Disusun Oleh: @N11-Adetha
Abstrak
Air merupakan sumber kehidupan di muka bumi ini,
kita semua bergantung pada air. Untuk itu diperlukan air yang dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya. Tapi pada akhir-akhir ini, persoalan
penyediaan air yang memenuhi syarat menjadi masalah seluruh umat manusia. Dari
segi kualitas dan kuantitas air telah berkurang yang disebabkan oleh pencemaran.
Kata kunci: komponen pencemar ait, jenis pemcemar air, sumber pencemar air
Pendahuluan
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi
kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan
akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga
tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat
menjadi malapetaka jika tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas
maupun kuantitasnya. Krisis air juga
terjadi di hampir semua wilayah P. Jawa dan sebagian Sumatera, terutama
kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga
ataupun pertanian. Selain merosotnya kualitas air akibat pencemaran, krisis air
juga terjadi dari berkurangnya ketersediaan air dan terjadinya erosi akibat
pembabatan hutan di hulu serta perubahan pemanfaatan lahan di hulu dan hilir.
Menyusutnya pasokan air pada beberapa sungai besar di Kalimantan menjadi
fenomena yang mengerikan, sungai-sungai tersebut mengalami pendangkalan akibat
minimnya air pada saat kemarau serta ditambah erosi dan sedimentasi.
Pendangkalan di S. Mahakam misalnya meningkat 300% selama kurun waktu 10 tahun
terakhir. Lemahnya pengawasan pemerintah serta keengganannya untuk melakukan
penegakan hukum secara benar menjadikan problem pencemaran air menjadi makin
parah.
Rumusan masalah
1. Bagaimana bisa muncul pencemaran air?
2, Apa saja yang menyebabkan pencemaran air?
3. Apa sajakah macam pencemaran air?
Pembahasan
Pengertian pencemaran air juga didefinisikan dalam Peraturan
Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang
didefinisikan dalam undang-undang. Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah
masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke
dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya”
(Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai
makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau
pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001). Berdasarkan definisi pencemaran air,
penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi
atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tercemar.
Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang pada
prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya
buangan limbah cair.
Jenis
Pencemaran Air
a. Pencemaran Mikroorganisme dalam Air
Berbagai kuman penyebab penyakit pada makhluk hidup seperti
bakteri, virus, protozoa, dan parasit sering mencemari air. Kuman yang masuk ke
dalam air tersebut berasal dari buangan limbah rumah tangga maupun buangan dari
industri peternakan, rumah sakit, tanah pertanian dan lain sebagainya. Penyakit
yang disebabkan oleh pencemaran air ini disebut water-borne disease dan sering
ditemukan pada penyakit tifus, kolera, dan disentri.
b. Pencemaran Air
oleh Bahan Anorganik Nutrisi Tanaman
Penggunaan pupuk nitrogen dan fosfat dalam bidang pertanian
telah dilakukan sejak lama secara meluas. Pupuk kimia ini dapat menghasilkan
produksi tanaman yang tinggi sehingga menguntungkan petani. Tetapi dilain
pihak, nitrat dan fosfat dapat mencemari sungai, danau, dan lautan. Sebetulnya
sumber pencemaran nitrat ini tidak hanya berasal dari pupuk pertanian saja,
karena di atmosfer bumi mengandung 78% gas nitrogen.
c. Pencemar Bahan Kimia Anorganik
Bahan kimia anorganik
seperti asam, garam dan bahan toksik logam lainnya seperti timbal (Pb), kadmium
(Cd), merkuri (Hg) dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan air tidak enak
diminum. Disamping dapat menyebabkan matinya kehidupan air seperti ikan dan
organisme lainnya, pencemaran bahan tersebut juga dapat menurunkan produksi
tanaman pangan dan merusak peralatan yang dilalui air tersebut (karena
korosif).
