@H11-AlKindi
oleh Al Kindi Syah Alam
Abstrak : Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat – pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar, kini kering dan kotor. Keadaan ini apabila tidak segera di tanggulangi dapat membahayakan kesehatan manusia, kehidupan hewan, serta tumbuhan . Perubahan lingkungan udara disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas – gas dan partikel kecil / aerosol) kedalam udara. Zat pencemar masuk kedalam udara dapat secara alamiah (asap kebakaran hutan, akibat gunung berapi, debu meteorit, dan pancaran garam dari laut) dan aktivitas manusia (transportasi, industri pembuangan sampah).
Pencemaran
udara merupakan masalah yang memerlukan perhatian khusus, khususnya untuk
daerah-daerah kota besar. Pencemaran udara yang ada dapat berasal dari asap
kendaraan bermotor, asap pabrik ataupun partikel-partikel yang lain. Saat ini
mulai dilakukan upaya pemantauan pencemaran udara. Dari hasil pemantauan
tersebut diketahui ada beberapa parameter yang cukup memprihatinkan,
diantaranya: debu (partikulat), Sulfur Dioksida (SO2), Oksida nitrogen (NOx),
Carbon dioksida (CO) dan hidrokarbon (HC). Pencemar lainnya adalah timbal (Pb)
yang dikandung dalam bensin (Premium). Keberadaan timbal (Pb) di udara dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia.
Kata Kunci:
Pencemaran Udara, Emisi gas Buang
Isi : Pencemaran udara merupakan masalah yang
memerlukan perhatian khusus, khususnya untuk daerah-daerah kota besar.
Pencemaran udara yang ada dapat berasal dari asap kendaraan bermotor, asap
pabrik ataupun partikel-partikel yang lain. Saat ini mulai dilakukan upaya pemantauan
pencemaran udara. Dari hasil pemantauan tersebut diketahui ada beberapa
parameter yang cukup memprihatinkan, diantaranya: debu (partikulat), Sulfur
Dioksida (SO2),
Oksida nitrogen (NOx), Carbon dioksida (CO) dan hidrokarbon (HC). Pencemar
lainnya adalah timbal (Pb) yang dikandung dalam bensin (Premium). Keberadaan
timbal (Pb) di udara dapat membahayakan bagi kesehatan manusia.
Pencemaran udara akan terus berlangsung
sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan semakin berkembangnya kehidupan
ekonomi, masyarakat akan semakin banyak menggunakan bahan-bahan berteknologi
tinggi yang dapat menimbulkan pencemaran udara seperti motor dan mobil. Hal ini
memberikan kontribusi besar dalam menurunkan kwalitas udara yang dapat
mengganggu kenyamanan, kesehatan dan bahkan keseimbangan iklim global. Hasil penelitian Bapedal (1992) di beberapa
kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya) menunjukkan bahwa kendaraan
bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara. Hal ini dapat dilihat dari
persentase cemaran CO sebesar 98,8%, NOx sebesar 73,4% dan HC sebesar
88,9%, Pb sebesar 100% yang semuanya berasal dari hasil pembakaran kendaraan
bermotor.
A. Emisi Gas
Buang
Emisi gas
buang memang tidak dapat dihilangkan sekaligus, mengingat kebutuhan masyarakat
akan transportasi yang semakin tinggi. Alternatif yang muncul dapat berupa
penggunaan kendaraan yang bebas polusi dengan penggerak listrik, ataupun dengan
memperbaiki ataupun menciptakan system yang lebih ramah lingkungan. Oleh karena
itu, sebagai sumber penghasil emisi, kendaraan yang memperoleh tenaga dari
hasil pembakaran didalam silinder telah mendapatkan sentuhan teknologi tinggi
baik dari penggunaan bahan bakar, mekanisme kerja maupun system kerja yang
lebih efektif dan efisien. Adapun deskripsi gas buang yang dihasilkan mesin
bensin adalah ;
1. Karbon Monoksida (CO; Carbon Monoxide)
Emisi CO
tidak beraroma dan tidak berwarna, namun sangat beracun. Gas ini terbentuk dari
gabungan karbon dan oksigen yang tidak mencukupi untuk membentuk karbon
dioksida (CO2).
CO akan dihasilkan pada saat terjadi pembakaran yang diakibatkan oleh kurangnya
oksigen pada proses pembakaran (campuran bensin dan udara kaya). Emisi CO
diukur dalam satuan % volume. Rata-rata emisi CO pada mesin 4 tak dalam kondisi
normal : 1,5–3,5% untuk mesin dengan karburator , 0,5–1,5% pada mesin dengan
system injeksi (EFI) dan 0,0–0,2% pada mesin EFI dengan Catalis.
