.

Senin, 18 November 2019

Ikatan Kimia


Abstrak
Senyawa kimia terbentuk dari dua atau lebih atom yang bergabung atau berikatan satu sama lain. Penggabungan ini akan menghasilkan molekul atau senyawa yang sederhana atau kompleks. Atom-atom tersebut terikat satu sama lain dalam senyawa akibat adanya gaya ikatan kimia. Munculnya teori tentang ikatan kimia disebabkan oleh keberadaan golongan unsur gas mulia yaitu pada golongan VIIIA pada sistem periodic.
Kata Kunci : Ikatan Kimia

I. Pendahuluan
Sistem periodik kimia adalah tampilan unsur-unsur kimia yang tertera dalam tabel. Jumlah unsur yang terdapat pada tabel sistem periodik adalah sebanyak 118 unsur. Jumlah unsur yang terdapat di alam lebih dari 118 unsur. Hal ini disebabkan karena atom-atom dapat bereaksi antara satu atom dengan atom yang lain membentuk substansi baru yang disebut dengan senyawa. Bila dua atau lebih atom-atom berikatan dan membentuk ikatan kimia menghasilkan senyawa yang unik yaitu memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang berbeda dari sifat asalnya (sifat dari unsur-unsur sebelum bereaksi).

II. Rumusan Masalah
1.     Apa yang pengertian dari ikatan kimia?
2.     Apa sajakah jenis-jenis ikatan kimia?
3.     Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan kimia?

III. Pembahasan
Pengertian Ikatan Kimia
Ikatan kimia adalah gaya tarik menarik yang kuat antara atom-atom tertentu bergabung membentuk molekul atau gabungan ion-ion sehingga keadaannya menjadi lebih stabil. Dua atom atau lebih dapat membentuk suatu molekul melalui ikatan kimia. Ikatan kimia terjadi karena penggabungan atom-atom, yang membentuk molekul senyawa yang sesuai dengan aturan oktet.
Jenis-Jenis Ikatan Kimia
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungjawab dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu ikatan primer dan ikatan sekunder.

Ikatan Primer
Ikatan primer adalah ikatan kimia dimana ikatan gata antar atomnya relatif besar. Ikatan primer ini terdiri atas ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.
1.     Ikatan ion
 Ada beberapa definisi tentang ikatan ion, yaitu:
-        Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat gaya tarik-menarik lantara ion positif dan ion negatif.
-        Ikatan ion terjadi antara unsur logam dengan unsur nonlogam.
-        Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron dari satu atom ke atom yang lain.
-        Ikatan ion ini sangat stabil, khususnya bila menyangkut ion bervalensi ganda.
Ciri-ciri senyawa ionik:
-        Mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi.
-        Gaya tarik menarik antarpartikel sangat kuat.
-        Tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ion yang berada dalam kristal sulit bergerak.

2.     Ikatan kovalen
Ada beberapa definisi tentang ikatan kovalen, yaitu:
-  Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang sangat kuat dimana gaya antar atomnya ditimbulkan dari penggunaan bersama elektron.
-        Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur non logam, serta mempunyai perbedaan elektronegatifitas yang kecil.
-        Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama elektron-elektron oleh dua atom.
-        Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam.

3.     Ikatan Logam
Ada beberapa definisi tentang ikatan logam, yaitu:
-        Ikatan logam adalah suatu kekuatan utama yang menyatukan atom-atom logam.
-        Ikatan logam adalah ikatan kimia dimana gaya antar atomnya terbentuk karena penggunaan elektron bersama-sama tetapi tanpa memiliki arah yang tertentu.
-        Ikatan logam merupakan akibat dari adanya tarik menarik muatan positif dari logam dan muatan negatif dari elektron yang bergerak bebas.

Ikatan Sekunder (Gaya Tarik Antarmolekul)
Ikatan sekunder adalah ikatan antar molekul. Gaya ikatan sekunder timbul dari dipol atom atau molekul. Pada dasarnya dipol listrik timbul jika ada jarak pisah antara bagian positif dan negatif dari sebuah atom dan molekul. Perlu diingat bahwa gaya Tarik
1.     Gaya London / Gaya Dispersi
Gaya London atau gaya dispersi adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul dalam zat yang nonpolar. Fritz London, seorang ilmuwan Jerman mengungkapkan teori tentang gaya ini, sehingga gaya ini bisa disebut gaya London. Gaya London adalah gaya dimana elektron senantiasa bergerak dalam orbital. Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar sesaat, membentuk dipol sesaat.
2.     Ikatan Hidrogen
Suatu gaya antarmolekul yang relatif kuat terdapat dalam senyawa hidrogen yang mempunyai keelektronegatifan besar, yaitu fluorin (F), oksigen (O), dan nitrogen (N). Misalnya dalam HF, H20, dan NH3. Hal ini tercermin dari titik didih yang menyolok tinggi dari senyawa-senyawa tersebut dibandingkan dengan senyawa lain yang sejenis.
3.     Ikatan / Gaya Van Der Waals
Gaya-gaya antarmolekul secara kolektif disebut juga gaya van der Waals. Jadi, bisa dikatakan bahwa gaya London, gaya dipol-dipol, dan gaya dipol-dipol terimbas, semuanya tergolong gaya van der Waals. Namun demikian, ada kebiasaan untuk melakukan pembedaan yang bertujuan untuk memperjelas gaya antarmolekul dalam suatu zat berikut.
-        Istilah gaya London atau gaya dispersi digunakan, jika gaya antarmolekul itulah satu-satunya, yaitu untuk zat-zat yang nonpolar. Misalnya untuk gas mulia, hidrogen, dan nitrogen.
-        Istilah gaya van der Waals digunakan untuk zat yang mempunyai dipol-dipol selain gaya dipersi, misalnya hidrogen klorida dan aseton.

IV. Kesimpulan
            Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antara atom atau antar molekul. Tejadi melalui ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan lainnya seperti ikatan hydrogen, logam, dan sebagainya. Dalam bentuk molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Postulat dasar dari teori ini adalah bahwa bila dua atom membentuk ikatan kovalen, orbital paling luas salah satu atom mengadakan tumpang tindih dengan orbital paling luar atom yang lain, dan pasangan electron yang dimiliki bersama berada di daerah dimana terjadi tumpang tindih tersebut. Dengan adanya ikatan valensi tersebut maka dapat dijelaskan sifat fisika maupun kimia dari suatu senyawa atau ion kompleks yang terbentuk dari ikatan valensi tersebut.
Daftar Pustaka :
·       Saidah, Aas, dan Purba, Michael. 2013. Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa. Jakarta: Penerbit Erlangga.
·       Aditya Joshua. 2016. Makalah Kimia Ikatan Kimia
·       Hidayat, A A., Kholil Muhammad. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkaran Industri. Yogyakarta: Penerbit Wahana Resolusi
·       Alwy Dhiat. 2013. Makalah Ikatan Kimia 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.