Lintang Gurun Cahyo
@J09-Lintang
Apa hubungannya industri tekstil dengan kimia? Manusia menciptakan tekstil karena mereka ingin membuat sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya karena mereka merasa malu. Pada awalnya manusia masih menggunakan bahan bahan alami yang tersedia. Namun, tekstil saat ini telah meniliki banyak inovasi dan menggunakan bahan bahan buatan yang terbiat dari zat kimia.
Kata Kunci : Tekstil, Inovasi Tekstil
Tekstil merupakan bahan kebutuhan pokok manusia yang ada sejak awal peradaban manusia. Dimana pada saat itu untuk membuat bahan tekstil, manusia masih memanfaatkan bahan bahan alami seperti, kulit pohon dan kulit binatang. Seiring berjalannya waktu, manusia mulai berpikir bagaimana membuat produk tekstil yang nyaman dipakai oleh manusia, lalu manusiajuga mulaimemikirkan bagaimana cara memproduksi tekstil dalam jumlah yang besar.
Industri tekstil pun mulai muncul pertama kali di Eropa pada tahun 400-1500. Produk yang di produksi berbahan wol dan sutera. Perkembangan penting industri tekstil terjadi setelah abad pertengahan. Tapi, kemajuan terhebat berlangsung saat Revolusi Industri ke-1. Revolusi Industri memang berkaitan dengan revolusi industri tekstil. Ini karena membanjirnya penemuan baru di Inggris yang berakibat melonjaknya produksi benang dan kain. Salah satu penemuannya adalah ditemukannya alat pintal yang dapat meningkatkan jumlah produksi pada tahun 1776.
Dikutip dari laman “artikelkuningan.blogspot.com” Hampir sepanjang sejarah, orang hanya menggunakan serat alam. Namun pada 1884 ahli Kimia Prancis Hilaire Chardonnet mengembangkan cara praktis menghasilkan serat buatan. Serat yang kini dikenal sebagai rayon pertama kali dihasilkan di AS tahun 1910 dan disebut sutera buatan. Wallace H. Corothers, ahli Kimia Amerika, mengembangkan nilon pada pertengahan 1930-an. Sedangkan tahun 1940-1950 mulai diperkenalkan serat buatan lain seperti polyester dan acrylic. Berbeda dengan serat alami yang pendek, serat buatan atau filamen sangat panjang dan tidak terputus. Selain itu serat buatan biasanya lebih kuat dan elastis.
Saat ini industri tekstil sudah berkembang pesat. Banyak bahan bahan yang digunakan dalam industri tekstil, mulai dari bahan alami hingga bahan imitasi atau buatan demi menunjang kenyamanan pemakai produk tekstil. Produk produk tekstil yang ramah lingkungan merupakan masa depan yang berdasarkan konsep “Go Green”. Salah satu contohnya adalah kerjasama salah satu merek air mineral dan salah satu brand fashion untuk mengadakan proyek “Bottle2Fashion” Proyek ini adalah proyek untuk mengolah limbah botol plastik air mineral menjadi produk tekstil yang nyaman dan tentunya ramah lingkungan. Produk yang dihasilkan antara lain adalah kaos kaki, sarung tangan, dan kaos. Teknologi ini juga masuk ke dunia olahraga. Berbagai brand brand olahraga berlomba lomba untuk menciptakan produk apparel olahraga dari bahan bahan yang ramah lingkungan dengan menggunakan 100% bahan plastik. Bahkan, salah satu klub sepakbola besar di Spanyol telah menggunaknnya.
Ada lagi teknologi tekstil yang lain yang masih menggunakan bahan kimia. Teknologinya yaitu Nanoteknologi. Apa itu nanoteknologi? Menurut sumber yang saya dapat, nanoteknologi adalah “Nanoteknologi adalah teknologi yang menekankan pada pemahaman dan perubahan struktur suatu benda dalam skala lebih kecil daripada sepersejuta millimeter atau pada skala lebih kurang sama dengan lebarnya 10 atom hydrogen. Kata nano sendiri berasal dari bahasa yunani yang berarti 10-9 (satu per satu milyar). 1 nanometer (nm) sama dengan 10-9 meter. Nanoteknologi merupakan teknologi yang melibatkan atom dan molekul dengan ukuran lebih kecil dari 1000 nanometer. Itu berarti ukurannya bisa mencapai 100.000 kali lebih kecil dari diameter sehelai rambut manusia. Walaupun suatu material nano berukuran sangat kecil, namun memiliki kekuatan, ketahanan dan kapabilitas yang luar biasa. Hal ini disebabkan oleh adanya berbaga daya dan juga ikatan pada nano tersebut sseperti daya tarikan van der waals, ikatan hydrogen, cas electron, ikatan ionic, ikatan kovalen, kehidrofoban, kehidrofilan dan penerowongan mekanika kuantum”. Teknologi ini memungkinkan bahan tekstil yang digunakan akan menjadi lebih higenis karena dengan teknologi ini, membuat bahan menjadi anti bakteri. Kenapa nanoteknologi? Karena ukuran nano adalah ukuran yang hampir sama dengan bakteri sehingga membuatnya menjadi lebih kuat dan efisien dalam membasmi bakteri.
Selain dalam bahan tekstil, bahan kimia juga menjadi kebutuhan dalam pewarna tekstil. Pewarna yang digunakan dalam industri tekstil yang awalnya menggunakan bahan alami kini menjadi bahan kimia yang lebih mudah didapatkan. Beberapa pewarna tekstil adalah :
1. Pewarna Asam (Acid Dyes).
2. Pewarna Basa (Basis Dyes)
3. Pewarna Langsung (Direct Dyes)
4. Pewarna Mordant (Mordant Dyes).
5. Pewarna Bejana (Vat Dyes).
6. Pewarna Reaktif (Reactive Dyes).
7. Pewarna Dispersi (Disperse Dyes).
8. Pewarna Azo (Azo Dyes/ Naphtol è Hati- hati bersifat Carcinogen/ pencetus kanker)
9. Pewarna Belerang (Sulphure Dyes).
Kesimpulannya adalah, seiring perkembangan zaman, tekstil pun turut berkembang dengan teknologi teknologi yang mutakhir dan ramah lingkungan. Tak bisa dipungkiri memang kemajuan teknologi yang sangat pesat, tapi alangkah baiknya kita bisa menggunakan kemajuan teknologi dengan hasil yang positif.
Daftar Pustaka :
@J17-Bayu
BalasHapusMateri yang dipilih bagus dan informatif. Untuk daftar pustaka atau referensi kurang bisa dipertanggungjawabkan. Saran saya gunakan referensi yang lebih bisa dipertanggungjawabkan
(78)
untuk penataan penulisan juga harap dirapihkan
Hapus@J11-Denny
BalasHapusKritik: Diawal artikel tidak memakai paragraf.
Saran: Artikel dapat diringkas agar memudahkan pembaca.
Komentar: Dalam kesimpulan yang penulis buat, Tekstil berkembang seiring waktu dengan teknologi yang mutakhir dan ramah lingkungan, namun industri tekstil masih mempunyai dampak negatif yang ditimbulkan seperti limbah cair kimia.
Poin dari saya: 79.