.

Sabtu, 24 Agustus 2019

NGERINYA!!! HIDUP TANPA AIR


Air adalah sumber kehidupan untuk semua makhluk hidup yang ada di bumi ini. Tak bisa  dibayangkan hidup kita tanpa ada air. Bahkan dengan pemanasan global dunia ini membuat airpun berkurang. Dan sebagai makhluk hidup yang sempurna kita harus berpikir positif dan saling menyadari betapa perlunya menjaga pemakaian air yang berlebihan.
Menurut  Hidayat dan Kholil (2018), bahawa pencemaran merupakan persoalan serius yang dihadapi oleh makhluk planet bumi. Sebenarnya istilah pencemaran merupakan fenomena yang relative baru dalam sejarah Planet Bumi. Sebelum terjadinya revolusi industry pada abad ke-19, kata pencemaran relative kurang dikenal. Saat itu penduduk Planet Bumi menjalankan kehidupan sangat harmonis dengan lingkungan yang sangat baik. Namun pasca revolusi industry dengan cepat industrialisasi menyebar ke seluruh pelosok dunia, tidak hanya di Benua Eropa, tetapi juga di Benua Amerika, Asia, Australia dan Afrika. Secara serentak berbagai jenis pabrik didirikan di mana-mana. Industrialisasi membawa konsekuensi tersendiri berupa pencemaran, termasuk pencemaran air. Sebelum revolusi industry mungkin tidak ada satupun penduduk Planet Bumi yang percaya bahwa lautan sangat luas dapat tercemar.  Namun setelah penduduk Planet Bumi mencapai jumlah tujuh milyar menjadi kenyataan, bahwa kondisi pesisir dan lepas pantai sudah banyak mengalami kerusakan ekosistem yang parah. Hal itu menunjukan bahwa perilaku manusia sudah melampui batas sehingga mengancam keberadaan habitatnya sendiri (Woodford,2015).

Menurut  Hidayat dan Kholil (2018), bahawa pencemaran air dapat diartikan sebagai terjadinya kerusakan ekosistem perairan seperti lautan, sungai, danau atau sumber air lainnya. Sedangkan pencemaran laut dapat diartikan masuk atau dimasukkan (secara langsung atau tidak langsung) zat atau energy ke dalam lingkungan laut, yang berdampak pada kerusakan sumberdaya kelautan, membahayakan kesehatan manusia, penurunan kualitas air laut, mengganggu bebagai aktivitas kelautan, dan ketidakharomonisan ekosistem kelautan secara keseluruhan.

Pencemaran air terjadi akibat ulah manusia sendiri, seperti halnya kehidupan di kota besar yang tak mempunyai halaman cukup, dan mebuang air besarpun mereka langsung ke aliran sungai. Ketidakperdulian lingkungan semakin membuat limbah meningkat. Kesadaran masyarakat untuk tidak mebuang sampah ke sungai itu sangat penting untuk menjaga ekosistem air. Dan membudayakan kehidupan dengan mengurangi penggunaan plastic, karena sampah plastic yang tidak mudah terurai dalam ratusan tahun bisa menjadi bahan kimia yang juga bisa menjadi factor tercemarnya air resapan tanah.
Sumber gambar : by Dwi
Menurut  Hidayat dan Kholil (2018), bahawa sebenarnya untuk mengidentifikasi pencemaran air sehingga kualitasmya diektahui dapat dilakukan melalui dua cara. Cara pertama dengan mengambil sampel air, kemudian mengukur konsentrasi bahan kimia yang terkandung di dalamnya (Indikator kimia kualitas air). Jika konsentrasi bahan kiama berbahaya teridentifikasi dan melampui standar bahan baku air untuk keperluan tertentu, maka air dapat dinyatakan tercemar. Sedangkan cara kedua ialah dengan menganilis kondisi kehidupan satwa seperti ikan, serangga dan hewan invertebrate yang habitatnya di sekitar perairan (indicator kimia kualitas air). Jika kondisi kehidupan satwa tersebut relative baik, sehat dan dapat berkembang biak, maka kualitas air relative baik. Jika di sekitar badan sungai atau badan perairan lainnya tidak ditemukan kehidupan satwa, dapat diduga kualitas air sudah memburuk (Woodford, 2015).

Karakteristik limbah cair bisa dilihat dari sifat racunnya atau sifat-sifat yang dimiliki
Seperti sifat fisika, kimia dan biologis dengan melihat parameter yang diukur
a. Berdasar sifat racunnya (sangat beracun, moderat, kurang beracun dan tdk beracun)
b. Berdasar sifat yang dimiliki dengan melihat parameter yang diukur
1. Fisika (padatan total, kekeruhan, daya hantar listrik(DHL), bau, suhu, warna
2. Kimia (organik, anorganik dan gas)
3. Biologis dengan melihat golongan mikroorganisme     yang terdapat dalam limbah cair tersebut maupun organisme pathogen yang ada
3. Teknologi Pengolahan Limbah Cair.

Proses pengolahan limbah cair adalah suatu perlakuan tertentu yang harus diberikan
pada limbah cair sebelum limbah tersebut dibuang ke lingkungan, sehingga limbah
tersebut tidak mengganggu lingkungan penerima limbah è karakteristik limbah cair
Pengolahan limbah cair dapat dibagi dalam 4 golongan, yaitu :
a. Pengolahan fisika                                         
b. Pengolahan kimia 
c. pengolahan biologis                                     
 d. kombinasi.

Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada umumnya terdiri atas kombinasi dua
atau tiga cara pengolahan tersebut di atas. Seluruh proses pengolahan tersebut bertujuan
untuk menghilangkan kandungan padatan tersuspensi, koloid, dan bahan-bahan organic
maupun anorganik yang terlarut.

Menurut Haris (2015), bahwa disamping menggunakan proses klarifikasi maupun proses filtrasi, salah satu proses pengolahan limbah yang banyak digunakan adalah proses pengolahan limbah dengan menggunakan bioteknologi. Proses ini menjadi fokus utama para pemerhati kesehatan, karena didalam proses ini, limbah diurai tanpa menggunakan zat kimia tambahan yang dapat berbahaya bagi kesehatan. Proses ini hanya menggunakan bakteri untuk mengurai limbah hasil industri sehingga menghasilkan air buangan yang benar-benar aman bagi lingkungan dan kesehatan. Jenis teknologi ini  banyak digunakan di Negara Belanda sekarang . Dalam proses ini pemilihan zat-zat bioteknologi menjadi salah satu aspek utama agar tidak malah berdampak negatif pada pengolahan limbah.


DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia,  dan Kholil, 2018. Kimia Dan Lingkungan Industri. Penerbit WR. Yogyakarta.
Haris Askari, Perkembangan Pengolahan Air Limbah, 2015, 1-10
https://umum-pengertian.blogspot.com/2016/04/dampak-pencemaran-air-upaya-mengatasi.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.