d. Pencemar Bahan
Kimia Organik
Bahan kimia organik
seperti minyak, plastik, pestisida, larutan pembersih, detergen dan masih
banyak lagi bahan organik terlarut yang digunakan oleh manusia dapat
menyebabkan kematian pada ikan maupun organisme air lainnya. Lebih dari 700
bahan kimia organik sintetis ditemukan dalam jumlah relatif sedikit pada
permukaan air tanah untuk diminum di Amerika, dan dapat menyebabkan gangguan
pada ginjal, gangguan kelahiran, dan beberapa bentuk kanker pada hewan
percobaan di laboratorium. Tetapi sampai sekarang belum diketahui apa akibatnya
pada orang yang mengkonsumsi air tersebut sehingga dapat menyebabkan keracunan
kronis.
Komponen
Pencemaran Air
Komponen pencemaran air akan menentukan terjadinya indikator
pencemaran air. Pembuangan limbah industri, limbah rumah tangga, dan kegiatan
masyarakat lainnya yang tidak mengindahkan kelestarian dan daya dukung
lingkungan akan sangat berpotensi terjadinya pencemaran air. Menurut Sunu
(2001), adapun komponen pencemaran air dikelompokkan sebagai berikut:
A. Limbah Zat Kimia
Apabila limbah zat
kimia yang belum terolah dibuang langsung ke air lingkungan seperti sungai,
danau, laut akan membahayakan bagi kehidupan organisme di dalam air. Limbah zat
kimia sebagai bahan pencemar air dikelompokkan sebagi berikut:
1. Insektisida
Sebagai bahan pemberantas hama masih banyak digunakan
masyarakat khususnya di sektor pertanian. Apabila pemakaian insektisida
berlebihan, maka akan mempunyai dampak lingkungan.
2. Pembersih Zat
kimia
Berfungsi sebagai
pembersih banyak sekali macamnya seperti shampo, detergen, dan bahan pembersih
lainnya. Indikasi adanya limbah zat pembersih yang berlebihan ditandai dengan
timbulnya buih-buih pada permukaan air.
3. Larutan penyamak kulit Senyawa krom (Cr)
Merupakan bahan penyamak kulit yang banyak digunakan pada
industri penyamakan kulit. Sisa larutan panyamak kulit akan dapat menambah
jumlah ion logam pada air. Untuk itu maka industri penyamakan kulit seharusnya
mempunyai instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk mengolah sisa larutan
penyamak kulit agar tidak merusak lingkungan khususnya pencemaran air.
4. Zat warna kimia
Penggunaan zat warna cenderung meningkat sejalan dengan
perkembangan industri menggunakan zat warna agar produknya mempunyai daya tarik
yang lebih baik dibandingkan dengan warna aslinya. Pada dasarnya semua zat
warna adalah racun bagi kesehatan tubuh manusia.
B. Limbah Padat
Lingkup limbah padat
yang dimaksudkan ini merupakan limbah hasil proses IPAL berupa endapan (slude)
yang biasanya hasil dari proses filter press. Slude dapat dikategorikan tidak
berbahaya dan dapat juga dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3).
Limbah padat yang
terbentuk lebih halus, bila dibuang ke air lingkungan tidak dapat larut dalam
air dan tidak dapat mengendap, melainkan membentuk koloid yang melayang-layang
di dalam air. Koloid tersebut akan menjadikan air menjadi keruh sehingga akan
menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air dan mengakibatkan
terganggunya proses fotosintesis tanaman di dalam air. Kandungan oksigen di
dalam air juga menurun sehingga mempengaruhi kehidupan perairan.
C. Limbah Bahan
Makanan
Limbah bahan makanan pada dasarnya bersifat organik yang
sering menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung dan dapat didegradasi oleh
mikroorganisme. Apabila limbah bahan makanan mengandung protein, maka pada saat
didegradasi oleh mikroorganisme akan terurai menjadi senyawa yang mudah menguap
dan menimbulkan bau busuk.
D. Limbah Organik
Limbah organik
biasanya dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme. Oleh karena itu,
bila limbah industri terbuang langsung ke air lingkungan akan menambah populasi
mikroorganisme di dalam air.
