Oleh : Ivan Bontor Banadotama(41618010047), M. Fadilah(41618010049), Aldian
Abstrak :
Termodinamika merupakan salah satu alat konseptual yang
berguna dalam memahami sains. Paradigma utama termodinamika adalah kesemestaan hokum
– hukumnya sehingga banyak kesimpulan fisik dapat diedukasi dari beberapa hukum
termodinamika. Melalui hukum termodinamika dapat diketahui bahwa suatu proses
kimia akan terjadi atau tidak mungkin terjadi pada kondisi tertentu, sehingga
dapat menghemat banyak waktu dan biaya.
Kata Kunci : Termodinamika
Pengertian
1. Termodinamika
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana Thermos yang
artinya panas dan Dynamic yang artinya perubahan. Termodinamika adalah suatu
ilmu yang menggambarkan usaha untuk
mengubah kalor (perpindahan energi yang disebabkan perbedaan suhu) menjadi
energi serta sifat-sifat pendukungnya. Termodinamika berhubungan erat dengan
fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
2.
Termokimia
Termokimia merupakan ilmu kimia yang
mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi
atau proses kimia dan fisika.
Sistem – sistem termodinamika dan termokimia
1. Sistem terbuka
Sistem
yang menyebabkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda
(materi) dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan yang
melibatkan adanya suatu aliran massa kedalam atau keluar sistem seperti pada
kompresor, turbin, nozel dan motor bakar. Sistem mesin motor bakar yaitu ruang
didalam silinder mesin, dimana campuran bahan bahan bakar dan udara masuk
kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem. Pada sistem terbuka ini, baik
massa maupun energi bisa melintasi batas sistem yang sifatnya permeabel. Dengan
demikian, pada sistem ini volume dari sistem tidak berubah sehingga disebut
juga dengan control volume. Perjanjian yang kita gunakan untuk menganalisis
sistem yaitu :
a. Untuk panas (Q)
bernilai positif jika diberikan kepada sistem dan bernilai negatif bila keluar
dari sistem
b. Untuk usaha (W)
bernilai positif jika keluar dari sistem dan bernilai negatif jika diberikan
(masuk) kedalam sistem.
2. Sistem tertutup
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi
(panas dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem
tertutup terdiri atas suatu jumlah massa yang tertentu dimana massa ini tidak
bisa melintasi lapis batas sistem. Tetapi, energi baik dalam bentuk panas
(heat) maupun usaha (work) bisa melintasi lapis batas sistem tersebut. Dalam
sistem tertutup, walaupun massa tidak bisa berubah selama proses berlangsung,
tapi volume bisa saja berubah disebabkan adanya lapis batas yang bisa bergerak
(moving boundary) pada salah satu bagian dari lapis batas sistem tersebut.
Contoh sistem tertutup yaitu suatu balon udara yang dipanaskan, dimana massa
udara didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah dan energi panas masuk
kedalam masa udara didalam balon.
3. Sistem Terisolasi
Sistem terisolasi ialah sistem yang menyebabkan tidak
terjadinya pertukaran panas, zat atau kerja dengan lingkungannya. Contohnya :
air yang disimpan dalam termos dan tabung gas yang terisolasi. Dalam kenyataan,
sebuah sistem tidak bisa terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti
ada terjadi sedikit pencampuran, walaupun hanya penerimaan sedikit penarikan
gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama
dengan energi yang keluar dari sistem.
Hukum Termodinamika 1 (Kekekalan energi dalam sistem)
“Energi tidak bisa diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi
dapat diubah dari satu bentuk energi ke energi lainnya.” Bunyi Hukum I
Termodinamika. Untuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan
sistem melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam ΔU = Q – W.
Dimana U menunjukkan sifat dari sebuah sistem, sedangkan W dan
Q tidak. W dan Q bukan fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk dalam proses
termodinamika yang bisa merubah keadaan. U merupakan fungsi variabel keadaan
(P,V,T,n). W bertanda positif bila sistem melakukan usaha terhadap lingkungan
dan negatif jika menerima usaha lingkungan. Q bertanda positif jika sistem
menerima kalor dari lingkungan dan negatif jika melepas kalor pada lingkungan. Perubahan
energi dari sebuah sistem hanya tergantung pada transfer panas ke dalam sistem
dan kerja yang dilakukan oleh sistem dan tidak bergantung pada proses yang
terjadi. Pada hukum ini tidak ada petunjuk adanya arah perubahan dan
batasan-batasan lain.
