MIND MAP
Seperti yang kita semua ketahui, saat ini sampah plastik sedang menjadi perbincangan hangat diseluruh dunia terkait dengan dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan banyak sekali, contoh umumnya yang paling terlihat adalah Sampah plastik yang mencemari lautan dan merusak ekosistem biota laut, seperti penyu, ikan, dan lain-lain. Belum lagi dampaknya jika dilihat dari sisi kesehatan, Menurut Karuniastuti(2003), Penggunaan plastik yang tidak sesuai persyaratan akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, karena dapat mengakibatkan pemicu kanker dan kerusakan jaringan pada tubuh manusia (karsinogenik). Selain itu plastik pada umumnya sulit untuk didegradasikan (diuraikan) oleh mikro organisme. Sampah plastik dapat bertahan hingga bertahun-tahun sehingga menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan. Sampah plastik tidaklah bijak jika dibakar karena akan menghasilkan gas yang akan mencemari udara dan membahayakan pernafasan manusia, dan jika sampah plastik ditimbun dalam tanah maka akan mencemari tanah, air tanah.
Seperti yang kita semua ketahui, saat ini sampah plastik sedang menjadi perbincangan hangat diseluruh dunia terkait dengan dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan banyak sekali, contoh umumnya yang paling terlihat adalah Sampah plastik yang mencemari lautan dan merusak ekosistem biota laut, seperti penyu, ikan, dan lain-lain. Belum lagi dampaknya jika dilihat dari sisi kesehatan, Menurut Karuniastuti(2003), Penggunaan plastik yang tidak sesuai persyaratan akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, karena dapat mengakibatkan pemicu kanker dan kerusakan jaringan pada tubuh manusia (karsinogenik). Selain itu plastik pada umumnya sulit untuk didegradasikan (diuraikan) oleh mikro organisme. Sampah plastik dapat bertahan hingga bertahun-tahun sehingga menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan. Sampah plastik tidaklah bijak jika dibakar karena akan menghasilkan gas yang akan mencemari udara dan membahayakan pernafasan manusia, dan jika sampah plastik ditimbun dalam tanah maka akan mencemari tanah, air tanah.
Mengacu
pada dampak yang ditimbulkan oleh sampah plastik, banyak orang yang sudah memulai
untuk mengkampanyekan terkait penggunaan sampah plastik dalam kehidupan
sehari-sehari, sudah banyak pula orang yang mulai berupaya untuk mengurangi
pemakaian sampah plastik, misalnya dengan tidak memakai sedotan plastik sekali pakai dan beralih ke sedotan
stainless, lalu mengurangi pemakaian Botol plastik dengan menggunakan wadah air
minum seperti tumbler, mengurangi pemakaian kantong plastik dengan beralih ke
pemakaian tas belanja, dan masih banyak lagi. Akan tetapi upaya ini masih
berdampak sangat kecil terhadap lingkungan, karena masih banyak orang yang
tidak bisa meninggalkan kepraktisan penggunaan plastik dalam kehidupan
sehari-harinya, belum lagi sampah-sampah plastik yang sudah dipakai bertahun
bahkan puluhan tahun lalu masih betah berdiam di lingkungan kita dan tidak
kunjung terurai.
Penanganan sampah plastik tidak bisa
ditanggulangi dengan hanya mengurangi pemakaian saat ini, bagaimana dengan
sampah plastik yang sudah terlanjur ada? Saat ini pun sudah banyak penelitian
dilakukan guna menanggulangi sampah plastik yang sudah ada, salah satu caranya
adalah dengan menggunakan sampah plastik kresek menjadi bahan bakar.
Menurut
Nasrun, dkk (2015), diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastik
setiap tahunnya dan sekitar 500 miliar hingga satu triliun kantong plastik
digunakan di seluruh dunia. Serta lebih dari 17 miliar kantong plastik
dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia untuk setiap
tahunnya. Bahkan, jika dibentangkan semua kantong plastik yang ada di bumi ini
bisa membungkus seluruh permukaan bumi hingga 10 kali lipat. Pengolahan sampah
plastik menjadi bahan bakar minyak merupakan salah satu pengembangan dari ilmu
pengetahuan yang memberikan manfaat positif untuk mengatasi masalah lingkungan,
meningkatkan taraf hidup orang banyak, juga menjadi tawaran solusi mencari
bahan bakar alternatif.
