Oleh : Ivan Bontor Banadotama (41618010047)
Abstraksi
:
Pada
saat ini jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sudah sangat banyak sehingga
menimbulkan masalah dalam pengadaan bahan bakar, karena sebagian harus dibeli
dari luar negeri. Di samping itu juga terdapat kecenderungan dan tekanan
internasional untuk menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan
dapat diperbaharui. Penggunaan metanol sebagai bahan bakar alternatif
memiliki prospek yang baik bila dapat direalisasikan di Indonesia, karena
cukup banyak bahan mentah dan bahan baku yang tersedia di dalam negeri. Namun
demikian hingga saat ini penggunaannya belum direkomendasikan oleh banyak
pihak, karena masih terdapat keraguan akan dampak negatif yang ditimbulkannya
terhadap kinerja mesin, gas buang yang dihasilkan, kerusakan komponen mesin
dan sebagainya. Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai riset untuk
mempelajari efek penggunaan methanol ini.
Kata Kunci : Minyak bumi dan metanol
Apa
sih methanol itu?
Metanol, juga dikenal sebagai metil
alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia
CH3OH. Ia merupakan
bentuk alkohol paling sederhana. Pada "keadaan
atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak
berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih
ringan daripada etanol). Metanol
digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai
bahan aditif bagi etanol industri. Metanol kadang juga disebut sebagai
wood alcohol karena ia dahulu merupakan produk samping dari distilasi kayu. Saat ini metanol dihasilkan
melului proses multi tahap. Secara singkat, gas alam dan uap air dibakar dalam tungku
untuk membentuk gas hidrogen dan karbon monoksida; kemudian, gas
hidrogen dan karbon monoksida ini bereaksi dalam tekanan tinggi dengan bantuankatalis untuk menghasilkan metanol. Tahap
pembentukannya adalah endotermik dan tahap sintesisnya adalah eksotermik.
Kegunaan :
a. Methanol
sebagai bahan bakar
Methanol
adalah bahan bakar yang ramah lingkungan, pembakaran methanol jika dibakar akan
menghasilkan karbon dioksida dan air. Metanol bisa
digunakan sebagai sebuah aditif petrol untuk meningkatkan pembakaran, atau
kegunaannya sebagai sebuah bahan bakar independen (sekarang sementara
diteliti). Kandungan metanol dalam BBM tidaklah dapat melewati 15 % untuk
campuran homogen tanpa menggunakan zat-zat tambahan (Fitrayadi, 2008).. Hal ini
karena produk alkana bersifat nonpolar sedangkan metanol bersifat polar
sehingga kelarutan metanol adalah rendah dalam senyawa alkana (Tim Dosen Kimia
Dasar, 2009). Kandungan metanol paling irit dimana bahan bakar menghasilkan
karbonmonoksida paling sedikit dengan kandungan air seminimal mungkin adalah
pada konsentrasi 5 %. Semakin rendah kadar metanol dalam BBM, maka gas buangan
karbonmonoksida semakin besar tetapi kandungan airnya semakin kecil.
Sebaliknya, semakin tinggi kadar metanol dalam BBM, maka gas buangan
karbonmonoksida semakin kecil tetapi kandungan airnya semakin besar .
Pembakaran semakin sempurna dengan bertambah pendeknya rantai karbon. Dengan mencampurkan metanol ke dalam bahan bakar minyak, maka akan meningkatkan bilangan oktan dari bahan bakar minyak tersebut. Bahan aditif yang dapat ditambahkan dengan metanol agar kelarutannya dalam BBM semakin tinggi antara lain yang terbaik adalah sabun atau detergen (Zenta, 2009).
b. Methanol Sebagai
Bahan Dasar Formalin
Formalin, adalah sebutan dari senyawa kimia formaldehida (juga
disebut metanal), merupakan aldehida berbentuknya gas dengan rumus kimia H2CO.
Formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon. Terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia. Secara industri, formaldehida dibuat dari oksidasi katalitik metanol. Katalis yang paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum serta vanadium. Dalam sistem oksida besi yang lebih sering dipakai (proses Formox), reaksi metanol dan oksigen terjadi pada 250 °C dan menghasilkan formaldehida, berdasarkan persamaan kimia : 2CH3OH + O2 → 2H2CO + 2H2O. Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan, Formaldehida dikenal dengan nama formalin dan dimanfaatkan sebagai pembersih; lantai, kapal, gudang dan pakaian.
Pengembangan :
1. Kendaraan Fuel
Cell
Di negara-negara maju, fuel cell telah berkembang secara pesat.
Saat ini, penelitian dan pengembangan proton exchange membrane fuel cell
(PEMFC) sedang diarahkan sebagai mesin kendaraan bermotor. Beberapa produsen
mobil seperti BMW, Nissan, Toyota, Ford, Daimler Chrysler, dan Mazda telah
berhasil membuat prototip mobil listrik yang disebut Fuel Cell Vehicles (FCVs)
dengan bahan bakar metanol. Mesin mobil prototip ini umumnya masih menggunakan
metanol secara tidak langsung karena masih memakai reformer untuk merubah
metanol menjadi hidrogen murni. Pada sistem ini reformer menjadi masalah oleh
karena itu mulai dikembangkan direct methanol fuel cell (DMFC) tanpa adanya
reformer. Mesin mobil DMFC tinggal menunggu penyempurnaan secara teknik maupun
ekonomi sebelum diluncurkan ke pasaran.
Penjualan kendaraan fuel cell akan membuka secara luas pasar
metanol di dunia, diperkirakan peningkatan kebutuhan metanol sampai dengan
tahun 2020 sebesar 34,175 milyar gallon atau 3 kali produksi metanol saat ini
12,5 milyar galon. Ini akan merupakan peluang bisnis yang sangat menjanjikan
bagi negara-negara produsen metanol. Indonesia sebagai salah satu produsen
metanol dengan kapasitas produksi 330 juta galon per tahun, dapat memanfaatkan
kesempatan ini untuk menambah kapasitas produksi dan volume penjualan.
2. Direct Metanol
Fuel Cell (DMFC)
DMFC merupakan fuel cell jenis proton exchange membrane (PEM) yang
merubah secara langsung metanol menjadi energi listrik melalui suatu proses
kimia. Prinsip kerja DMFC adalah metanol dan air bereaksi pada anoda
menghasilkan karbon dioksida, proton, dan elektron. Selanjutnya proton
bermigrasi melalui elektrolit polimer (misal Nafion) menuju katoda kemudian
bereaksi dengan oksigen dari udara menghasilkan air. Pada umumnya DMFC
beroperasi pada temperatur sekitar 80 C dengan efisiensi antara 40 – 50 %.
Sampai saat ini masih ada berbagai kelemahan pengunaan DMFC baik
dari segi biaya produksi maupun dari segi teknik. Berdasarkan data tahun 1999
biaya pembangkitan listrik DMFC per 1 kW masih sekitar 550 USD. Ongkos produksi
yang tinggi ini terus ditekan agar mencapai harga 50 USD atau kurang dari nilai
tersebut sehingga cukup kompetitif dengan mesin pembakaran internal (internal
combustion engine ICE). Diharapkan pada kurun waktu antara tahun 2000 – 2003
akan dapat dicapai nilai 50 USD/ kW. Kelemahan teknis yang masih menjadi kendala
ialah adanya metanol yang melintas melalui polimer elektrolit menuju katoda.
Hal ini secara langsung akan menurunkan efisiensi dan unjuk kerja DMFC. Untuk
mereduksi kelemahan teknis itu, saat ini sedang difokuskan penelitian dan
pengembangan untuk mendapatkan bahan penghalang yang lebih maju untuk
membendung metanol yang melintas.
