ABSTRAK
Hukum
termodinamika kedua menyatakan bahwa kondisi-kondisi alam selalu mengarah
kepada ketidak aturan atau hilangnya informasi. Hukum ini juga dikenal sebagai
Hukum Entropi. Entropi adalah selang ketidakteraturan dalam suatu sistem.
Entropi sistem meningkat ketika suatu keadaan yang teratur, tersusun dan
terencana menjadi lebih tidak teratur, tersebar dan tidak terencana. semakin
tidak teratur, semakin tinggi pula entropinya. Hukum entropi menyatakan bahwa
seluruh alam semesta bergerak menuju keadaan yang semakin tidak teratur, tidak
terencana, dan tidak terorganisir.
KATA KUNCI
Termodinamika,
entropi, energi bebas, spontan.
I.
PENDAHULUAN
Hukum termodinamika II ini disempurnakan
pada tahun 1877 oleh Ludwig Boitzmann. Dalam versinya, entropi nampak sebagai
fungsi peluang dari satu keadaan, semakin tinggi peluang suatu keadaan, semakin
tinggi pula entropinya dalam versi ini, semua sistem cenderung menuju satu
keadaan setimbang dengan demikian, ketika suatu benda panas ditempatkan
berdampingan dengan sebuah benda dingin, energi akan mengalir dari yang panas
ke yang dingin sampai mereka mencapai keadaan setimbang, yaitu memiliki suhu
yang sama. Penyusunan hukum kedua ini tidak lepas dari usaha untuk mencari
sifat atau besaran sistem yang merupakan fungsi keadaan.Ternyata orang yang
menemukannya adalah Clausius dan besaran itu disebut entropi. Hukum kedua
termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah; dengan kata lain,
tidak semua proses di alam semesta adalah reversible (dapat dibalikkan
arahnya). Hukum kedua ini dapat dirumuskan, Proses suatu sistem terisolasi yang
disertai dengan penurunan entropi tidak mungkin terjadi. Dalam setiap proses
yang terjadi pada sistem terisolasi, maka entropi system tersebut selalu naik
atau tetap tidak berubah.
II.
PEMBAHASAN
Hukum kedua
termodinamika berpusat pada masalah entropi. Hukum kedua termodinamika bisa
dinyatakan sebagai berikut: “Entropi dapat diciptakan tetapi tidak dapat
dimusnahkan.” Berdasarkan postulat ini, entropi yang ada pada sebuah proses
bisa tetap tidak berubah dan bisa pula naik, namun tidak mungkin berkurang.
“Proses
suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi tidak mungkin
terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi, maka entropi
sistem tersebut selalu naik atau tetap tidak berubah.” Itulah rumusan
hukum kedua dari pada Termodinamika ini.
Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika
satu ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak
karena ada konsentrasi energi, dikatakan entropinya rendah. Setelah rata
menjadi hangat, dikatakan entropinya naik. Salah satu aplikasinya yaitu kulkas.
Kulkas harus mempunyai pembuang panas di belakangnya, yang suhunya lebih tinggi
dari udara sekitar. Karena jika tidak, panas dari isi kulkas tidak bisa
terbuang keluar. Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor
memiliki arah; dengan kata lain, tidak semua proses di alam semesta adalah
reversible (dapat dibalikkan arahnya). Satu
aplikasi penting dari hukum kedua adalah studi tentang mesin kalor. Mesin kalor
adalah sebutan untuk alat yang berfungsi mengubah energi panas menjadi energi
mekanik. Dalam mesin mobil misalnya, energi panas hasil pembakaran bahan bakar
diubah menjadi energi gerak mobil. Tetapi, dalam semua mesin kalor kita ketahui bahwa
pengubahan energi panas ke energi mekanik selalu disertai pengeluaran gas
buang, yang membawa sejumlah energi panas. Dengan demikian, hanya sebagian
energi panas hasil pembakaran bahan bakar yang diubah ke energi mekanik.
Proses Irreversible
dan Spontan
Suatu proses dikatakan spontan jika
proses itu berlangsung tanpa ada intervensi dari luar. Misalnya air mengalir
secara spontan dari tempat tinggi ketempat yang lebih rendah, sedangkan proses
sebaliknya tidak akan pernah terjadi secara alamiah. Karena air tidak akan
pernah bisa secara spontan dari tempat rendah ke tempat tinggi. Proses spontan
adalah proses irreversible, maka perubahan fungsi keadaan sistem seperti
tekanan, temperature, volume atau fungsi keadaan lin akan berbeda dari keadaan
lingkungannya.
Hubungan Entropi Dengan Kebolehjadian
Untuk Mencapai Kejadian Tertentu
Kebolehjadian sistem untuk mencapai
suatukeadaan tertentu, maka menurut Boltzmann dan Planck hubungan antara
entropi dankeboleh jadian diberikan oleh ungkapan S = k ln W (k = tetapan Boltzmann)
Entropi dapat dihubungkan dengan kekacauan atau ketidakteraturan sistem.keadaan
sistem yang kacau ialah keadaan di mana partikel-partikel (molekul, atom atau
ion) tersusun secara tidak teratur. Makin kacau susunan keadaan sistem,
makinbesar kebolehjadian keadaan sistem dan makin besar entropi. Oleh karena
itu zat padat kristal pada umumnya mempunyai entropi yang relatif rendah
dibandingkan dengan cairan atau gas. Gas mempunyai entropi yang paling tinggi
karena keadaan sistem paling tidak teratur.
Energi
Bebas
Energi bebas adalah jumlah maksimum
energi yang dibebaskan pada suatu proses yang terjadi pada suhu tetap dan
tekanan bebas. Energi bebas di lambangkan dengan ∆G. Pada suhu dan tekanan
tetap reaksi kimia akan berlangsung spontan menuju ke arah dengan perubahan
energy bebas yang lebih rendah sampai akhirnya mencapai keadaan setimbang. Suatu proses yang berlangsung
pada temperatur dan tekanan tetap disertai dengan penurunan energi bebas Gibbs,
(d G) T,p< 0 (hanya kerja volume) Suatu persamaan penting yang mengkaitkan
H, S dan G dapat diturunkan sebagai berikut, G = H - T S.
III. KESIMPULAN
Hukum kedua
termodinamika berpusat pada masalah entropi. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Hukum kedua
ini dapat dirumuskan, Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan
penurunan entropi tidak mungkin terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada
sistem terisolasi, maka entropi system tersebut selalu naik atau tetap tidak
berubah. Proses hukum kedua termodinamika terjadi secara irreversible dan
spontan karena itu berlangsung tanpa ada intervensi dari luar. Penyusunan hukum
kedua ini tidak lepas dari usaha untuk mencari sifat atau besaran sistem yang
merupakan fungsi keadaan
DAFTAR PUSTAKA
Bejan, A., Tsatsaronis, G., &
Moran, M. (1996).Thermal Design & Optimization. New York: John Wiley &
Sons. Cengel, Y. A., & Boles, M. A. (2006). Thermodynamis: An Engineering
Approach, 4th ed. New York: McGraw-Hill.
Ceylan, I. (2009). Energy Analysis of
Pid Controlled Heat Pump Dryer. Engineering, 188-195.
Ceylan, I., Aktas, M., & Dog˘an,
H. (2007).Energy and exergy analysis of timber dryer assisted heat pump.Applied
Thermal Engineering, 216–222.
Dincer, I., & Sahin, A. Z.
(2004).A New Model for Thermodynamic Analysis of a Drying Process.
International Journal of Heat and Mass Transfer, 645–652.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.