Bayu Anggara Judiansyah (@K04-Bayu)
Risza Kurniawan (K05-Risza)
Faisal Rafi Prayogo (K06-Faisal)
Hukum 2 Termodinamika
Abstrak:
Untuk menjelaskan tidak
adanya reversibilitas para ilmuwan merumuskan prinsip baru, yaitu Hukum II
Termodinamika, dengan pernyataan : “kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang
dingin, kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda
panas”.
Hukum II Termodinamika memberikan
batasan-batasan terhadap perubahan energi yang mungkin terjadi dengan beberapa
perumusan.
- Tidak
mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus, menerima kalor dari
sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi energi atau usaha luas
(Kelvin Planck).
- Tidak
mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus mengambil kalor dari
sebuah reservoir rendah dan memberikan pada reservoir bersuhu tinggi tanpa
memerlukan usaha dari luar (Clausius).
- Pada proses reversibel, total entropi semesta tidak berubah dan akan bertambah ketika terjadi proses irreversibel (Clausius).
Entropi
adalah salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi dalam sistem per
satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan usaha. Mungkin
manifestasi yang paling umum dari entropi adalah (mengikuti hukum
termodinamika), entropi dari sebuah sistem tertutup selalu naik dan pada kondisi
transfer panas, energi panas berpindah dari komponen yang bersuhu lebih tinggi
ke komponen yang bersuhu lebih rendah. Pada suatu sistem yang panasnya
terisolasi, entropi hanya berjalan satu arah (bukan proses
reversibel/bolak-balik). Entropi suatu sistem perlu diukur untuk menentukan
bahwa energi tidak dapat dipakai untuk melakukan usaha pada proses-proses
termodinamika. Proses-proses ini hanya bisa dilakukan oleh energi yang sudah
diubah bentuknya, dan ketika energi diubah menjadi kerja/usaha, maka secara
teoretis mempunyai efisiensi maksimum tertentu. Selama kerja/usaha tersebut,
entropi akan terkumpul pada sistem, yang lalu terdisipasi dalam bentuk panas
buangan.
Entropi
dapat diartikan sebagai ukuran ketidakteraturan. Dalam sistem tertutup
peningkatan entropi diikuti oleh penurunan jumlah energi yang tersedia. Semakin
tinggi entropi, semakin tinggi ketakteraturannya.
- Entropi pada Proses Temperatur Konstan
Jika suatu sistem pada suhu mutlak T mengalami proses reversibel dengan menyerap sejumlah kalor Q maka kenaikan entropi ∆S dapat dituliskan:
∆S
= S2 – S1 = Q/T
Keterangan:
∆S= perubahan entropi (J/K)
S1 = entropi mula-mula (J/K)
S2 = entropi akhir (J/K)
∆S= perubahan entropi (J/K)
S1 = entropi mula-mula (J/K)
S2 = entropi akhir (J/K)
- Entropi pada Proses Temperatur Berubah
Pada proses yang mengalami perubahan temperatur, entropi dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:
∆S = perubahan entropi (J/K)
S1= entropi mula-mula (J/K)
S2 = entropi akhir (J/K)
c = kalor jenis (J/kg K)
m = massa (kg)
T1= suhu mula-mula (K)
T2 = suhu akhir (K)
∆S = perubahan entropi (J/K)
S1= entropi mula-mula (J/K)
S2 = entropi akhir (J/K)
c = kalor jenis (J/kg K)
m = massa (kg)
T1= suhu mula-mula (K)
T2 = suhu akhir (K)
Entropi dapat diciptakan
tetapi tidak dapat dimusnahkan. Berdasarkan postulat ini, entropi yang ada pada
sebuah proses bisa tetap tidak berubah dan bisa pula naik, namun tidak mungkin berkurang.
Entropi hanya bisa tetap tidak berubah pada sebuah proses reversible (s1 = s2).
Contoh sebuah proses reversible adalah ayunan bandul teoritis, dimana sama
sekali tidak ada friksi yang menghambat ayunan. Dengan demikian, jika bandul
diayunkan ke arah kanan sejauh x maka bandul akan kembali ke sebelah kiri
sejauh x pula. Namun dalam kenyataannya, proses semacam ini sangat sulit
ditemui karena friksi – meski hanya sedikit – pasti akan ada. Dalam
kenyataannya, hampir semua proses yang terjadi di alam adalah irreversible.
Dalam sebuah proses irreversible, pasti akan terjadi kenaikan entropi (s2 >
s1).
Mesin Kalor
Sebuah mesin kalor adalah
sesuatu alat yang menggunakan kalor/panas untuk melakukan usaha/kerja. Mesin kalor
memiliki tiga ciri utama:
1.Kalor dikirimkan ke mesin
pada temperatur yang relatif tinggi dari suatu tempat yang disebut reservoar
2. Sebagian dari kalor input
digunakan untuk melakukan kerja oleh working substance dari mesin, yaitu
material dalam mesin yang secara aktual melakukan kerja (e.g., campuran
bensin-udara dalam mesin mobil).
3. Sisa dari kalor input heat
dibuang pada temperatur yang lebih rendah dari
temperatur input ke suatu tempat yang disebut reservoar
Skema Mesin Kalor
Gambar ini melukiskan skema mesin kalor :
1. QH menyatakan besarnya
input kalor, dan subscript H menyatakan hot
reservoir.
2. QC menyatakan besarnya
kalor yang dibuang, dan subscript C merepresentasikan
cold reservoir.
3. W merepresentasikan
kerja yang dilakukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ma’ruf,
Mar’ie Zidan. 2017. Dengan artikel “Hukum II Termodinamika” dan https://oktetkimiacgmail.wordpress.com/2017/12/10/hukum-ii-termodinamika/
. Diakses pada 8 Oktober 2018.
Anonim. 2014.
Dengan artikel “Hukum II Termodinamika” dan http://fisikazone.com/hukum-ii-termodinamika/
. Diakses pada 8 Oktober 2018.
Lohat, San. 2018.
Dengan artikel “Hukum II Termodinamika” dan https://gurumuda.net/hukum-ii-termodinamika.htm
. Diakses pada 8 Oktober 2018.
Min, Mas. 2016.
Dengan artikel “Hukum Termodinamika 1 dan 2,Penjelasan, Rumus dan Contoh
Pembahasan Soal Lengkap!” dan https://www.pelajaran.id/2016/05/hukum-termodinamika-i-dan-iipenjelasan-rumus-dan-contoh-pembahasan-soal.html Diakses pada 8 Oktober 2018.
Wikipedia. 2017.
Entropi dan https://id.wikipedia.org/wiki/Entropi
Diakses pada 8 oktober 2018.
Darmawan,
Alfiansyah. 2017. Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum Kedua Termodinamika dan https://physicsranggaagung.wordpress.com/2017/06/26/mesin-kalor-entropi-dan-hukum-kedua-termodinamika/
Diakses pada 8 Oktober 2018.
@K01-Irvin, @K02-Erlangga, @K03-Syaiful, @KelK01
BalasHapusSuatu system menyerap kalor sebesar 60 kJ pada suhu 27°C. Berapakah peubahan entropi system ini?
Diketahui:
HapusQ = 60 kJ = 60. 000J
T = 27°C = 300 K
Ditanyakan:
Jawab:
∆S= Q/T
∆S= 60.000 j/300 j
∆S= 200 j/k