@Kel-P09,@P09-Rosa,@P17-Gimawati
I.
PENDAHULUAN
Di alam sekitar kita banyak terjadi
reaksi-reaksi kimia, seperti fotosintesis. Fotosintesis adalah proses kimia
yang mengubah karbon dioksida dan air menjadi karbohidrat dan oksigen, di mana
reaksi ini berkataliskan klorofil dan menggunakan sinar matahari sebagai energi
untuk reaksi.
6
CO2(g) + 6 H2O(l) --> C6H12O6(s) + 6 O2(g)
Reaksi pembakaran bahan bakar bensin
menghasilkan energi untuk menjalankan kendaraan. Reaksi perkaratan logam (misal
besi) terjadi karena reaksi antara logam dengan oksigen di udara. Amoniak
merupakan hasil industri kimia yang sangat penting. Reaksi kesetimbangan
nitrogen dan hidrogen pada kondisi standar (STP) menghasilkan amoniak dengan
kualitas yang kurang baik. Produk amoniak dikembangkan dengan menggunakan suhu
dan tekanan tinggi.
Dari reaksi-reaksi tersebut, apakah zat
hasil reaksi dapat kembali lagi menjadi zat semula? Apakah glukosa dapat
kembali menjadi klorofil? Apakah energi yang dihasilkan untuk menggerakkan
kendaraan dapat kembali lagi menjadi bensin? Apakah besi berkarat dapat kembali
menjadi besi yang bersih seperti semula? Reaksi-reaksi tersebut merupakan
reaksi kimia satu arah (ireversibel), yaitu reaksi kimia di mana zat-zat hasil
reaksi tidak dapat kembali lagi menjadi zat-zat semula.
II.
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan kimia adalah suatu
keadaan di mana tidak ada perubahan yang teramati selama bertambahnya waktu
reaksi. Jika suatu kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan maka konsentrasi
reaktan dan produk menjadi konstan sehingga tidak ada perubahan yang teramati
dalam sistem. Meskipun demikian, aktivitas molekul tetap berjalan,
molekul-molekul reaktan berubah mnjadi produk secara terus-menerus sambil molekul-molekul
produk berubah menjadi reaktan kembali dengan kecepatan yang sama.
Sedikit sekali reaksi kimia yang
berjalan ke satu arah saja, kebanyakan adlah reaksi dapat balik. Pada awal
reaksi dapat balik, reaksi berjalan ke arah pembentukan produk. Sesaat setelah produk tersebut, pembentukan
reaktan produk juga mulai berjalan. Jika kecepatan reaksi maju dan reaksi balik
adalah sama, dan dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah dicapai. Harus
diingat bahwa kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai
reaktan dan produk. Kesetimbangan antara dua fase zat-zat yang sama disebut
kesetimbangan fisika, perubahan yang terjadi adalah proses fisika. Dalam
peristiwa ini, molekul air yang meninggalkan fase cair adalah sama dengan jumlah
molekul yang kembali ke fase cair.
H2O(C) H2O(g)
Perhatian para kimiawi tercurah
kepada proses kesetimbangan kimia, misalnya reaksi dapat dibalik yang
melibatkan nitrogen disebut oksida (NO2) dan nitrogen tetraosida (N2O4) yang
dinyatakan sebagai berikut.
N2O4(g) 2NO2(g)
Kemajuan reaksi ini mudah dimonitor
karena N2O4 adalah suatu gas tak berwarna, sedangkan NO2 adalah gas berwarna
coklat tua. Andaikan sejumah tertentu gas N2O4 diinjeksikan ke dalam labu
tertutup, maka segera tampak warna coklat yang menunjukkan terbentuknya molekul
NO2. Intensitas warna terus meningkat dengan berlangsungnya peruraian N2O4
terus-menerus sampai kesetimbangan tercapai. Pada keadaan ini, tidak ada lagi perubahan
warna yang diamati.
Secara eksperimen kita juga dapat
mendapatkan keadaan kesetimbangan dimana gas NO2 murni sebagai starting
material atau dengan suatu campuran antara gas NO2 dan gas N2O4.
