.

Sabtu, 21 September 2019

POLIMER


Oleh: Shabilla Maharani Wiyana
(@N18-SHABILLA)



Abstrak

Polimer merupakan molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang ratusan bahkan ribuan molekul sederhana yang disebut monomer. Oleh karena itu polimer mempunyai massa molekul relatif sangat besar. Polimer banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari bahan - bahan yang kita gunakan seperti pakaian, botol minum, map dan kantong plastik, kertas, ban, dan lain-lain merupakan produk terbuat dari polimer.

Bahan-bahan polimer alam yang sejak dahulu telah dikenal dan dimanfaatkan adalah kapas, wol, dan damar. Sementara itu, polimer sintetis mulai dikenal pada tahun 1925. Beberapa contoh polimer sintetis yang ada dalam kehidupan sehari-hari, antara lain serat-serat tekstil poliester dan nilon, plastik polietilena untuk botol susu, dan plastik poliuretana untuk jantung buatan.

Kata Kunci: Polimer, Polimer Teknik.



I.  PENDAHULUAN

Polimer adalah molekul besar yang tersusun secara berulang dari molekul molekul kecil yang saling berikatan. Polimer mempunyai massa molekul relatif sangat besar, yaitu sekitar 500 - 10.000 kali berat molekul unit ulangnya. Istilah polimer berasal dari bahasa yunani, polys = banyak dan meros = bagian, yang berarti banyak bagian atau banyak monomer. Polimer merupakan molekul besar (makromolekul) yang terbentuk dari susunan unit ulang kimia yang terikat melalui ikatan kovalen. Unit ulang pada polimer, biasanya ekivalen dengan monomer, yaitu bahan dasar polimer tersebut (Billmeyer,1971).
Penggunaan polimer sebagai material, terus menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, plastik merupakan salah satu contohnya. Material plastik banyak digunakan karena memiliki sifat unggul seperti ringan, transparan, tahan air, serta harganya yang relatif murah.


II.  PERMASALAHAN

Istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan yang beragam. Material plastik banyak digunakan karena memiliki sifat unggul seperti ringan, transparan, tahan air, serta harganya yang relatif murah.
Plastik yang digunakan saat ini merupakan polimer sintetik, terbuat dari bahan kimia yang tidak dapat terdegradasi oleh mikroorganisme di lingkungan. Ketidakmampuan mikroorganisme untuk menguraikan material ini, menimbulkan masalah sampah. Sampah yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan masalah yang sangat serius.


       I.         III.  PEMBAHASAN


Pengembangan terhadap penemuan polimer alam ditujukan pada suatu aplikasi dalam kaitannya untuk menggantikan peran polimer sintetis yang cenderung sulit untuk mengalami biodegradasi. Hewan laut terutama yang termasuk ke dalam golongan crustacea seperti kepiting dan udang, merupakan salah satu dari berbagai jenis organisme yang bermanfaat sebagai polimer alam. Telah ditemukan bahwa kulit dari hewan jenis ini sebagian besar tersusun dari suatu jenis polimer golongan polisakarida yang dikenal dengan nama kitin.

            Kitin merupakan polimer yang dihasilkan molusca bercangkang (shellfish), seperti kulit udang, rajungan, kerang, dan ketam. Sedangkan polimer selulosa dihasilkan dari tumbuhtumbuhan. Limbah padat dari kulit kepiting, rajungan, kerang dan udang (crustacean)ternyata memiliki nilai ekonomis tinggi. Dalam limbah kulit tersebut terkandung senyawa kitin sekitar 10 - 30% (Anon, 2001).

Indonesia mempunyai daerah laut yang luas ± 3.446.488km2 dengan kekayaan alam yang sangat potensial termasuk mahluk hayati sebagai basil perikanan. Hasil perikanan seperti udang, kerang, rajungan dan ketam (shellfish) dalam pengolahannya menyisakan limbah. Limbah padat crustecea (kulit, kepala, kaki dan ekor) merupakan salah satu masalah yang dihadapi pabrik pengolahan shellfish. ahan tersebut bisa digunakan untuk sumber kalsium untuk pakan ternak, kerupuk dan diekstrak menghasilkan kitin.


       I.         IV.  KESIMPULAN

Kitin kitosan merupakan bahan alam yang sangat berlimpah yang dihasilkan di pulau-pulau di Indonesia. Kitin banyak terdapat pada cangkang binatang molusca (shellfish). Dengan proses deproteinasi dan demineralisasi dengan asam dan basa kuat didapatkan kitin. Kitosan banyak berguna sebagai pengawet makanan yang aman, anti microbial, penyerap logam, berbagai tekstil anti bakteri, pharmasi dan penjernihan air.

Bila teknologi pembuatan kitin bisa dimasyarakatkan, maka di sentra-sentra penghasil bisa memproses limbahnya untuk diolah menjadi kitin yang lebih bermanfaat disamping melestarikan lingkungan hidup. Bila hal ini bisa tercapai akan membantu perekonomian rakyat, dan Indonesia bisa menjadi negara penghasil kitin terkemuka di dunia.


DAFTAR PUSTAKA

Admadi, Bambang dan I Wayan Arnata. 2015. Teknologi Polimer di https://simdos.unud.ac.id

Sarwono, R. 2010. Pemanfaatan Kitin/Kitosan Sebagai Bahan Anti Mikroba di https://media.neliti.com

Haliza, Winda dan Maggy Thenawidjaya S. 2012. Karakteristik Kitanase Dari Mikroba di http://www.ejurnal.litbang.pertanian.go.id

Nasran, Suyuti, Farida Ariyani, dan Ninoek Indriati. 2003. Produksi Kitinase Dan Kitin Deasetilase Dari Vibrio Harveyi di https://www.bbp4b.litbang.kkp.go.id

Efan, Ahmad. 2011. Polimer di https://ahmadefancenter.files.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.