Kimia pangan adalah sebuah ilmu yang mempelajari proses kimia dan hubungannya atau interaksinya dengan komponen biologis dan non biologis.
Menurut Hidayat dan Kholil (2018) Ilmu pangan
berkitan dengan produksi, pengolahan, distribusi, persiapan, evaluasi, dan
pemanfaatan pangan. Dalam hal ini ahli kimia pangan bekerja dengan tanaman yang
telah dipanen untuk makanan, dan hewan yang telah disembelih untuk makanan.
Ahli kimia pangan mengkaji bagaimana produk makanan ini diproses, disiapkan,
dan didistribusikan.
Menurut wikipedia (), bahwa Kimia pangan adalah studi mengenai proses kimia dan
interaksinya dengan komponen biologis dan
non-biologis bahan pangan. Substansi
biologis misalnya produk
daging, sayuran, produk susu, dan
sebagainya. Mirip dengan biokimia dengan
komponen utamanya yaitu karbohidrat, lemak, dan protein namun juga
mempelajari komponen lain seperti air, vitamin, mineral, enzim, zat aditif, perasa, dan pewarna makanan. Ilmu ini
juga meliputi bagaimana suatu produk pangan mengalami perubahan akibat berbagai
metode pemrosesan makanan dan cara untuk meningkatkan maupun mencegah
terjadinya perubahan itu.
Menurut Hidayat dan Kholil (2018), bahwa
dalam kaitannya kontekstual berbagai isu mengenai kimia pangan banyak menjadi
perhatian publik. Kasus yang paling banyak dibahas misalnya penggunaan bahan
pengawet seperti formalin (formaldehida atau metanal) pada bahan makanan
seperti ayam potong, mie basah, ikan segar, tahu, dan sebagainya. Padahal
formalin ini biasa digunakan untuk pengawet mayat, bahan pembuatan pupuk,
pembasmi lalat, dan sebagainya.
Dalam hal kimia pangan, tentu bukan hanya
formalin saja yang berbahaya yang dapat digunakan pada pembuatan bakso, mie,
tahu, ikan dan sebagainya, melainkan pestisida pun berbahaya. Penggunaan
pestisida yang berlebihan pada masa tanam atau budidaya sayuran maupun buah
buahan dapat membuat orang yang mengkonsumsinya keracunan. Apabila yang
mengkonsumsi makanan yang tercemar pestisida mengalami keracunan, maka akan
timbul gejala seperti mual, muntah, pusing, keringat dingin, bahkan sampai
mulut berbusa dan meninggal dunia.
Salah satu penyebab keracunan pestisida
adalah memakan buah buahan atau sayur sayuran yang belom dicuci bersih dan
diolah dengan baik dan benar. Ada pula kasus keracunan pestisida yang bukan
dari makanan itu sendiri, namun dari peralatan makan yang tidak higienis. Kasus
ini sering dijumpai di desa dengan korbannya para petani. Biasanya mereka
mengalami keracunan akibat tidak mencuci tangan dengan bersih menggunakan sabun
atau antiseptik, menggunakan alat makan sebagai wadah atau alat bantu di kebun
yang kemudian tidak dibersihkan dengan baik lalu dipakai untuk makan. Keracunan pestisida pun tidak selalu dari makanan,
namun dapat juga dari menghirup pestisida yang menguap atau terjadi kontak
dengan kulit. Dengan berbedanya metode penyebab keracunan oleh
pestisida, tentu akan berbeda pula gejala yang akan timbul.
pestisida, tentu akan berbeda pula gejala yang akan timbul.
Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil, 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Penerbit WR. Yogyakarta
https://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_pangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.