(Gambar 1: Mind Mapping) |
Oleh: Denny Farazumar Arief Kelana (@ProyekJ09, @J11-Denny).
ABSTRAK: Apa itu Industri Hijau? industri yang tidak terlepas dariuasha menciptakan Revolusi Hijau bagi bumi dan Ekonomi Hijau yang sangat di idamkan bumi saatini untuk melawan kerusakan selanjutnya. Bumi yang sehat tergantung pada keberhasilan IndustriHijau yang di ciptakan manusia.
Kata Kunci: Industri, Hijau, Bumi, Sehat, Konsep, Aplikasi, Inovasi.
KONSEP INDUSTRI HIJAU.
Industri Hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan Industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Dalam penerapannya, Industri Hijau dapat memanfaatkan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi, tidak kurang dan tidak lebih supaya bahan baku tersebut dapat dimanfaatkan secara efisien dan pemakaiannya secara efektivitas.
INOVASI INDUSTRI HIJAU.
Menurut FSS (2016), berbagai peluang bisnis bidang lingkungan (yang berkaitan dengan penerapan Industri Hijau) antara lain dalam bidang:
Adapun di Indonesia aplikasi Industri Hijau yang telah dilakukan antara lain (Kemenperin, 2012):
Adapun strategi dalam aplikasi Industri Hijau meliputi:
Adapun Departemen Perindustrian Thailand pada tahun 2011 meluncurkan Proyek Industri Hijau, terutama dalam mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) untuk mengembangkan usahanya secara berkelanjutan, yaitu dengan mencapai lima tingkat perkembangan Industri Hijau, sebagai berikut (TIR, 2011):
Kata Kunci: Industri, Hijau, Bumi, Sehat, Konsep, Aplikasi, Inovasi.
KONSEP INDUSTRI HIJAU.
Industri Hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan Industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Dalam penerapannya, Industri Hijau dapat memanfaatkan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi, tidak kurang dan tidak lebih supaya bahan baku tersebut dapat dimanfaatkan secara efisien dan pemakaiannya secara efektivitas.
INOVASI INDUSTRI HIJAU.
Menurut FSS (2016), berbagai peluang bisnis bidang lingkungan (yang berkaitan dengan penerapan Industri Hijau) antara lain dalam bidang:
- Efisiensi Energi, yaitu dengan pengurangan konsumsi per unit energi melalui peningkatan efisiensi.
- Energi Terbarukan, yaitu pembangkit listrik atau panas dengan menggunakan sumber energi dari matahari, angin, biomassa, panas bumi atau sumber daya hidro.
- Produksi Cleaner, yaitu meminimalkan limbah dan emisi dari proses industri dan memaksimalkan keluaran produk.
- Carbon Finance, yaitu menyangkut keuangan karbon yang menyediakan sumber daya keuangan untuk proyek-proyek atau program yang berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) yang diverifikasi dan dijual di pasar karbon global.
- Rantai Pasok Berkelanjutan, yaitu menyangkut pengelolaan isu lingkungan dan sosial di seluruh rantai pasok dan menggabungkan standar keberlanjutan antara off-taker dan pemasok, sekaligus memaksimalkan output produk, serta menyediakan akses untuk membiayai pemasok kecil.