2.2
Ciri-ciri Kesetimbangan Kimia
·
Hanya terjadi dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan
tetap
·
Reaksinya berlangsung terus-menerus (dinamis) dalam dua arah
yang berlawanan
·
Laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke
kiri)
·
Semua komponen yang terlibat dalam reaksi tetap ada
·
Tidak terjadi perubahan yang sifatnya dapat diukur maupun
diamati
2.3
Faktor Tekanan Memengaruhi Kesetimbangan Kimia
Perubahan tekanan hanya berpengaruh pada sistem
gas, berdasarkan hukum boyle bila tekanan gas diperbesar maka volumenya diperkecil,
sedangkan bila tekanan gas diperkecil maka volume gas diperbesar, berdasarkan
persamaan gas ideal PV = nRT bahwa tekanan berbanding lurus dengan jumlah mol
gas. jika mol gas bertambah maka tekanan akan membesar, sebaliknya bila jumlah
mol gas berkurang maka tekanan akan menjadi kecil. Dengan demikian jika tekanan
diperbesar maka reaksi akan bergeser ke arah jumlah mol gas yang lebih kecil
dan juga sebaliknya.
pabila tekanan pada sistem ditambah atau volume dibuat kecil maka reaksi
kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah molekul yang lebih kecil.
Apabila tekanan pada sistem diperkecil
atau volume ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah
molekul yang lebih kecil.
“tekanan
dan volumen berbanding terbalik”
Contoh: Di persamaan reaksi berikut
N2(g)+ 3H2(g) <==> 2NH3(g) H = -92 kJ
Jumlah mol reaktan= 1 + 3 = 4
Jumlah mol produk = 2
·
Apabila
tekanan di sistem ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kanan,
karena jika tekanan ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser pada arah
jumlah molekul yang paling kecil yakni 2.
·
Apabila
volume di sistem dikurangi jadi reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kanan,
karena jika volume sistem dikurangi maka reaksi kesetimbangan akan bergeser
pada arah molekul yang lebih kecil yakni 2.
·
Apabila
tekanan di sistem dikurangi maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri,
karena jika tekanan ditambah. Jadi reakasi kesetimbangan akan bergeser ke arah
jumlah molekul yang lebih besar yakni 4.
·
Apabila
tekanan di sistem ditambah jadi reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri,
karena jila volume sistem ditambah. Jadi reaksi kesetimbangan akan bergeser
pada arah jumlah molekul yang lebih besar yakni 4.
2.4 Faktor Tekanan Mempengaruhi Kesetimbangan
Secara kualitatif pengaruh suhu dalam kesetimbangan kimia
terkait langsung dengan jenis reaksi eksoterm atau reaksi endoterm. Reaksi
eksothermis adalah reaksi yang bersifat spontan, tidak memerlukan energi
melainkan justru menghasilkan energi (H reaksi negatif), sedangkan reaksi
endothermis adalah reaksi yang membutuhkan energi/kalor untuk bisa bereaksi (H
positif).
Sistem kesetimbangan yang
bersifat eksothermis ke arah kanan dan endothermis ke arah kiri. Jika suhu
dinaikkan, maka reaksi akan bergeser ke kiri yaitu reaksi yang bersifat
endothermis. Sebaliknya bila suhu diturunkan maka reaksi akan bergeser ke kanan
yaitu reaksi yang bersifat eksothermis.
Menaikkan suhu, sama artinya kita meningkatkan kalor atau menambah energi ke
dalam sistem, kondisi ini memaksa kalor yang diteri sistem akan dipergunakan,
oleh sebab itu reaksi semakin bergerak menuju arah reaksi endoterm. Begitu juga
sebaliknya.
I.
Kesimpulan
Kesetimbangan
dipengaruhi oleh tekanan dan suhu.
II.
Daftar Pustaka
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung:
Yrama Widya
S,
Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: Penerbit ITB
H.
Petrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar. Bogor: PT. Gelora Aksara Pratama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.