya pada penelitian yang intensif pada
kimia yang berkelanjutan,hingga saat ini.
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
KIMIA HIJAU
Kimia Hijau merupakan bidang
kimia yang berfokus pada pencegahan polusi. Pada awal 1990-an, green chemistry
mulai dikenal secara global setelah Environmental Protection Agency (EPA)
mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk
mencegah atau mengurangi polusi. Green chemistry merupakan pendekatan untuk
mengatasi masalah lingkungan baik itu dari segi bahan kimia yang dihasilkan,
proses ataupun tahapan reaksi yang digunakan.
Kimia hijau merupakan desaign
produk dan proses kimia yang berupaya mengurangi atau menghilangkan penggunaan
zat berbahaya. Kimia hijau berlaku untuk seluruh siklus hidup produk kimia,
termasuk desaign, manufaktur, penggunaan, dan penggunaan akhir.
B.
KONSEP
KIMIA HIJAU
Konsep kimia hijau menegaskan
tentang suatu metode yang didasarkan pada pengurangan penggunaan dan pembuatan
bahan kimia berbahaya baik itu dari sisi perancangan maupun proses. Bahaya
bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep green chemistry ini meliputi berbagai
ancaman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya
fisik, perubahan iklim global, dan penipisan sumber daya alam.
C.
PRINSIP-PRINSIP
KIMIA HIJAU
Anastas dan Warner (1998)
mengusulkan konsep“The Twelve Principles of Green Chemistry” yang digunakan
sebagai acuan oleh para peneliti untuk melakukan penelitian yang ramah
lingkungan. Pada kali ini akan membahas prinsip 1 sampai 6 kimia hijau :
·
Mencegah
timbulnya limbah dalam proses
Lebih baik mencegah daripada menanggulangi
atau membersihkan limbah yang timbul setelah proses sintesis, karena biaya
untuk menanggulangi limbah sangat besar.
·
Memaksimalkan
atom ekonomi
Metode sintesis
yang digunakan harus didesain untuk meningkatkan proporsi produk yang
diinginkan dibandingkan dengan bahan dasar.Konsep atom ekonomi ini mengevaluasi
sistem terdahulu yang hanya melihat rendemen hasil sebagai parameter untuk
menentukan suatu reaksi efektif dan efisiens tanpa melihat seberapa besar
limbah yang dihasilkan dari reaksi tersebut.Atom ekonomi disini digunakan untuk
menilai proporsi produk yang dihasilkan dibandingkan dengan reaktan yang
digunakan.Jika semua reaktan dapat dikonversi sepenuhnya menjadi produk, dapat
dikatakan bahwa reaksi tersebut memiliki nilai atom ekonomi 100%. Berikut
adalah persamaan untuk menghitung nilai atom ekonomi :
Atom ekonomi (%)
= x100%
·
Mendesain
proses sintesis yang aman
Metode sintesis
yang digunakan harus didesain dengan menggunakan dan menghasilkan bahan kimia
yang tidak beracun terhadap manusia dan lingkungan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu meminimalkan paparan atau meminimalkan bahaya
terhadap orang yang menggunakan bahan kimia tersebut
·
Mendesain
produk bahan kimia yang aman
Pengetahuan
mengenai struktur kimia memungkinkan seorang kimiawan untuk mengkarakterisasi
toksisitas dari suatu molekul serta mampu mendesain bahan kimia yang aman.
Target utamanya adalah mencari nilai optimum agar produk bahan kimia memiliki
kemampuan dan fungsi yang baik akan tetapi juga aman (toksisitas rendah).
Caranya adalah dengan mengganti gugus fungsi atau dengan cara menurunkan nilai
bioavailability.
·
Menggunakan
pelarut yang aman
Penggunaan bahan
kimia seperti pelarut, ekstraktan, atau bahan kimia tambahan yang lain harus
dihindari penggunaannya. Apabila terpaksa harus digunakan, maka harus seminimal
mungkin. Penggunaan pelarut memang sangat penting dalam proses sintesis,
misalkan pada proses reaksi, rekristalisasi, sebagai fasa gerak pada
kromatografi, dan lain-lain. Penggunaan yang berlebih akan mengakibatkan polusi
yang akan mencemari lingkungan. Alternatif lain adalah dengan menggunakan
beberapa tipe pelarut yang lebih ramah lingkungan seperti ionic liquids,
flourous phase chemistry, supercritical carbon dioxide, dan“biosolvents”.Selain
itu ada beberapa metode sintesis baru yang lebih aman seperti reaksi tanpa
menggunakan pelarut ataupun reaksi dalam media air.
·
Meningkatkan
efisiensi energi dalam reaksi
Energi yang digunakan dalam suatu proses
kimia harus mempertimbangkan efek terhadap lingkungan dan aspek ekonomi. Jika
dimungkinkan reaksi kimia dilakukan dalam suhu ruang dan menggunakan
tekanan.Penggunaan energi alternatif dan efisien dalam sintesis dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode baru diantaranya adalah dengan menggunakan
radiasai gelombang mikro (microwave), ultrasonik dan fotokimia
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat, A A., Muhammad Kholil. 2018. Kimia dan
Pengetahuan Lingkaran Industri. Yogyakarta: Penerbit Wahana Resolusi
Nurbaity . 2011. PENDEKATAN GREEN CHEMISTRY SUATU INOVASI
DALAM PEMBELAJARAN KIMIA BERWAWASAN LINGKUNGAN. JURNAL RISET PENDIDIKAN KIMIA.
Vol. 1, No. 1. Sumber : file:///C:/Users/user/Downloads/175-Article%20Text-512-1-10-20170323.pdf
Anwar, Muslih. 2015. Kimia Hijau / Green Chemistry. Sumber :
http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?u=blog-single&p=343&lang=id
*Background = https://pixabay.com/id/photos/latar-belakang-hijau-daun-3748310/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.