Dalam
jurnal nya yang berjudul pengolahan limbah kantong plastik jenis kresek menjadi
bahan bakar menggunakan proses pirolisis, Nasrun, dkk (2015) menyebutkan bahwa
pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar meliputi beberapa proses,
diantaranya :
1.
Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa
atau sedikit oksigen atau reagen kimia lainya dimana material mentah akan
mengalami pemecahan stuktur kimia menjadi fase gas. Teknik seperti ini mampu
menghasilkan gas pembakaran yang berguna dan aman bagi lingkungan Proses
pirolisis ini akan memecah hidrokarbon rantai karbon panjang dari polimer
plastik menjadi rantai hidrokarbon berantai pendek, selanjutnya molekul molekul
ini didinginkan menjadi fase cair.
2.
Distilasi adalah pemisahan campuran dalam suatu larutan berdasarkan perbedaan
titik didih
Nasrun,
dkk (2015) menggunakan metodologi sebagai berikut dalam penelitiannya, Tahap
pembuatan atau metodologi ialah proses produksi bahan bakar yaitu dari limbah
kantong plastik jenis kresek dengan menggunakan metode pirolisis dan tahap
analisis adalah tahap menganalisa nilai kalor, titik nyala (flash point), kadar
abu, kadar air dan analisa komposisi yang terkandung dalam produk bahan bakar.
Berat sampel 500 gram dan ukuran 1-2 cm2 . Suhu pirolisis: 2600C,
2700C, 2800C, 2900C dan 3000C dan
waktu pirolisis :0, 15, 30, 45, 60 menit. Setelah bahan bakar yang diperoleh
diambil untuk dianalisa nilar kalor, titik nyala (flash point), kadar abu,
kadar air dan analisa komposisi.
Berdasarkan
penelitian yang Nasrun, dkk(2015) lakukan diperoleh lah kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Nilai kalor yang diperoleh dari hasil perhitungan komposisi kimianya sebesar
10.541,75 kkal/kg
2.
Titik nyala dari beberapa sampel produk yang didapat memenuhi standar mutu
bahan bakar minyak di Indonesia, diantaranya yang paling mendekati titik
minimum pada suhu pirolisis 3000C yaitu 57,50C. Jurnal
Energi Elektrik Volume IV Nomor 1 Tahun 2015 5 ISSN 2303 - 1360
3.
Semakin tinggi suhu pirolisis maka semakin sedikit persen kadar air yang
diperoleh yaitu berkisar antara 0,01 - 0,53 %.
4.
Semakin tinggi suhu pirolisis maka semakin banyak pula persen kadar abu yang
dihasilkan tertinggi pada suhu 3000C yaitu 0.26%, terendah pada suhu
2600C yaitu 0,01%.
5.
Komposisi limbah kantong plastik jenis kresek dapat mempengaruhi pembentukan
distribusi jumlah atom C senyawa hidrokarbon minyak pirolisis. Hasil dari
analisa komposisi GC-MS diperoleh komposisi yang paling dominan adalah C12H24
yaitu sebesar 41,9%.
6.
Nilai energi aktivasi yang didapat adalah 10.106,77 kj/mol
Dengan
adanya penelitian-penelitian seperti ini dan juga upaya-upaya mengurangi
pemakaian sampah plastik di masyarakat, semoga problema Sampah plastik yang
mencemari lingkungan ini dapat segera terselesaikan dan kita dapat
menyelamatkan lingkungan kita dari dampak-dampak yang ditimbulkan oleh Sampah
plastik ini.
DAFTAR PUSTAKA
Karuniastuti, Nurhenu. 2003. Bahaya
Plastik Terhadap Kesehatan dan Lingkungan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Sumber http://pusdiklatmigas.esdm.go.id/file/t2-_Bahaya_Plastik_---_Nurhenu_K.pdf
diakses 3 Juli 2019
Nasrun, dkk.
2015. Pengolahan Limbah Kantong Plastik Jenis Kresek Menjadi Bahan Bakar
Menggunakan Proses Pirolisis. Lhokseumawe: Universitas Malilkussaleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.