2. Nitrogen Oksida (NOx; Nitrogen Oxide)
Nitrogen
dihasilkan akibat adanya N2 (nitrogen) dalam campuran udara dan bahan
bakar, serta suhu pembakaran yang tinggi dari dalam silinder sehingga terjadi
pembentukan NOx. Substansi NOx tidak beraroma, namun terasa
pedih di mata. Emisi NOx diukur dengan satuan ppm. Pada campuran
yang kurus, kadar NOx cenderung meningkat
3. Karbon Dioksida (CO2; Carbon Dioxide)
Semakin
tinggi gas CO2
dalam gas buang mengindikasikan bahwa semakin baik pembakaran
dalam mesin. Sebaliknya, semakin rendah kadar CO2 dalam gas buang
menandakan bahwa efisiensi pembakaran tidak bagus dan berarti pula kinerja
mesin tidak bagus. Akibat lainnya, gas buang CO dan HC berlebihan dan konsumsi
bahan bakar meningkat.
B. Teknologi Penurun Emisi Gas Buang pada Mesin dengan Karburator
Untuk
mengakomodir kebutuhan penurunan emisi, pada beberapa kendaraan yang masih
menggunakan system bahan bakar konvensional telah dikembangkan system yang
dapat menurunkan tingkat emisi pada gas buang. Dengan perlengkapan ini maka
Mutu Emisi yang ditetapkan oleh pemerintah akan dapat tercapai. Adapun
perangkat tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut :
1.
Positive Crankcase Ventilation (PCV)
Terpasang
diantara cover cylinder head dan intake manifold. Fungsi katup PCV adalah untuk
menyalurkan blow-by gas ke dalam ruang bakar agar dapat dibakar kembali.
Sekitar 70−80% gas yang terdapat dalam crankcase/karter berupa HC yang
tidak terbakar dan sisanya 20−30% berupa uap air dan gas asam Sisa tersebut
dapat menyebabkan kerusakan pelumas mesin dan membuat karter berkarat.
2. Fuel Evaporative Emission Control (EVAP) System
Fungsi
sistem ini untuk mencegah agar HC tidak terbuang bebas ke atmosfer. Caranya
dengan menggunakan sebuah charcoal canister (filter karbon) untuk
menyerap HC yang menguap dari tangki bahan bakar dan ruang pelampung di karburator.
3. Throttle Positioner (TP) System
Fungsi
system ini adalah untuk memberikan kesempatan pada throttle valve agar dapat
membuka sedikit ketika terjadi deselerasi. Dengan pembukaan ini pada saat
deselerasi akan memungkinkan pengurangan emisi pada gas buang.
Pada saat
deselerasi, bila throttle valve menutup penuh kevakuman di intake manifold
mendadak tinggi. Akibatnya udara yang masuk sedikit dan campuran menjadi kaya.
Pada waktu bersamaan, kompresi dalam ruang bakar juga menurun. Akibatnya, pembakaran
menjadi tidak stabil (misfiring) sehingga kadar CO dan HC dalam gas
buang meningkat drastis. Untuk mencegah masalah itu, throttle valve harus lebih
terbuka sedikit daripada idle ketika terjadi deselerasi sehingga campuran
terbakar lebih sempurna.
4. Sistem Sirkulasi Ulang Gas Buang (EGR System)
EGR sistem digunakan untuk
mengurangi substansi NOx dalam gas buang. Seperti sudah
dijelaskan, NOx dalam gas buang meningkat seiring dengan kenaikan suhu
dalam ruang bakar karena akselerasi atau mesin dibebani berat. Suhu yang tinggi
menyebabkan sebagian N2 (nitrogen) bereaksi dengan O2 (oksigen). Cara
terbaik mengurangi substansi NOx dalam gas buang dengan menahan suhu dalam
ruang bakar tetap rendah. Gas buang berisi karbon dioksida (CO2) dan
uap air (H2O),
keduanya merupakan inert gas yang tidak bisa bereaksi dengan oksigen (O2).
Sistem EGR memasukkan gas buang kembali ke intake manifold, dengan tujuan untuk
menurunkan suhu dalam ruang bakar. Ketika campuran udara-bensin dan gas buang
bercampur bersama, proporsi campuran menjadi kurus, selanjutnya panas hasil
pembakaran dibawa oleh gas buang. Akibatnya, suhu maksimum dalam ruang bakar
menurun sehingga kadar NOx dalam gas buang mengecil.
Kesimpulan : Pencemaran udara
merupakan masalah yang memerlukan perhatian khusus, khususnya untuk daerah-daerah
kota besar. Pencemaran udara yang ada dapat berasal dari asap kendaraan bermotor,
asap pabrik ataupun partikel-partikel yang lain. Saat ini mulai dilakukan upaya
pemantauan pencemaran udara. Dari hasil pemantauan tersebut diketahui ada
beberapa parameter yang cukup memprihatinkan, diantaranya: debu (partikulat),
Sulfur Dioksida (SO2), Oksida nitrogen (NOx), Carbon dioksida (CO) dan
hidrokarbon (HC). Pencemar lainnya adalah timbal (Pb) yang dikandung dalam
bensin (Premium). Keberadaan timbal (Pb) di udara dapat membahayakan bagi
kesehatan manusia. Pencemaran ini terjadi salah satunya karena emisi gas buang.
Daftar
Pustaka:
Ratnani.2008.TEKNIK PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA YANG
DIAKIBATKAN OLEH PARTIKEL
Sutiman.2004. UPAYA
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA MELALUI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MOTOR BENSIN DAN
EMS
Hidayat, Atep Afia. Dan Kholil,
Muhammad.2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.