.

Sabtu, 03 Agustus 2019

BAHAYA MAKANAN DAN MINUMAN KEMASAN KALENG

BAHAYA MAKANAN DAN MINUMAN KEMASAN KALENG

Kemajuan zaman yang menjadi pengaruh berubahnya gaya hidup setiap individu juga berpengaruh pada berubahnya pola hidup masing-masing. Dengan hadirnya banyak makanan instan atau makanan cepat saji membuat masyarakat lebih memilih konsep cepat dalam hal makanannya, tidak lagi memperdulikan makanan sehat dengan konsep 4 sehat 5 sempurna. Terlebih masyarakat masa kini sangat sulit untuk memperdulikan apa yang terkandung dalam makanan yang mereka konsumsi. Pada akhirnya, muncul banyak sekali kasus keracunan makanan sampai kasus terjangkit penyakit serius akibat individu yang kurang memperhatikan kesehatan makanannya. Menurut Hidayat dan Kholil (2018), dalam kaitannya dengan kimia kontekstual berbagai isu mengenai kimia pangan banyak menjadi perhatian publik.
Berbagai makanan instan pun kini dihadirkan dengan berbagai kemasan yang menarik. Salah satunya adalah penggunaan kaleng sebagai kemasan makanan instan atau makanan siap saji. Namun dibalik menariknya kemasan  kaleng yang digunakan para produsen makanan instan dan minuman kaleng adalah banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan akibat terlalu sering mengkonsumsi makanan maupun minuman kemasan kaleng. Dibawah ini adalah data dari Badan POM pada tahun 2001-2006 mengenai peningkatan jumlah kejadian maupun jumlah korban akibat dampak makanan instan

       
Perlu diketahui makanan kaleng biasa ditemukan zat kimia berbahaya jenis BPA atau bispenol A. bukan makanan yang terkandung BPA, melainkan kemasan kaleng yang digunakan yang dapat menimbulkan zat kimia berbahaya tersebut. Apabila makanan tersebut dipanaskan, BPA akan dilepaskan dan hal itu dapat mempengaruhi hormon hingga menyebabkan kanker.
Baru-baru ini di Indonesia banyak terjadi kasus keracunan makanan yang ditimbulkan dari makanan dan minuman berkaleng. Hal ini diperparah karena terjadinya banyak penyimpangan terhadap peraturan label dan yang paling banyak ditemukan adalah:
1.      Pelabelan tidak menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa latin, terutama pada produk impor
2.      Tidak mencantumkan komposisi dan berat bersih pada label kemasan
3.      Tidak ada acuan keterangan gizi
4.      Tidak mencantumkan waktu kadaluarsa
5.      Tidak dicantumkan alamat produsen atau importir produk.
Menurut Ramdani (2011), Untuk mewaspadai kerusakan pada makanan atau minuman kaleng, perlu diketahui jenis-jenis kerusakan pada kemasan produk yang dikelompokkan sebagai berikut:
1.     Flat Sour, permukaan kaleng tetap datar tapi produknya sudah bau asam yang menusuk. Ini disebabkan aktivitas spora bakteri tahan panas yang tidak terhancurkan selama proses sterilisasi.
2.     Flipper, permukaan kaleng kelihatan datar, namun bila salah satu ujung kaleng ditekan, ujung lainnya akan cembung.
3.     Springer, salah satu ujung kaleng sudah cembung secara permanen, sedang ujung yang lain sudah cembung. Jika ditekan akan cembung ke arah berlawanan.
4.     Soft Swell, kedua ujung kaleng sudah cembung, namun belum begitu keras sehingga masih bisa ditekan sedikit ke dalam.
5.      Hard Swell, kedua ujung permukaan kaleng cembung dan begitu keras sehingga tidak bisa ditekan ke dalam oleh ibu jari.

Kiat sehat memilih makanan kaleng, paling tidak harus mempertimbangkan lima hal berikut:
1.       Jangan mengkonsumsi makanan kaleng yang dicurigai sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan, seperti kaleng kembung, berkarat, penyok, dan bocor.
2.       Makanan dalam kaleng sebaiknya dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit sampai 15 menit sebelum dikonsumsi.
3.       Bacalah label secara seksama dan perhatikanlah tanggal kadaluwarsa. Demi keamanan, pilihlah produk yang belum melampaui tanggal kadaluwarsa.
4.       Makanan kaleng yang sudah dibuka harus digunakan secepatnya karena keawetannya sudah tak sama dengan produk awalnya.
5.       Bila dicurigai adanya kebusukan, makanan kaleng tersebut harus dibuang.

Dengan adanya artikel ini besar harapan masyarakat semakin sadar akan bahayanya mengkonsumsi makanan instan berkemasan kaleng secara terus menerus agar terhindar dari dampak negative yang membahayakan tubuh dan kelangsungkan hidup masing-masing individu dengan mengikuti langkah-langkah diatas untuk dilakukan sebelum membeli makanan atau minuman kaleng.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2018. Kimia dan pengetahuan Lingkungan Industri. Penerbit WR. Yogyakarta
Sumber https://slideplayer.info/slide/2699188/ diakses pada tanggal 03 Agustus 2019.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.