3. Mobil Fuel Cell
Mobil Fuel cell atau Fuel Cell Vehicles FCVs, merupakan kendaraan
bermotor dengan mesin penggerak fuel cell. Dalam pengembangannya FCVs diarahkan
pada kendaraan bermotor dengan bahan bakar metanol atau Methanol Fuel Cell
Vehicles MFCVs. Sasaran utama pengembangan ini adalah pada penggunaan mesin
berteknologi DMFC. Kendaraan bermotor dengan mesin penggerak direct methanol
fuel cell (DMFC) ini disebut Direct Methanol Fuel Cell Vehicles, DMFCVs.
Ada banyak keuntungan dari penggunaan teknologi fuel cell untuk kendaraan
bermotor, antara lain ramah lingkungan, bersih, lebih aman, dan resiko yang
relatif kecil. FCVs sangat kecil melepaskan COx dan NOx ke lingkugan dan
mempunyai resiko kebakaran yang cukup kecil dibandingkan dengan mobil mesin
bakar internal ICE (internal combustion engine). Satu hal yang cukup
mengesankan adalah unjuk kerja FCVs sangat baik saat berjalan dan berhenti. Hal
ini tidak dimiliki oleh mobil dengan sistem mesin konvensional ICE. Dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Argonne National Laboratory diperkirakan bahwa
mobil fuel cell mempunyai efisiensi energi 2,1 -2,6 kali lebih besar dari mobil
ICE sedangkan data menurut The Pembina Institute diperkirakan 1,76 kali lebih
besar dari sistem ICE .
MFCVs merupakan mobil masa depan yang sangat menjanjikan dengan
berbagai keunggulan dibanding dengan mobil konvensional ICE. Mobil fuel cell
mempunyai efisiensi energi antara 2,1 – 2,6 kali lebih besar dari mobil ICE.
Dari hasil penelitian California Air Resources Board (CARB) mobil ini sangat
ramah lingkungan karena sangat sedikit melepaskan gas karbon oksida, NMOG (non
methane organic gases) dan NOx ke lingkungan.
Dampak bagi kesehatan :
Keracunan
alkohol merupakan akibat dari ketidaktahuan masyarakat akan dampak dari
mencampur bermacam-macam zat kedalam minuman keras terutama yang telah
menimbulkan korban adalah zat metanol. Sejarahnya alkohol merupakan minuman
yang cukup aman di konsumsi hingga suatu saat orang mencoba memasukkan berbagai
macam zat ke alkohol untuk menimbulkan rasa tersendiri. Efek dari mengkonsumsi
metanol diantaranya hilangnya penglihatan dan asidosis metabolik. Bila
mengkonsumsi berlebih bahkan menyebabkan kematian. Metanol bagi tubuh
sebenarnya tidak berefek namun hasil konversi dari metanol, yaitu asam format,
yang menurut penelitian merupakan zat yang bertanggung jawab atas gejala pada
keracunan metanol. Asam format terbentuk dari metabolisme formaldehid yang
berikatan dengan aldehid dehidrogenase, dimana formaldehid terbentuk dari
proses oksidasi metanol dengan enzim alkohol dehidrogenase. Asam format secara
lambat akan diubah oleh asam folat menjadi air dan karbondioksida sehingga
akumulasi ke dalam tubuh lebih cepat daripada konversi tersebut.