Adapun di Indonesia aplikasi Industri Hijau yang telah dilakukan antara lain (Kemenperin, 2012):
- Penggunaan mesin ramah lingkungan melalui program restrukturisasi permesinan untuk industri tekstil dan produk tekstil, alas kaki, dan gula: program ini memberikan dampak yang signifikan berupa penghematan penggunaan energi sampai 25%, peningkatan produktivitas sampai 17%, peningkatan penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan efektivitas giling pada industri gula;
- Penerapan produksi bersih dengan memberikan pelatihan kepada pelaku industri dan aparatur, menyusun pedoman tekniis produksi bersih untuk beberapa komoditi industri dan bantuan teknis kepada beberapa industri;
- Kebijakan teknis, yaitu perlindungan terhadap lapisan ozon melalui kontrol penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO) secara bertahap. (Peraturan Menteri Perindustrian No. 33 Tahun 2007: larangan Memproduksi Bahan Perusak lapisan Ozon serta Memproduksi yang menggunakan BPO);
- Penyusunan Data Inventori Emisi CO2 equivalent di 700 perusahaan dari delapan sektor industri untuk penetapan baseline emisi GRK;
- Penyusunan Grand Strategi Konservasi Energi;
- Implementasi Konservasi energi pada 35 perusahaan industri baja dan 15 perusahaan industri pulp dan kertas;
- Penyusunan Pedoman Teknis Penurunan Emisi GRK pada industri Semen;
- Himbauan kepada sektor industri agar lebih memanfaatkan mekanisme pembangunan bersih ("Clean Development Mechanism" atau CDM);
- Pemberian penghargaan industri hijau: Tahun 2010 kepada 9 perusahaan industri; Tahun 2011 kepada 10 perusahaan industri;
- Program Re-use air limbah hasil pengolahan pada industri Penyamakan Kulit di sentra industri Magetan;
- Program pengembangan biogas dari limbah industri tahu.
Adapun strategi dalam aplikasi Industri Hijau meliputi:
- Mengembangkan kerjasama internasional terkait perumusan kebijakan dan pendanaan dalam pembangunan dan pengembangan industri hijau.
- Memperkuat kapasitas institutional untuk mengembangkan industri hijau.
- Membangun koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
- Mempromosikan atau mensosialisasikan kebijakan dan regulasi teknis yang berkaitan dengan industri hijau (meliputi bahan baku, proses produksi, teknologi dan produk yang ramah lingkungan).
- Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, transfer teknologi, dan memperkuat riset dan pengembangan.
Adapun Departemen Perindustrian Thailand pada tahun 2011 meluncurkan Proyek Industri Hijau, terutama dalam mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) untuk mengembangkan usahanya secara berkelanjutan, yaitu dengan mencapai lima tingkat perkembangan Industri Hijau, sebagai berikut (TIR, 2011):
- Level 1) Green Commitment, dapat dicapai dengan oleh setiap perusahaan industri atau pabrik yang membuat komitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dari kegiatannya dan melakukan komunikasi internal untuk mempromosikan hal tersebut.
- Level 2) Green Activity, dapat tercapai ketika pabrik atau perusahaan industri mengadopsi kegiatan khusus yang dapat mengurangi dampak lingkungan dari kegiatannya.
- Level 3) Green System, dapat tercapai ketika perusahaan memiliki sistem pengelolaan lingkungan hidup, yang meliputi tindak lanjut, penilaian dan ulasan untuk pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu mendapatkan pengakuan atau penghargaan untuk karyanya yang berkaitan dengan lingkungan tersebut.
- Level 4) Green Culture, dalam hal ini semua orang yang ada di perusahaan atau organisasi bekerja sama dalam menciptakan kesadaran lingkungan, dan menjadikannya sebagai bagian dari budaya organisasi.
- Level 5) Green Network, merupakan tingkat tertinggi, dapat dicapai ketika perusahaan atau organisasi bekerja untuk memperluas jaringan lingkungan mereka dengan tetap mempertahankan rantai pasokan yang hijau. Selain itu juga mempromosikan kebijakan industri hijau kepada semua mitra usaha atau pemasok.
- (Hidayat, Atep Afia dan Kholil, Muhammad. 2018. KIMIA DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN INDUSTRI. Yogyakarta: Wahana Resolusi).
- (Mulya, Rudini. Tahun tidak ada. Apa itu Industri Hijau. srcibd.com Dalam: https://www.scribd.com/document/105397640/Apa-Itu-Industri-Hijau-Rudini-Mulya diakses tanggal 10 Desember 2018).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.