.

Sabtu, 03 Agustus 2019

KERUGIAN DAN KEUNTUNGAN POLIMER DAN PLASTIK




Dibuat Oleh : Elfra Media Replita
Nim              : 4121617120085
Kode Peserta : @M21-ALFRA
Banyak penelitian telah mengembangakan bionanokomposit dengan tujuan untuk penggunaan sebagai material semikonduktor. Berbagai polimer alami seperti pati (yang berasal dari kentang, jagung, sagu, singkong), selulosa, gum ataupun protein dan lain-lain telah dipergunakan sebagai matrik dalam pembuatan bionanokomposit.
Menurut Nuryetti,dkk, 2012, Bionanokomposit:  Peluang Polimer Alami Sebagai Material  Baru  : Karakteristik bionanokomposit menunjukkan peningkatan sifat mekanik, kestabilan termal dari komposit hanya komponen dasarnya, dimana selama ini kebutuhan material semikonduktor dipenuhi dari komposit plastik dengan bahan aktif silika. Komosit plastik untuk semikonduktor digunakan dari turunan minyak bumi yang bahan bakunya semakinhari semakin terbtas dan terbatas dan tidak bisa diperbaharui (non  renewable resources) Komposit plastik yang dibutuhkan
 Untuk peralatan elektronik dan elektrik sebanyak 5% dari jumlah penggunaan material plastik di Eropa (Shen.,2010). Komponen semikonduktor yang dipergunakan lagi akan dibuang menjadi sampah plastik (waste elektronic) yang berakibat menimbulkan  polusi baru terhadap lingkungan karena sifat plastik yang susah diuraikan (nondegradable)  (Avella,2009)
Menurut Hidayat dan Kholil (2018): berbagai hasil penelitian mengenai polimer telah terbukti dapat memperbaiki kesejahteraan hidup manusia, terutama melalui aplikasinya untuk bidang pertanian (mekanisme pertanian), kedokteran (thermometer, botol infus, selang infus, jantung buatan dan alat transfusi darah), dan industri (peralatan untuk pesawat, komponen untuk otomotif). Sebagai catatan polimer silikon yang lebih dikenal sebagai silikon memiliki bobot molekul yang mencapai jutaan, terikat oleh silikon-oksigen yang kuat, terutama banyak digunakan untuk bedah plastik. Silikon itu sendiri sebenarnya merupakan salah satu unsur yang paling melimpah di kulit bumi (25,67 persen), peringkat kedua setelah Oksigen (49,20 persen).
Menurut Hidayat dan Kholil (2018): berdasarkan kegunaannya polimer dikelompokkan menjadi(Moore,2007): Elastamor (sering disebut karet, bersifat dapat dipantulkan dan diulur, antara lain sebagai bahan pembuatan bola dan sarung tangan lateks; fiber (serat) sering disebut tekstil, antara lain untuk bahan pembuatan baju dan karpet; serta plastik (memiliki kemampuan untuk dicetak), meliputi jenis thermoplastik dan termoseting, misalnya untuk pembuatan piring, mainan, dan sebagainya.
Menurut Hidayat dan Kholil (2018):  berdasarkan aplikasi polimer dikelompokan menjadi (Bagas,2012): Polimer komersial (comodity polymers), dihasilkan dinegara berkembang, harganya relatif murah dan banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: Polietilen (PE) polipropilen (PP), polistirena (PS), polivilklorida (PVC), melamin formaldehid.
Menurut Hidayat dan Kholil (2018): Polimer teknik (engineering polymers), sebagian dihasilkan di negara berkembang dan sebagian lagi di engara maju. Harganya relatif mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang unggul dan daya tahan yang lebih baik. Polimer ini banyak dipakai dalam bidang transportasi (kendaraan darat, pesawat) bahan konstruksi atau bangunan (pipa ledeng), barang-barang listrik dan elektronik (termasuk komputer), mesin-mesin industri dan barang-barang konsumsi. Contoh: Nylon, polikarbonat, dan poliester.
Menurut Hidayat dan Kholil (2018): menurut fungsional (function polymer), dikembangkan di negara maju dan dibuat untuk tujuan khusus dengan produksinya dalam skala kecil. Contoh: kevlar (poly-paraphenylene terehtthalamide), yaitu serat fiber sintetis aramid (poliamida aromatic) memiliki kekuatan lima kali baja  dengan berat yang sama, antara lain digunakan  untuk rompi anti peluru  (May,2014); Nomex; Textura, polimer penghantar arus dan fotton; polimer peka cahaya, membran, dan biopolimer.


Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia Dan M. Kholil. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkunagan Industri. Penerbit WR. Yogyakarta
Nuryetti, dkk. (Vol. VI. No.1, 2012. Hal 75-76). Biaonanokomposit: Peluang Polimer Alamai Sebagai Material Baru Semikonduktor. Jurnal Riset Industri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.