.

Jumat, 09 Agustus 2019

Bahaya Polusi Udara


Kimia lingkungan adalah sebuah ilmu yang membahas dan mempelajari kimia dan biokimia di alam. Dalam kimia lingkungan mempelajari fenomena atau proses kimia yang terjadi atau dipengaruhi oleh aktivitas manusia.

Menurut wikipedia, bahwa Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.


Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

Pencemaran udara di dalam ruangan dapat mempengaruhi kesehatan manusia sama buruknya dengan pencemaran udara di ruang terbuka



Komponen pencemaran udara :

Menurut Widyawati (2013), bahwa Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan teknologi serta lalu lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi. Udaranya kotor terkena macam-macam pencemar. Komponen yang paling berpengaruh dalam zat pencemar yaitu karbon monoksida, nitrogen oksida, belerang oksida, hidro karbon dan partikel. Komponen pencemar udara tersebut bisa mencemari udara sendiri-sendiri atau dapat mencemari udara secara bersama-sama. Jumlah komponen pencemar udara tergantung pada sumbernya, gambaran tersebut dapat dilihat data pencemaran udar di Amerika Serikat pada tahun 1968.                                                         Penyebab pencemaran udara, secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam : Yang pertama karena faktor internal (secara alamiah) yaitu (1) debu yang bertebangan akibat tiupan angin. (2) abu yang di keluarakan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik. (3) proses pembusukkan sampah organik dan lain-lain. Yang kedua karena faktor eksternal (karena ulah manusia) yaitu:  (1) hasil pembakaran bahan bakar fosil. (2) debu/serbuk dari kegiatan industri. (3) pemakaian zat-zat kimia yang di semprotkan ke udara (Wisnu Arya, 1995:28).



   Dampak pencemaran udara

Dampak pencemaran udara saat ini merupakan masalah yang serius yang dihadapi oleh Negara-negara industri. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemara udara ternyata sangat merugikan. Pencemaran tersebut tidak hanya mempunyai akibat langsung terhadap kesehatan manusia saja, akan tetapi juga dapat merusak lingkungan lainya,seperti hewan, tumbuhan, bangunan gedung dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di Amerika Serikat pada tahun 1980, kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai angka kurang lebih 51.000 orang. Angka tersebut cukup mengerikan karena bersaing keras dengan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung, kanker, AIDS dan lain sebagainya. Menurut para ahli, pada sekitar tahun 2000-an kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai 57.000 orang per tahunya.Selama 20 tahun angka kematian yang disebabkan oleh pencemaran udar naik mendekati 14% atau mendekati 0,7% per tahun. Selain itu kerugian materi yang disebabkan oleh pencemaran udara, apabila diukur dengan uang dapat mencapai 12-16 juta US dollar per tahun. Suatu angka yang sangat berarti bila dibelanjakan untuk keperluan kesejahteraan umat manusia (Wisnu Arya, 1995:114).





Ciri Ciri Pencemaran Udara

·         Memiliki Suhu Yang Tinggi – Meskipun tidak setiap udara hangat itu tercemar namun setidaknya tanda seperti ini sebagai pelengkap dari warna dan bau. Jadi ketika suhu udara tinggi namun tidak berwarna dan tidak berbau ataupun berasa maka tidak dapat dikatakan udara tersebut tercemar. Namun jika suatu udara berwarna, berbau dan berasa serta bersuhu lebih tinggi, udara tersebut pastilah sudah tercemar.

·         Sesak Nafas Ketika Terhirup – Salah satu tanda yang bisa dijadikan indikator pencemaran udara yaitu dapat menyebabkan sesak nafas ketika dihirup. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kadar oksigen pada udara yang sudah tercemar polutan. Komposisi udara normal haruslah mengandung Oksigen sekitar 21 persen dan Nitrogen 78 persen. Ketika kadar oksigen turun hingga 10 persen sedangkan gas CO2 naik maka akan terjadi gejala sesak nafas sebagai tanda tubuh kekurangan oksigen.

·         Udara Menjadi Berbau – Kemurnian udara hakikatnya sama dengan kemurnian air jadi ketika tercemar juga memiliki tanda yang sama yakni memiliki bau. Udara ketika tercemar maka akan berbau, untuk baunya bermacam macam tergantung dari polutan apa yang mencemari-nya.

·         Udara Menjadi Berwarna – Untuk warna-nya tergantung dari jenis substansi yang mencemarinya. Seperti contoh pencemaraan udara yang disebabkan oleh kebakaran hutan maka udara akan berwarna kuning jika terlihat dari kejauhan, hal ini terjadi karena kandungan gas CO, CO2 dan SO2 yang begitu tinggi. Untuk pencemaran udara dari asap pabrik umumnya udara akan hitam karena kadar CO2, timbal dan unsur lain yang tinggi.

·         Udara Memiliki Rasa – Hal ini masih berkaitan dengan bau dimana ketika manusia mencium bau udara yang tercemar maka secara otomatis juga akan dapat mengenali rasa udara tersebut. Memang udara bukan materi padat seperti makanan yang dapat dirasakan, namun dengan mencium-nya saja sama saja dengan merasakannya.



Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Udara



Menurut Widyawati (2013), bahwa untuk menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara utama, yaitu Penaggulangan secara non teknis  dan penaggulangan secara teknis. Contoh penanggulangan secara non teknis yaitu: (1) Penyajian Informasi Lingkungan, (2) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), (3) Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi, (4) Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan, (4) Menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis dapat dilakukan dengan cara: (1) mengubah proses, (2) Mengganti sumber energy, (3) Mengolah limbah, (4) Menambah alat bantu (Wisnu Arya, 1995:160-169).

Pada umumnya pencemaran udara terjadi di kota besar atau di daerah industri. Hal ini bisa dicegah atau dikurangi intensitas dari pencemaran udara dengan banyak menanam pohon, membuat hutan kota dan taman kota, pengendalian emisi, maupun standarisasi emisi industri yang diperketat.


Daftar Pustaka

Widyawati, Arrum Dian, 2013, Pencemaran Lingkungan.
Hidayat, Atep Afia dan M.Kholil, 2018, Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri, Penerbit WR, Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.