Nama : Ivan Bontor B
Muhamad Fadilah
Oleh : Kelompok 6
1.
Hukum
Konservasi Massa
Hukum konservasi massa atau
dikenal juga sebagai Hukum Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari
suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam
sistem tersebut (dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama). Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum konservasi
massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa
dari reaktan harus sama dengan massa produk.
Contoh Soal :
Dalam wadah tertutup 4 gram logam Natrium dibakar denagn
oksigen menghasilkan natrium oksida, jika massa natrium oksida yang dihasilkan
adalah 5,6 gram, berapakah massa oksigen yang dibutuhkan ?
Solusi :
mNa = 4 gram
mNaO = 5,6 gram
Berdasarkan hukum kekekalan massa maka massa
sebelum reaksi = massa sesudah reaksi
mNa +mO2 = mNaO
mO2
= mNaO – mNa
= (5,6 – 4) gram
= 1,6 gram
2.
Hukum
Komposisi Tetap (Hukum Proust)
Hukum perbandingan tetap atau yang disebut
juga hukum hukum Proust dijelaskan oleh ahli kimia Perancis Joseph Lois Proust
pada tahun 1799. Berdasarkan penelitiannya terhadap berbagai senyawa Proust
menyatakan dalam senyawa murni perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya
selalu tetap. Senyawa yang sama meskipun diperoleh dengan cara yang berbeda
ataupun dari daerah yang berbeda perbandingan unsur-unsur dalam senyawa
tersebut selalu tetap.
Misalnya perbandingan karbon dan oksigen dalam
karbondioksida adalah 3 : 8. Perbandingan ini selalu tetap dimanapun
karbondioksida berada. Jadi karbon dioksida di Atambua, Malang, Surabaya maupun
Jakarta perbandingan C : O selalu 3 :8. Demikian juga karbon yang disintesis
dengan karbondioksida yang ada secara alamij tetap memiliki perbandingan 3:8.
Contoh Soal
Dalam ruang tertutup 75 gram karbon dibakar secara
sempurna dalam 250 gram oksigen menghasilkan karbondioksida. Perbandingan massa
karbon dan oksigen dalam CO2 adalah
3 : 8.
a. Berapa massa CO2 yang dihasilkan
b. Pereaksi mana
yang tersisa dan berapa massanya
Pembahasan
Perbandingan massa C : O = 3 : 8. Karbon dibakar sebanyak
75 gram. Agar semua karbon terbakar maka dibutuhkan oksigen sebanyak
Atau agar semua
oksigen digunakan maka dibutuhkan karbon sebanyak
Hal ini tidak
mungkin karena karbon yang tersedia hanya 75 gram.
a. Massa karbon yang dibakar sebanyak 75 gram dan massa
oksigen sebesar 200 gram, maka massa CO2 yang dihasilkan adalah 75 g C + 200 g
O2 = 275 g CO2
b. Massa pereaksi yang tersisa adalah oksigen yakni (250
– 200) gram = 50 gram.
3. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)\
Jika
pembakaran karbon dilakukan pada suhu tinggi dan pasokan O2 kurang
maka akan terbentuk gas CO. Sedangkan apabila pembakaran dilakukan pada suhu
lebih rendah dan pasokan O2 berlebih maka akan terbentuk gas CO2. Fenomena
unsur-unsur yang dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa ini kemudian
diteliti oleh seorang kimiawan Inggris bernama John Dalton (1766 – 1844). Berdasarkan hasil
eksperimennya, John Dalton merumuskan Hukum Kelipatan Perbandingan atau
Hukum Perbandingan Berganda yang bunyinya adalah sebagai berikut. “Jika dua
jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa dan jika massa – massa
salah satu unsur dalam senyawa – senyawa tersebut sama sedangkan massa unsur – unsur lainnya
berbeda, maka perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa – senyawa tersebut
merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Contoh Soal :
Perbandingan massa N dan
O dalam senyawa NO dan NO2 adalah sebagai berikut.
Senyawa
|
Massa Pembentuk (gram)
|
|
N
|
O
|
|
NO
|
21
|
24
|
NO2
|
28
|
64
|
Buktikan apakah kedua
rumus senyawa tersebut memenuhi Hukum Kelipatan Perbandingan?
Jawab
Jika massa N pada
senyawa NO disamakan dengan massa N pada senyawa NO2 yaitu 28
gram, maka massa O pada NO dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
Massa O pada NO = 28/21 ×
24 gram = 32 gram
Dengan demikian,
perbandingan massa menjadi seperti berikut.
Senyawa
|
Massa Pembentuk (gram)
|
|
N
|
O
|
|
NO
|
28
|
32
|
NO2
|
28
|
64
|
Dari perbandingan ini,
untuk perbandingan massa N yang sama ternyata perbandingan massa oksigennya 32
: 64 atau 1 : 2 yang merupakan bilangan bulat dan sederhana. Dengan demikian, kedua
rumus tersebut telah memenuhi Hukum Kelipatan Perbandingan.