E. Limbah Anorganik
Limbah anorganik biasanya tidak dapat membusuk dan sulit
didegradasi oleh mikroorganisme. Limbah anorganik pada umumnya berasal dari
industri yang menggunakan unsur-unsur logam seperti Arsen (As), Kadmium (Cd),
Timbal (Pb), Krom (Cr), Kalsium (Ca), Nikel (Ni), Magnesium (Mg), Air Raksa
(Hg), dan lain-lain. Industri yang mengeluarkan limbah anorganik seperti
industri electroplating, industri kimia, dan lain-lain. Bila limbah anorganik
langsung dibuang di air lingkungan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion
logam di dalam air.
Sumber
Pencemaran Air
Pencemaran air dapat ditandai oleh turunnya mutu, baik air
daratan (sungai, danau, rawa, dan air tanah) maupun air laut sebagai suatu
akibat dari berbagai aktivitas manusia modern saat ini sangat beragam sesuai
karakteristiknya. Menurut Sunu (2001), adapun sumber pencemaran air yaitu:
a. Pencemaran Air
oleh Pertanian
Air limbah pertanian
sebenarnya tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, namun dengan
digunakannya fertilizer sebagai pestisida yang kadang-kadang dilakukan secara
berlebihan, sering menimbulkan dampak negatif pada keseimbangan ekosistem air.
Sektor pertanian juga dapat berakibat terjadinya pencemaran air, terutama
akibat dari penggunaan pupuk dan bahan kimia pertanian tertentu seperti
insektisida dan herbisida.
b. Pencemaran Air oleh Peternakan dan Perikanan
Penanganan yang tidak
tepat terhadap kotoran dan sisa makanan ternak dapat berpotensi sebagai sumber
pencemaran. Karakteristik terhadap pencemaran air yang diakibatkan oleh
kegiatan peternakan antara lain:
- Komposisi dan
jumlah kotoran ternak bervariasi tergantung pada tipe, jumlah dan metode
pemberian makan dan penyiramannya.
- Tingkat pencemaran sangat bervariasi tergantung pada
lokasi lahan yang digunakan untuk peternakan, sistem dan skala operasi serta
tingkat teknik pengembangbiakan.
c. Pencemaran Air
oleh Industri
Air limbah industri cenderung mengandung zat berbahaya, oleh
karena itu harus dicegah agar tidak dibuang ke saluran umum. Karakteristik
pencemaran air dari industri manufaktur antara lain:
- Limbah cair
- Industri makanan
- Industri tekstil
- Industri pulp dan kertas, dll.
d. Pencemaran Air oleh Aktivitas Perkotaan
Aktivitas manusia di
perkotaan memberikan andil dalam menimbulkan pencemaran lingkungan yang tinggi.
Ledakan jumlah penduduk yang tidak terkendali mengakibatkan laju pencemaran
lingkungan melampaui laju kemampuan alam. Penyebab pencemaran air karena limbah
perkotaan seperti air limbah, kotoran manusia, limbah rumah tangga, limbah gas,
dan limbah panas.
Kesimpulan
Pencemaran air dapat berdampak pada kesehatan, keselamatan
dan akhirnya berakibat pada pembangunan ekonomi. Bencana krisis air dapat
merupakan ancaman bagi keberlangsungan generasi yang akan datang. Ditinjau dari
segi kualitas dan kuantitas, kondisi sumber air makin menurun dan berkembangnya
berbagai sumber penyakit.
Daftar Pustaka
Wardhana, Wisnu Aria, 1995, Dampak Pencemaran Lingkungan,
Penerbit Andi Offset Jogyakarta, Jogyakarta.
Warlina, Lina, 1985, Pengaruh Waktu Inkubasi BOD Pada
Berbagai Limbah, FMIPA Universitas Indonesia, Jakarta.
Warlina, Lina, 2004, Pencemaran Air: Sumber,
Dampak dan Penanggulangannya, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.