Oleh: Shabilla Maharani Wiyana
(@N18-SHABILLA)
Abstrak
Polimer
merupakan molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang
ratusan bahkan ribuan molekul sederhana yang disebut monomer. Oleh karena itu
polimer mempunyai massa molekul relatif sangat besar. Polimer banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari bahan - bahan yang kita gunakan
seperti pakaian, botol minum, map dan kantong plastik, kertas, ban, dan
lain-lain merupakan produk terbuat dari polimer.
Bahan-bahan
polimer alam yang sejak dahulu telah dikenal dan dimanfaatkan adalah kapas,
wol, dan damar. Sementara itu, polimer sintetis mulai dikenal pada tahun 1925. Beberapa
contoh polimer sintetis yang ada dalam kehidupan sehari-hari, antara lain
serat-serat tekstil poliester dan nilon, plastik polietilena untuk botol susu,
dan plastik poliuretana untuk jantung buatan.
Kata Kunci:
Polimer, Polimer Teknik.
I. PENDAHULUAN
Polimer
adalah molekul besar yang tersusun secara berulang dari molekul molekul kecil
yang saling berikatan. Polimer mempunyai massa molekul relatif sangat besar,
yaitu sekitar 500 - 10.000 kali berat molekul unit ulangnya. Istilah polimer
berasal dari bahasa yunani, polys = banyak dan meros = bagian,
yang berarti banyak bagian atau banyak monomer. Polimer merupakan molekul besar
(makromolekul) yang terbentuk dari susunan unit ulang kimia yang terikat
melalui ikatan kovalen. Unit ulang pada polimer, biasanya ekivalen dengan
monomer, yaitu bahan dasar polimer tersebut (Billmeyer,1971).
Penggunaan
polimer sebagai material, terus menunjukkan perkembangan yang sangat pesat,
plastik merupakan salah satu contohnya. Material plastik banyak digunakan
karena memiliki sifat unggul seperti ringan, transparan, tahan air, serta
harganya yang relatif murah.
II. PERMASALAHAN
Istilah
polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya
terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan
yang beragam. Material plastik banyak digunakan karena memiliki sifat unggul
seperti ringan, transparan, tahan air, serta harganya yang relatif murah.
Plastik
yang digunakan saat ini merupakan polimer sintetik, terbuat dari bahan kimia
yang tidak dapat terdegradasi oleh mikroorganisme di lingkungan. Ketidakmampuan
mikroorganisme untuk menguraikan material ini, menimbulkan masalah sampah. Sampah
yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan masalah yang sangat serius.
I. III. PEMBAHASAN
Pengembangan
terhadap penemuan polimer alam ditujukan pada suatu aplikasi dalam kaitannya
untuk menggantikan peran polimer sintetis yang cenderung sulit untuk mengalami
biodegradasi. Hewan laut terutama yang termasuk ke dalam golongan crustacea
seperti kepiting dan udang, merupakan salah satu dari berbagai jenis organisme
yang bermanfaat sebagai polimer alam. Telah ditemukan bahwa kulit dari hewan
jenis ini sebagian besar tersusun dari suatu jenis polimer golongan
polisakarida yang dikenal dengan nama kitin.
Kitin merupakan polimer yang dihasilkan molusca
bercangkang (shellfish), seperti kulit udang, rajungan, kerang, dan ketam.
Sedangkan polimer selulosa dihasilkan dari tumbuhtumbuhan. Limbah padat dari
kulit kepiting, rajungan, kerang dan udang (crustacean)ternyata memiliki nilai
ekonomis tinggi. Dalam limbah kulit tersebut terkandung senyawa kitin sekitar
10 - 30% (Anon, 2001).
Indonesia
mempunyai daerah laut yang luas ± 3.446.488km2 dengan kekayaan alam yang sangat
potensial termasuk mahluk hayati sebagai basil perikanan. Hasil perikanan
seperti udang, kerang, rajungan dan ketam (shellfish) dalam pengolahannya
menyisakan limbah. Limbah padat crustecea (kulit, kepala, kaki dan ekor)
merupakan salah satu masalah yang dihadapi pabrik pengolahan shellfish. ahan
tersebut bisa digunakan untuk sumber kalsium untuk pakan ternak, kerupuk dan
diekstrak menghasilkan kitin.
I. IV. KESIMPULAN
Kitin
kitosan merupakan bahan alam yang sangat berlimpah yang dihasilkan di
pulau-pulau di Indonesia. Kitin banyak terdapat pada cangkang binatang molusca
(shellfish). Dengan proses deproteinasi dan demineralisasi dengan asam dan basa
kuat didapatkan kitin. Kitosan banyak berguna sebagai pengawet makanan yang
aman, anti microbial, penyerap logam, berbagai tekstil anti bakteri, pharmasi
dan penjernihan air.
Bila
teknologi pembuatan kitin bisa dimasyarakatkan, maka di sentra-sentra penghasil
bisa memproses limbahnya untuk diolah menjadi kitin yang lebih bermanfaat
disamping melestarikan lingkungan hidup. Bila hal ini bisa tercapai akan
membantu perekonomian rakyat, dan Indonesia bisa menjadi negara penghasil kitin
terkemuka di dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Admadi, Bambang dan I
Wayan Arnata. 2015. Teknologi Polimer di https://simdos.unud.ac.id
Sarwono, R. 2010. Pemanfaatan
Kitin/Kitosan Sebagai Bahan Anti Mikroba di https://media.neliti.com
Haliza, Winda dan Maggy
Thenawidjaya S. 2012. Karakteristik Kitanase Dari Mikroba di http://www.ejurnal.litbang.pertanian.go.id
Nasran, Suyuti, Farida
Ariyani, dan Ninoek Indriati. 2003. Produksi Kitinase Dan Kitin Deasetilase
Dari Vibrio Harveyi di https://www.bbp4b.litbang.kkp.go.id
Efan, Ahmad. 2011. Polimer
di https://ahmadefancenter.files.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.