Efek
terhadap lingkungan dan mesin :
Metanol
telah digunakan sebagai bahan bakar alternatif kendaraan bermotor melalui
peraturan pemerintah Tiongkok. Hal
ini karena di negara ini metanol telah diteliti, diuji coba dan menunjukkan
prospek yang baik untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif, baik dengan
pencampuran menggunakan bio products untuk menghasilkan bio-fuel atau dengan
pencampuran menggunakan bensin. Metanol
sebenarnya merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dapat mengatasi
masalah pencemaran lingkungan dan diversifikasi bahan bakar. Metanol memiliki
kemampuan untuk dapat diatomisasi, diinjeksi, dicampur serta memiliki kandungan
oksigen yang cukup tinggi. Kandungan oksigen ini diperlukan sebagai syarat
terjadinya proses oksidasi bahan bakar di ruang bakar, sehingga dapat
meningkatkan efisiensi termal dan menurunkan emisi gas buang. Selain itu
metanol memiliki dampak negatif yang lebih kecil terhadap lingkungan
dibadingkan dengan bahan bakar bensin dan solar. Hal ini disebabkan karena
sifat metanol yang dapat bercampur sempurna dengan air, terdegradasi cepat di
atmosfir, dan dapat terurai pada permukaan air dan di bawah tanah. Metanol juga
memiliki rantai karbon yang jauh lebih pendek dibandingkan etanol sehingga
dapat terbakar lebih sempurna dan melepaskan gas karbon monoksida (CO) yang
lebih sedikit. Di sisi lain, metanol
memiliki keunggulan dibandingkan bahan bakar bensin, diantaranya mampu
menaikkan kinerja mesin dan mereduksi gas buang hasil pembakaran.
Sejauh ini,
penelitian eksperimental telah mengklaim bahwa pencampuran bahan bakar etanol
atau metanol dapat mengurangi emisi gas buang dan meningkatkan kinerja
dibandingkan dengan mesin berbahan bakar bensin. Metanol mengandung oksigen
sebesar 50%, sehingga ketika ditambahkan ke dalam bensin, campuran bahan bakar
mengandung lebih banyak oksigen, yang dapat menurunkan emisi karbon monoksida
(CO). Metanol juga dianggap salah satu bahan bakar yang paling menguntungkan
untuk mesin. Alasannya adalah bahwa metanol adalah bahan bakar cair dan mirip
dengan bensin dan solar dalam aspek penggunaan, penyimpanan dan transportasi.
Selain itu, metanol juga dapat diproduksi dari bahan baku yang banyak tersedia
seperti batubara, gas alam dan bio-mass. Metanol merupakan bahan bakar
yang baik untuk mesin Otto. Kelebihannya yaitu efisiensi yang lebih tinggi,
daya spesifik dan emisi yang lebih rendah.
Kesimpulan :
Pencampuran metanol ke dalam bahan bakar bensin, pada mesin
dengan sistem injeksi bahan bakar, tidak menurunkan nilai torsi dan daya.
Selain itu penggunan methanol terhadap lingkungan memiliki dampak yang positif
karena sifat metanol yang dapat bercampur sempurna dengan air, terdegradasi
cepat di atmosfir, dan dapat terurai pada permukaan air dan di bawah tanah.
Daftar Pustaka :
Abdi, Sandy. 2011. METANOL SEBAGAI
BAHAN BAKAR ALTERNATIF.
http://chemistrysandyabdikusumah.blogspot.com/2011/05/metanol-sebagai-bahan-bakar-alternatif_08.html
(Diakses pada 8 Mei 2011)
Risnawati, Erni. 2009. KEGUNAAN
METANOL DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI.
(Diakses pada 12 Desember 2009)
Sinaga, Nazaruddin. Dan Rifal. 2017. Pengaruh Komposisi Bahan Bakar Metanol-Bensin Terhadap Torsi Dan
Daya Sebuah Mobil Penumpang Sistem Injeksi Elektronik 1200 CC.
(Diakses pada 16 September 2017)
Wikipedia.
2016. Metanol.
(Diakses 10 Oktober 2016)
Dzikrillah,
Diki. 2013. PENGARUH PERBEDAAN WAKTU PEMBERIAN METANOL 50% PER ORAL TERHADAP
TINGKAT KERUSAKAN RETINA MENCIT BERDASARKAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI.
(Diakses 3 Oktober 2013)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.