Secara matematis hukum
I termodinamika dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q = ∆U+W
Dengan ketentuan,
jika:
Q(+) → sistem menerima kalor
OR → sistem melepas kalor
W(+) → sistem melakukan usaha
W(-) → sistem dikenai usaha
∆U(+) → terjadi penambahan energi dalam
∆U(-) → terjadi penurunan energi dalam
ΔU = Q − W
Keterangan :
ΔU = perubahan energi
dalam (joule)
Q = kalor (joule)
W = usaha (joule)
Contoh Soal :
Suatu system menyerap
kalor 150 kal dan melakukan kerja 5 l atm, tentukan (dalam j) w, q, dan ∆U sistem
Jawab :
a. Sistem
w = -5 l atm = - 5 x 101,325 J = - 506,625 J
q = 150 kal = 150 x 4,184 J = 627, 60 J
∆U = q + w = 627,60 – 506,625 J = 120,975 J
Reaksi Termokimia :
- Reaksi Eksoterm
Reaksi yang terjadi saat berlangsungnya pelepasan panas atau
kalor. Reaksi panas ditulis dengan tanda negatif.
Contoh : N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) - 26,78
Kkal
Perubahan entalpi pada reaksi ini digambarkan
sebagai berikut:
Menurut hukum kekekalan energi :
Reaksi yang terjadi ketika berlangsungnya penyerapan panas atau
kalor, maka perubahan entalpi reaksi bernilai positif.
Contoh : 2NH3 N2 (g) + 3H2 (g) + 26,78 Kkal
Perubahan entalpi pada reaksi endoterm
dirumuskan sebagai berikut:
Kesimpulan :
Besarnya perubahan entalpi (ΔH) sama dengan besarnya panas reaksi,
tapi dengan tanda berlawanan.
HUKUM TERKAIT TERMOKIMIA
1. Hukum Laplace
Hukum ini dikemukakan oleh Marquis de
Laplace (1749-1827), yang berbunyi : “Jumlah kalor yang dilepaskan pada
pembentukan suatu senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang
diperlukan untuk menguraikan senyawa itu menjadi unsur-unsurnya”.
Contoh :
H2(g) + ½ O2(g) à
H2O(l) ΔH = -68,3 kkal/mol
H2O(l) à H2(g) + ½
O2(g) ΔH = 68,3 kkal/mol
2. Hukum Hess
Hukum ini dikemukakan oleh German
Hess (1840), yang berbunyi : “Bila suatu perubahan kimia dapat dibuat menjadi
beberapa jalan/cara yang berbeda, jumlah perubahan energi panas keselurahannya
(total) adalah tetap, tidak bergantung pada jalan/cara yang ditempuh”.
Daftar
Pustaka :
Heryansyah,
Tedy. 2017. Pengertuan, prinsip, sistem, hukum, dan rumus beserta contoh soal
lengkap. https://www.gurupendidikan.co.id/termodinamika-pengertian-prinsip-sistem-hukum-dan-rumus-beserta-contoh-soalnya-lengkap/
(Diakses pada 15 November 2017).
Hadi, Abdul.
2015. Pengertian dan penjabaran termokimia. https://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Kajian-Perubahan-Entalpi-Reaksi-Hukum-Termokimia-Adalah.html
(Diakses pada 23 November 2015)
S, Syukri.
1999. Kimia dasar 1. Bandung : Penerbit ITB
Sunarya,
Yayan. 2010. Kimia dasar 1. Bandung : CV. YRAMA WIDYA
@J11-Denny, @J14-Arnando, @J17-Bayu, @Kel-J05.
BalasHapusSoal: Kalor sebanyak 3000 joule ditambahkan sistem dan sistem melakukan usaha 2500 joule pada lingkungan. Perubahan energi pada sistem adalah....
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusJ18-Ivan @J20-Fadilah @kel-J06
BalasHapusDiketahui :
Kalor (Q) = +3000 Joule
Usaha (W) = +2500 Joule
Ditanya : perubahan energi dalam
Jawab :
Aturan tanda :
Q positif jika kalor ditambahkan pada sistem
W positif jika sistem melakukan usaha pada lingkungan
Q negatif jika kalor dilepaskan sistem
W negatif jika lingkungan melakukan usaha pada sistem
Perubahan energi dalam sistem :3000-2500 =500
Energi dalam sistem bertambah 500 Joule