4. Hukum Perbandingan Volume
Gay Lussac merumuskan Hukum Perbandingan
Volume (Hukum Gay-Lussac) yang bunyinya adalah seabagai berikut.
Pada suhu dan tekanan yang sama (tetap),
perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi
merupakan bilangan bulat dan sederhana.
|
Koefisien reaksi dalam persamaan reaksi tersebut
menyatakan perbandingan volume gas pada temperatur dan tekanan yang sama.
Perhitungan volume gas-gas pereaksi atau hasil reaksi berdasarkan Hukum Gay
Lussac juga dapat dinyatakan:
"Perbandingan koefisien dalam reaksi kimia =
perbandingan volume pada keadaan suhu dan tekanan yang sama."
Contoh
soal 1:
Reaksi N2(g) + 3 H2(g) → 2 NH3(g). Jika volume
nitrogen yang bereaksi 2 liter, berapakah volume hidrogen yang dibutuhkan dan
volume amonia yang terbentuk pada kondisi suhu dan tekanan yang sama?
Jawaban:
Perbandingan
volume N2 : H2 : NH3 = 1 : 3 : 2. Jika volume N2 = 2 liter maka
Jadi, volume hidrogen yang dibutuhkan adalah 6 L dan
volume amonia yang terbentuk adalah 4 L.
5. Teori Molekul dari Avogadro
Hukum Avogadro merupakan aturan gas eksperimental
yang menghubungkan volume gas dengan jumlah molekul yang ada. Hukum Avogadro
menyatakan bahwa pada kondisi suhu & tekanan yang sama, volume gas yang
sama akan mengandung jumlah molekul yang sama. Hukum Avogadro berbunyi :
"Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas
yang volumenya sama mengandung jumlah mol yang sama"
Untuk suatu massa dari gas ideal, volume dan mol gas
secara langsung akan proporsional jika suhu dan tekanannya konstan. Persamaan
tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
atau
Dimana:
V adalah volume gas
n adalah jumlah zat dari gas (dalam satuan mol)
k adalah konstanta yang sama dengan RT/P, di mana R
adalah konstanta gas universal, T adalah suhu Kelvin, dan P adalah tekanan.
Sebagai suhu dan tekanan yang konstan, RT/P juga konstan dan disebut sebagai k.
Ini berasal dari hukum gas ideal.
Hukum ini menjelaskan bagaimana dalam kondisi
suhu, tekanan, dan volume gas yang sama pasti mengandung jumlah molekul yang
sama. Untuk membandingkan substansi yang sama di bawah dua set yang kondisinya
berbeda, hukum ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
Persamaan ini menunjukkan bahwa,
jika jumlah mol gas meningkat, volume gas juga akan meningkat secara
proporsional. Dan sebaliknya, jika jumlah mol gas berkurang, maka volume juga
menurun.
Contoh Soal :
1. Sebanyak 35 L gas karbon dioksida
mengandung 4,5 x 1023 molekul pada suhu dan tekanan yang sama, tentukan :
a. Jumlah molekul 7 L gas hidroge
b. Volume gas amoniak yang mengandung 9 x
1023 molekul
Jawaban :
a. Jumlah molekul
H2 = (volume H2) / (Volume CO2) X jumlah molekul CO2
= (7 L) / (35
L) X 4,5 x 1023 molekul
= 0,9 x
1023 molekul
= 9 x
1022 molekul
Jadi 7 L hidrogen
mengandung 9 x 1022 molekul
b. Volume NH3
= (jumlah molekul NH3)/(jumlah molekul CO2) X volume CO2
= 9 x
1023 molekul / 4,5 x 1023 molekul X 35 L
= 70 L
Jadi 9 x
10 23 molekul gas amoniak memiliki volume sebesar 70 L
Daftar
Pusaka :
kak main mapp nya lain kali kasir warna nya, yang lain nya sudah bagus (80)
BalasHapus@J11-Denny, @J14-Arnando, @J17-Bayu, @Kel-J05.
BalasHapusSoal: Kawat tembaga dibakar sehingga terbentuk tembaga oksida (CuO). Perhatikan reaksi berikut.
32g Cu(s) + 8g O2(g) -> 40g CuO(s)
Berapa persen massa atau perbandingan massa unsur Cu : O dalam senyawa CuO?
@J18-Ivan @J20-Fadilah @kel-J06
BalasHapusJawaban
Untuk menentukan persen massa unsur-unsur dalam senyawa adalah dengan cara membandingkan massa unsur terhadap massa senyawanya.
Persen massa Cu dalam CuO = 32/40 × 100% = 80%
Persen massa O dalam CuO = 8/40 × 100% = 20%
Perbandingan massa unsur Cu : O ditentukan dari perbandingan persen massa unsur-unsurnya.
Massa Cu : Massa O = 80% : 20%.
Jadi, perbandingan massa unsur Cu : O = 4 : 1.